Rexa sakit

"Alhamdulillah," ucap Rubi, kemudian berdiri merenggangkan otot-ototnya ke kiri dan kanan secara bergilir setelah selesai bekerja selama 8 jam ditambah lembur 2 jam.

Hari ini Rubi bekerja selama 10 jam. Namun hari ini tak selama hari kemarin, yang mana dia menambah lembur kerja selama 5 jam. Jika kemarin pulang hingga larut malam, kini hanya memasuki waktu maghrib saja.

Susi menepuk pundak Rubi. Tepukan Susi membuat Rubi membalikkan badannya dan menundukkan pandanganya karena tinggi Susi di bawah dadanya.

"Aku pulang duluan ya, suami ku udah nunggu aku diluar," kata Susi yang sudah bersiap hendak meninggalkan pabrik karena suaminya sudah menunggunya. Pergi maupun pulang bekerja, Susi selalu diantar jemput oleh suaminya. Tak seperti Rubi yang pergi dan pulang bekerja selalu di sambut oleh angkot dan tukang ojek.

Rubi tersenyum." Iya, hati-hati," sahutnya.

"Dadaaa, Rub. Sampai ketemu besok ya!" Susi melambaikan tangannya sambil berlalu.

Rubi menatap punggung Susi dengan tatapan entah berantah. Tapi yang jelas, dia iri pada Susi yang dia anggap hidupnya jauh lebih beruntung dari pada dirinya. Punya keluarga yang peduli padanya. Punya suami yang baik, tanggung jawab, dan juga bekerja. Punya seorang putra yang sedang gemas-gemasnya. Padahal Susi bukanlah sosok wanita yang cantik dan bertubuh bagus, tapi hidupnya dikelilingi oleh support system yang luar biasa bagus. Sementara dirinya? Rubi tersenyum getir. Jangankan memiliki support system yang luar biasa bagus seperti Susi, suami saja hanya suami kontrak yang akan meninggalkan nya setelah 25 hari lagi.

Sadar jika line sudah kosong dan sudah memasuki waktu magrib, Rubi berinisiatif untuk melaksanakan ibadah Maghrib di mushola yang ada di area pabrik terlebih dahulu sebelum pulang.

Helaan nafas lega terhembus dari rongga mulut Rubi saat dirinya turun dari ojek tepat di depan rumahnya. Jika kemarin malam kedatangannya langsung di sambut oleh suaminya, tapi kali ini tidak. Jangankan melihat suaminya, keluarga lainnya saja tak terlihat. Rumah itu terlihat begitu sepi menurut penglihatan mata Rubi.

Tapi meski nampak sepi pintu rumah itu tak terkunci. Rubi dapat melenggang masuk ke dalam kamarnya. Sesaat merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur sebelum dia membersihkan tubuh kotornya itu.

"Rexa..." Tiba-tiba Rubi teringat pada suaminya itu.

Rubi menghentikan gerak langkahnya saat melintasi kamar Rexa. Berniat mengetuk pintu sekedar ingin menyapa si penghuni kamar tersebut. Namun tangannya seketika membeku di udara saat mendengar sapaan sekaligus sebuah perintah.

"Rub, kebetulan banget kamu udah pulang. Cepat masak, Rub. Ibu lapar banget."

Bu Atun, satu-satunya orang yang tak dapat dibantah perintahnya di rumah itu, tiba-tiba nongol dari balik pintu utama rumahnya. Penampilannya mengundang tanda tanya dibenak Rubi. Ingin bertanya 'dari mana, bu?' namun Rubi menahannya dan memilih menurunkan tangannya lalu segera beranjak ke dapur.

Dalam keadaan masih memakai seragam pabrik dan belum sempat membersihkan diri, Rubi berjibaku di atas kompor. Memasak untuk seluruh keluarganya.

"Yah, goreng tempe lagi, sambel terasi lagi, ikan asin lagi, lalap terong lagi. Lama-lama aku bisa kena dampak gizi buruk kalau mengkonsumsi makanan begini terus, mba." Tatung datang dan langsung protes saat dia membuka tudung saji menemukan menu makan malam yang telah disebutkan nya tadi.

Rubi yang tengah mencuci piring pun lantas menghentikan aktifitasnya lalu mendekati Tatung.

"Kamu ngomong apa tadi, Tung?"

"Aduh duh duh duh duh sakit, mba."

Mendengar keluhan adiknya itu membuat Rubi gemas sekaligus geram. Dan dengan tidak berperasaan, dia menjewer kuping Tatung.

"Masih syukur mba mau masakin tempe, ikan asin, sambal, dari pada mba masakin rumput pakan sapi," kesal Rubi lalu menghempas telinga Tatung.

Tatung memegang kupingnya sambil meringis." Mba kok tega banget sih jewer kupingku."

"Tega-tega gundul mu. Kamu itu yang tega. Mba mu udah capek-capek masakin masih kamu komplain juga."

"Katanya kalau masih dalam proses pertumbuhan itu kan harus banyak-banyakin makan lemak dan protein, mba. Bukan makanan yang begini," kilah Tatung dan selalu beralasan.

Rubi mendengus kesal." Lemak! Protein katamu? badan mu itu udah berlemak over, Tung. Mau nambah lemak berapa kilo lagi? 100kg! 200kg! Kamu mau obesitas terus ngga bisa jalan? Kalau kamu ngomongin masalah protein........." Rubi mengambil satu piring goreng tempe dan memperlihatkannya pada Tatung." Nih, tempe. Tempe ini juga mengandung protein, Tung. Kamu habiskan aja semuanya kalau ngga cukup satu."

"Ada apa sih ribut-ribut? Dan kamu, Rub, kenapa ngomelin adikmu?" Bu Atun tiba-tiba masuk ke dapur langsung nyerocos dan mengintrogasi Rubi.

"Anak manja ibu nih komplain apa yang aku masak." Rubi mengadu dan berharap ibunya itu membelanya.

Bu Atun melihat ke arah meja makan. Menatap diam meja itu sesaat, kemudian dia menarik bibirnya ke kedua sisi." Gimana si Tatung ngga komplain, Rub. Wong kamu aja masaknya cuma goreng tempe ikan asin sama sambal!"

Rubi menghela nafas kesal. Dia pikir sang ibu membelanya ternyata sama saja dengan anak manjanya itu.

"Terus harus ku masaki apa, Bu? Bahan yang ada cuma itu aja di dapur ini."

"Ya kamu masakin yang lebih enak kek, bukan yang kayak gitu."

Dan ucapan Bu Atun yang terkesan menggampangkan membuat Rubi semakin kesal.

"Sejak kapan ibu komplain aku masak begini? Bukannya apa yang ku masak ini ibu suka? Apa jangan-jangan lidah ibu udah berubah selera karena sering makan enak di luar pakai duit amplop kondangan!"

Sindiran Rubi membuat bu Atun terdiam dengan mulut sedikit mangap.

"Kalau ibu mau tak masakin yang enak ya belanja bahannya dong pakai duit amplop itu. Jangan cuma Ibu nikmati sendiri. Kasihan kan si Tatung, kalau ku masaki menu begini terus tiap hari."

Rubi pikir sekali-kali ibu nya itu memang harus disindir biar mikir. Itu pun kalau ibunya masih berotak untuk berpikir. Setelah puas menyindir, Rubi beranjak untuk membersihkan tubuhnya. Mau dimakan atau pun tidak oleh kedua ibu dan anak itu terserah. Yang penting dia sudah menyediakan makanan untuk mereka.

Setelah membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Rubi mengetuk kamar Rexa dan memanggilnya pelan. Namun tak ada tanda-tanda sahutan dari dalam. Dan terpaksa dia membuka kamar itu pelan-pelan.

Di atas kasur sana, nampak Rexa tengah tidur meringkuk sambil memegang perutnya.

"Rexa...." Rubi nyelonong masuk karena khawatir terjadi apa-apa pada pria itu.

"Kamu kenapa, Rex? Kamu sakit?" Tanya Rubi setelah mendekati pria itu.

Rexa mengangguk pelan." Iya, Rub. Perutku sakit. Kayaknya aku masuk angin."

Saat Rubi agak bingung harus bagaimana menolong Rexa, sorot matanya mengarah pada piring yang terletak di atas meja belajar Tatung. Rubi pikir kenapa Rexa jorok sekali bekas makannya tidak di bawa ke dapur. Rubi mendekati meja itu. Dan dari jarak yang sangat dekat, dia bisa melihat piring itu berisi nasi bungkus dan masih terdapat nasi utuh yang tak tersentuh serta secuil garam di sisi nasi tersebut.

Rubi menoleh pada Rexa." Rex, apa tadi siang kamu ngga makan?"

"Maaf, Rub. Tadi aku benar-benar ngga bisa memakan nasi bungkus pemberian mu. Kalau kemarin masih bisa ku makan karena ada kuahnya. Tapi tadi siang aku ngga bisa memakannya karena cuma pakai garam. Aku ngga terbiasa makan pakai garam."

"Hah!" Rubi terbengong." Apa-apa kamu serius makan nasi bungkus cuma pakai kuah dan garam?" Tanya Rubi heran dan agak kurang percaya.

"Kenapa kamu bertanya. Bukannya nasi-nasi itu dari kamu?" Rexa yang tak kalah heran dari Rubi balik bertanya.

"Kata siapa?"

"Kata adikmu, Danang."

Rubi geleng-geleng kepala. Kedua tangannya mengepal kuat, dan sorot matanya menajam.

"Danaaaaaaaaaaaaaaaaaaanggggggg."

Terpopuler

Comments

Rita susilawati

Rita susilawati

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-08-07

0

EkaYulianti

EkaYulianti

ketahuan 🤣🤣🤣🤣

2024-06-13

0

Susanty

Susanty

mending ngontrak atau pergi aja dari rumah rub, biar keluarga kamu tuh berfikir dan berubah kalo gak ada kamu. bisa apa keluarga kamu tanpa kamu. ibumu yang seharusnya ngasih semangat ke anaknya, malah bikin beban hidup anaknya,

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!