Amplop kondangan

Jawaban Rubi yang agak nyeleneh itu tak membuat Rexa percaya. Dia pikir mana mungkin Rubi memukul pria itu dengan begitu marahnya jika hanya sekedar ditagih setoran panci yang harganya tak seberapa.

Rexa bergegas mengekor di belakang Rubi berniat akan bertanya kembali. Dia terus mengikuti gerak langkahnya hingga sampai di depan pintu kamar mandi, Rubi berhenti lalu berbalik badan. Dan otomatis, Rexa pun ikut berhenti.

"Kamu mau ngapain ikutin aku terus?" Tanya Rubi kesal.

"Aku mau....."

"Aku mau pup. Apa kamu mau ikutan pup juga?" Potong Rubi yang membuat Rexa menahan nafasnya sesaat, serta mulutnya agak menganga, dan tatapan yang tak berkedip.

Rubi membuang nafasnya dengan kasar lalu membuka pintu kamar mandi dan 'brak' suara pintu yang dibanting itu membuat Rexa terperanjat.

Tanpa sepengetahuan Rexa, dibalik pintu kamar mandi itu, istrinya menangis. Menumpukan wajahnya diantara kedua lutut yang di tekuk. Dan sebisa mungkin tangisan nya itu tidak menimbulkan suara.

Suara cempreng ibu yang berbicara dengan Danang di teras depan menarik perhatian telinga Rubi yang sedang berada di dapur. Hingga dia memberhentikan aktifitasnya, lalu beranjak menghampiri mereka. Setelah berada di ambang pintu utama, Rubi termangu menatap barang belanjaan yang begitu banyak tergeletak di atas lantai.

"Eh, Rub. Jangan bengong aja. Ayok bantuin bawain barang-barang ibu ke kamar," titah Bu Atun.

Tatapan Rubi berpindah dari barang-barang itu ke muka sang ibu yang penuh dengan keringat sampai bedak dan lipstiknya luntur.

Sedangkan Danang melengos masuk begitu saja sambil menenteng tiga kantong plastik di tangannya.

"Ibu dari mana dan ini semua apa?" Tanya Rubi yang mulai mencurigai sang ibu berbelanja memakai duit amplop kondangan. Jika tidak, dari mana dia dapat uang banyak untuk membeli semua barang-barang itu.

"Dari pasar. Udah-udah jangan banyak tanya, ibu capek. Cepetan kamu bawain ke kamar ibu," titah Bu Atun. Kemudian, dia masuk ke dalam rumah dan membiarkan barang-barangnya ditinggal karena dia pikir ada Rubi yang akan membawakan nya.

Rubi menghela nafas panjang melihat punggung ibunya. Kemudian tatapannya dialihkan ke arah halaman rumah. Di sana terlihat sebuah motor matic yang nampak asing sedang nangkring.

"Motor siapa yang dipakai si Danang itu?" Gumamnya pelan dan tatapannya terus menatap motor sang adik yang sudah berubah wujud dari motor obrok-obrok menjadi motor anyar.

"Rubi, cepetan bawain barang-barang ibu ke kamar!"

Teriakan Bu Atun di dalam rumah yang menggelegar itu membuat Rubi terperanjat,

kemudian lekas melaksanakan perintahnya mengangkuti semua barang belanjaan yang banyak itu ke kamarnya.

Sambil menyenderkan kepalanya di tiang pintu, Rubi memperhatikan sang ibu mengeluarkan semua isi plastik-plastik yang rata-rata adalah pakaian, sandal, sepatu, tas. Selain itu, di tubuhnya pun terdapat kalung yang cukup besar, gelang, dan tiga cincin di jari-jarinya.

"Bagus-bagus banget kan, Rub?" kata Bu Atun dengan mata berbinar-binar dan bibir yang terus menyungging senyum. Dan tangannya sibuk memamerkan barang-barangnya pada Rubi.

Melihat sang ibu yang terus memamerkan barang-barangnya membuat lidah Rubi rasanya gatal sekali ingin bertanya.

"Maaf, Bu. Ibu beli itu semua uangnya dapat dari mana?"

"Ya dari duit amplop kondangan lah."

Jawaban Bu Atun yang jujur itu membuat Rubi menegakkan berdirinya. Ternyata dugaannya benar jika ibunya memakai uang amplop untuk membeli semua barangnya.

"Apa ibu menghabiskan uang sebanyak 30 juta itu?" Rubi mulai kesal.

"Engga dong. Ibu juga beliin untuk adik mu si Tatung, tuh!" menunjuk pada dua kantong plastik yang belum di buka isinya." Si Danang juga beli. Si Lina dan anaknya juga dibeliin emas," lengkapnya.

Mendengar pengakuan sang ibu yang tanpa dipaksa itu membuat dadanya seketika berasa sesak.

"Ada berapa lagi sisa uang nya, Bu?" Rubi setenang mungkin menanyakan sisa uang yang belum terpakai. Dan berharap sang ibu menjawabnya 'masih banyak'.

"Ada 15 juta lagi, tapi itu juga udah buat tukar tambah motornya si Danang. Motor yang di luar itu punya si Danang. Bagus kan? jadi nanti kalau antar kamu ke pabrik kan ngga malu-maluin."

Rubi seketika termangu menatap sang ibu yang masih asik menguwel belanjaannya dengan senyuman yang tak kunjung pudar.

Bukan Rubi tak senang melihat ibunya membeli barang-barang yang sangat jarang dibelikan olehnya. Bukan Rubi tak suka si Danang ganti motor dengan motor yang lebih bagus. Tapi masalah, uang yang mereka pakai terdapat uang Marsono sebanyak 20 juta. Ya, anggaran pesta pernikahan itu menghabiskan modal 45 juta. Yang mana uang itu hasil patungan Rubi dan Marsono. Rubi sebanyak 25 juta dan sisanya Marsono.

Pesta pernikahan itu pun sebenarnya bukan keinginan Rubi, melainkan atas keinginan Bu Atun yang kekeh ingin mengadakan pesta dengan alasan, Rubi anak perempuan satu-satunya. Karena keinginan sang ibu yang tak bisa ditolaknya itu lah membuat Rubi mau tak mau harus menguras seluruh tabungan yang tadinya untuk membeli sepetak sawah.

Rubi kembali menyenderkan kepalanya ke tiang pintu, dan menatap lesu sang ibu.

"Kemana aku harus mencari uang untuk mengganti uang si Marsono?"

Sore hari. Rubi sibuk berjibaku di dapur memasak untuk makan nanti malam seluruh keluarganya.

"Eh, copot," ucap latah Rubi memegang dadanya saat dirinya berbalik badan, tiba-tiba ada Rexa yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakangnya.

Rexa tersenyum miring lalu bersedekap dada dengan tatapan yang tak beralih dari wajah lelah wanita di hadapannya.

"Kamu bikin aku kaget aja. Tak pikir hantu. Untung ini belum ku layangkan ke muka mu," omel Rubi, mengangkat serokan yang sedang dipegangnya.

Rexa berdecak." Emangnya ada hantu setampan wajah ku?" Tanyanya dengan penuh percaya diri.

"Adalah." Rubi menjawabnya singkat.

"Hantu apa namanya?" Kali ini Rexa bertanya serius, dan wajahnya pun berubah serius.

"Hantu yang menyerupai muka kamu haha." Rubi tertawa, kemudian melengos ke arah meja makan. Candaan Rubi membuat muka Rexa berubah kesal.

"Eh, kamu mau ngapain ke sini?" Tanya Rubi menoleh ke arah Rexa yang masih berdiri mematung.

"Aku, aku....teh mana? Aku ingin membuat teh," jawab Rexa. Sebenarnya kedatangan nya ke dapur untuk meminta Rubi membuatkan teh. Tapi melihat wajah wanita itu yang nampak kelelahan membuat dirinya enggan menyuruhnya.

"Kamu mau minum teh?" Tanya Rubi, dan langsung di anggukan oleh Rexa." Sebentar. Biar aku saja yang buat." Rubi kemudian menyeduh teh untuk Rexa.

Di tengah Rubi membuatkan teh dan Rexa berdiri menunggu Rubi, Danang datang sambil membawa cangkir kopi yang sudah tinggal ampasnya, dan mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

Uhuk

Rexa yang menghirup asap rokok Danang pun terbatuk membuat Rubi dan Danang menoleh ke arahnya dan mengerutkan kening mereka.

'Aneh' satu kata itu yang ada di otak Rubi. Karena baru kali ini dia melihat seorang pria terbatuk oleh asap rokok.

Beda halnya dengan Danang. Pria itu mengerutkan dahinya karena merasa familiar dengan kaos yang sedang di kenakan oleh kakak iparnya itu.

"Kok, kaos mas Marso kayak kaos kesayangan ku!"

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

keluarga toxsit. gregetan aku sama ibu & adik² nya Rubi.

2024-06-13

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Gak dah it dech Danang..., sama ipar sendiri juga

2024-02-20

1

Andariya 💖

Andariya 💖

rubi..rubi kelurga kamu kok giu sih

2024-02-19

3

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!