Marsono dikeroyok

"Rub, Rubi....!"

Mendengar ada yang memanggil namanya, Rubi culingak culinguk mencari sumber suara itu. Mata Rubi melebar saat melihat seorang pria cungkring menyempil dan terdorong sana sini oleh para wanita berseragam yang sedang berdesak-desakan memasuki gedung pabrik.

Pagi ini pintu masuk gedung pabrik telat dibuka sehingga menyebabkan ribuan karyawan menumpuk di depan pintu dan kini mereka masuk saling berdesak-desakan termasuk Rubi dan Marsono.

"Kamu kenapa nyempil disini? Laki-laki itu di belakang bukan di sini," protes salah satu wanita yang tengah berdesak-desakan dengan Marsono.

"Enak banget ya kamu depan belakang pinggir atas bawah nyentuh susu gratis," timpal wanita lainnya dengan kesal.

"Nih orang sengaja kali mencari kesempatan dalam kesempitan. Biar bisa gre pe - gre pe in susu sama bo-kong kita." Wanita lainnya ikut menuduh.

"Gre pe - gre pe gundul mu. Kalian ngga tau siapa aku? Aku ini supervisor finishing. Lagian siapa juga yang demen sama susu kalian. Udah pada bau ketek hueek mau muntah aku nyium bau ketek kalian," sanggah Marsono sekaligus mengejek wanita-wanita itu.

Dan tentu saja ejekan Marsono membuat para wanita-wanita itu geram serta marah.

"Ooo kurang asem ini laki sok kegantengan. Cangkem bosok mu minta di timpuk kayae...."

"Yowes timpuki ae, mba, dari pada meresahkan sampean," seru Rubi dengan suara keras.

Seruan Rubi seakan menyemangati para wanita-wanita itu untuk memukuli Marsono. Ketiga wanita itu langsung mengeroyok kepalanya dengan membabi buta. Menimpuki kepalanya dengan tangan dan ada juga yang menggunakan tas serta botol minuman.

Pak puk

Pak puk

Marsono yang kesulitan menghindar, akhirnya pasrah dan menerima pukulan-pukulan dari wanita-wanita yang dia ejek tadi.

"Aduh, ampun ampun ampun," ucap iba Marsono sambil tangannya di letakkan di atas kepalanya. Namun sayang, para wanita-wanita itu tak menghiraukan ibaan nya dan terus memukulinya hingga pria itu tersungkur di atas tanah lalu terinjak-injak oleh karyawan lainnya.

Rubi tersenyum smirk." Rasain emang enak," lirihnya.

"Rub, Rubi...."

Susi tergopoh-gopoh menghampiri Rubi yang sudah duduk di mesin jahitnya.

"Apa?" Tanya Rubi.

"Tadi di luar aku lihat Marsono di angkat pake tandu. Bagian tangan dan mukanya banyak darah. Dia kenapa ya, Rub?"

Susi yang datang agak telat tidak melihat insiden yang telah terjadi. Dia hanya melihat pengevakuasian Marsono saat pintu gerbang sudah surut dari ribuan pekerja.

"Oh."

"Kamu kok jawabnya cuma 'Oh' doang sih, Rub."

"Terus aku harus nangis histeris sambil lesehan gitu!"

"Bukan gitu. Aku penasaran aja si Marsono kenapa?"

"Tadi dia itu dipukuli sama ibu-ibu lantaran nyari susu."

"Hah!" Susi terbengong." Maksud mu apaan sih, Rub? Aku ra mudeng. Masa nyari susu sampe di pukuli sama ibu-ibu."

"Ya gimana ngga di pukuli wong yang di cari susu nya ibu-ibu itu."

Susi bengong." Sumpah, Rub, aku belum ngerti maksud mu."

"Susilawatiiii !"

Susi dan Rubi menoleh ke arah sumber suara. Setelah melihat siapa yang menegur mereka, Susi tersenyum nyengir.

"Eh bapak Jayus, udah datang to," kata Susi.

"Bapak-bapak. Sejak kapan aku jadi bapak mu, Sus?" Protes pak Jayus yang enggan di panggil bapak.

"Sejak saya bekerja di pabrik ini, bapak."

Pak Jayus membuang nafasnya dengan kasar." Bisa ngga sih kamu cukup panggil saya 'pak' ngga perlu pake embel-embel 'ba-pak' ?"

"Lah, apa bedanya 'pak sama 'bapak' bapak Jayus?"

Pak Jayus kembali membuang nafasnya dengan kesal." Udah lah. Capek saya ngomong sama kamu. Sekarang cepat kamu ke mesin mu jangan ngobrol mulu. Udah waktunya kerja."

"Enggih, bapak." Susi bergegas pergi ke tempat kerjanya.

Pak Jayus melihat ke arah Rubi." Rub!"

Rubi yang tengah mengotak atik mesin pun mendongak." Kenapa, pak?"

"Saya dengar pak Marso dibawa ke rumah sakit. Kok kamu masih ada disini, Rub?" Tanya pak Jayus.

"Lah, terus saya harus kemana, pak?"

"Apa kamu ngga nemenin pak Marso di rumah sakit?"

"Dari pada nemenin dia mending saya kerja dapat duit. Kalau saya nungguin Marsono dapat apa?"

Alis tebal pak Jayus terangkat satu.

"Saya mau kerja dulu, pak. Nanti saya keteter kalau ngobrol terus sama, pak Jayus ."

Rubi kembali menjalankan mesinnya dan tak mempedulikan atasannya yang masih menatapnya dengan heran.

Bagi pak Jayus sendiri, Rubi satu-satu karyawannya paling rajin, ulet, giat dan pekerjaannya pun rapih. Oleh karena itu, dia tidak pernah memarahi Rubi. Perlakuan pak Jayus terhadap Rubi terkadang membuat iri beberapa karyawan lain padanya.

Jam istirahat. Rubi dan Susi yang hendak keluar melihat ke arah Sundari yang sedang duduk lesu di tempat kerjanya dan muka nya pun terlihat pucat.

"Kenapa tuh si Sundel. Tumben-tumbenan belum keluar. Biasanya dia ngacir duluan kalau istirahat," kata Susi.

Rubi mengangkat kedua bahunya." Ra urus. Udah yuk! Perutku laper banget nih." Kemudian mengaitkan tangannya pada tangan Susi lalu menarik paksa tubuh tambun itu.

Susi yang ditarik paksa pasrah saja, namun matanya terus memperhatikan Sundari.

"Rub, aku kok jadi kepikiran sama si Sundari ya!" kata Susi saat mereka sudah keluar pabrik dan pergi menuju kantin.

"Halah, ngapain mikirin dia, Sus. Dia aja ngga pernah mikirin kamu. Paling juga dia mikirin si Marso yang masuk rumah sakit," sahut Rubi seakan tak peduli. Tapi sebenarnya dia juga merasakan hal yang sama dengan Susi. Hanya saja, dia tak mau peduli.

"Iya juga sih. Ngapain ya aku mikirin dia, dia aja ngga pernah mikirin aku apalagi mikirin perasaan temanku yang satu ini."

"Ah, udah basi....." Rubi mempercepat langkahnya. Susi yang gerak jalannya lamban pun kesulitan mengejar gerak langkah lebar Rubi karena Rubi memiliki kaki yang jenjang. Sedangkan Susi?. Ibarat angka, perbedaan Rubi dan Susi itu seperti angka sepuluh. Rubi angka satu dan Susi angka nol. Perbedaan yang jompang itu seringkali dijuluki 'bestie sepuluh' oleh rekan satu Line.

"Rub, Alon-alon ae ngapa si!" protes Susi.

Rubi menghentikan gerak langkahnya lalu melangkah mundur. Setelah tubuhnya sejajar dengan Susi, dia mengaitkan tangan nya pada tangan Susi, kemudian menarik paksa tubuh tambun temannya itu.

Tok

Tok

Rexa bangkit lalu membuka pintu. Keningnya mengernyit melihat Lina di ambang pintu dengan penampilan serta senyuman menggoda.

"Mas Marso, saya bikinin kopi untuk, mas." Lina menyodorkan segelas kopi hitam ke arah Rexa.

Rexa tersenyum miring dan menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.

"Mimpi apa kamu semalam sampai kepikiran membuatkan kopi untuk saya?"

Lina tersenyum nyengir seakan dirinya nampak imut. Tapi di mata Rexa, wanita di hadapan nya itu bukan imut melainkan amit-amit.

"Ngga ngimpi apa-apa, mas. Saya kan peduli sama mas ngga kayak, mba Rubi."

Membandingkan dirinya dengan Rubi membuat Rexa menajamkan sorot matanya.

"Tau apa kamu tentang istri saya, hah?" Bentak Rexa. Lina sontak terperanjat sampai kopi yang dipegangnya tumpah-tumpah.

"Pergi dari hadapan saya dan bawa kopi mu atau mau saya adukan sama....." Pandangan Rexa beralih ke arah luar. Dari kaca jendela nampak Danang baru turun dari motornya sambil menenteng kantong plastik. Tak hanya Rexa, Lina pun ikut menoleh ke arah luar. Melihat kedatangan suaminya, Lina terbirit-birit meninggalkan Rexa sampai kopinya berceceran di lantai.

"Mas, nih nasi bungkus dari mba Rubi," kata Danang pada Rexa yang masih berdiri diambang pintu kamarnya.

Setelah Rexa menerimanya, Danang melengos pergi.

Seperti kemarin. Sebelum membuka nasi bungkus sebagai makan siangnya, Rexa mengambil piring dan sendok ke dapur. Setelah itu, dia meletakan nasi bungkus itu di atas piring lalu membukanya. Setelah terbuka, Rexa termangu melihat isi nasi bungkusnya.

"Ternyata makan siang ku kali ini lebih buruk dari pada kemarin. Kemarin masih mending nasi ada kuah sayurnya. Sekarang malah cuma nasi sama seupil garam."

.

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

emang di rmh si bu atun & lina gak masak, gak ada makanan kalo rubi gak masak? kebangetan nih danang.
gemes bgt aku /Hammer/

2024-06-13

0

Susanty

Susanty

jahat bgt Danang, kelakuan bisa di percaya

2024-05-15

1

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

wah.asem bngt tu si danang..nnti bru tw rsa tu stelah rubi tw klakuanx..

2024-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!