Pemandangan tak biasa

"Marso!"

Rexa yang mendengar gumaman Danang pun lantas mengerutkan keningnya. Pria itu menyebut nama Marso, tapi tatapannya ke arahnya. Padahal namanya Rexa bukan Marso.

"Da..." Rubi menghembuskan nafasnya ke atas melihat Danang yang pergi dengan langkah terburu-buru. Padahal baru saja dia hendak memanggilnya, adiknya itu sudah melengos pergi.

"Kenapa adikmu menyebutku Marso?" Tanya Rexa melihat ke arah Rubi yang tengah mengaduk-aduk gelas berisi teh.

Sadar jika Rexa bertanya padanya, Rubi lantas menoleh ke arahnya. Namun, dia tak langsung menjawabnya melainkan melototi nya.

"Apa kamu lupa tentang poin nomer 2 yang kita sepakati bersama?"

Rexa menggelengkan kepalanya." Aku lupa."

"Poin nomer 2. Enggak boleh banyak tanya kalau enggak_"

"Kupingku di iris," sambung Rexa memotong ucapan Rubi.

"Nah, itu kamu tau. Aku akan iris kuping mu kalau....." ucapan Rubi terhenti saat melihat Danang kembali bersama Lina.

"Tuh, lihat. Benar kan itu baju ku, Lin?" Danang memberitahu Lina menunjuk ke arah Rexa menggunakan dagunya, membuat pria yang ditunjuknya reflek memegang kaos ketat yang dipakainya.

"Tuh kan nggak salah lagi. Tulisannya aja sama 'badboy'. Warnanya juga sama warna biru," lanjutnya yang seakan mengklaim kaos yang dikenakan Rexa benar-benar miliknya.

Rexa semakin menarik lebar kaosnya. Memperhatikan tulisan 'badboy' yang ada di depan kaos itu. Selain itu, warnanya juga sama persis dengan apa yang Danang sebutkan tadi.

"Jadi ini kaos mu?" Tanya Rexa pada Danang.

"Iya. Aku yakin itu kaos ku. Kenapa bisa dipake sama kamu?"

Pertanyaan Danang membuat Rexa menoleh ke arah Rubi yang hanya berdiri mematung. Namun sorot mata wanita itu menatap kesal ke arah Danang. Rexa kemudian kembali menyorot ke arah Danang.

"Aku_"

"Udah sih mas. Mas Marso kan cuma minjam. Nanti juga dibalikin lagi," kata Lina pada Danang. Menyela ucapan Rexa seolah membelanya.

Mendengar nama Marso, Rexa terbengong." Wanita itu menyebutku Marso juga. Siapa sebenarnya Marso?

"Apa kata mu! pinjam?" kata Danang dengan suara tinggi.

"I-iya. Mas Marso cuma pinjam aja. Nanti juga akan dibalikin lagi. Iya kan mas?" Ucap Lina meminta pendapat Rexa. Sebenarnya bukan tanpa ada maunya wanita itu membela Rexa. Selain melihat tatapan sang kakak ipar yang menakutkan, dia juga ingin dipandang baik oleh suami kakak iparnya yang diam-diam dikaguminya.

"Oh jadi kamu yang ngasih, Lin? kamu kan tau itu baju kesayangan ku. Kenapa dikasih sama orang yang baru dikenal?" Cecar Danang.

"Heh, Danang!" sentak Rubi yang sudah tak tahan menahan kesalnya pada sang adik.

Danang yang tak melihat keberadaan sang kakak pun sontak terkejut. Lalu menoleh ke arah dimana kakaknya itu berdiri. Seketika matanya melebar." Mm..mba Rubi!"ucapnya gugup.

"Orang baru, orang baru gundul mu. Dia itu suami mba. Emangnya kenapa kalau baju kamu dipakai sama suami mba? lagian kamu beli kaos itu juga uangnya dari mba, kan?"

Danang menunduk takut. Jika sang kakak sudah marah jangankan melawannya, menatap mata nya saja berasa dikuliti hidup-hidup.

"Lagian kaos kamu banyak. Bukanya tadi juga kamu habis borong lagi sama ibu?"

Danang hanya diam mendengar cerocosan Rubi. Tapi ekor matanya melirik ke arah Lina dan bahunya menyenggol-nyenggol lengannya seakan dia protes 'kenapa nggak bilang kalau ada mba Rubi disini?.

Melihat nyali Danang menciut, Rexa senyam senyum pada Rubi.

"Awas aja kalau sekali lagi kamu mengungkit kaos yang dipakai suami mba, nggak akan mba kasih duit kalau kamu minta."

Danang geleng-geleng kepala." Nggak kok, mba, nggak.Ya udah kaos nya buat mas Marso aja."

"Gitu dong."

Setelah Danang dan istrinya pergi dari dapur, Rubi mendekati Rexa." Nih, teh nya!" Menyodorkan gelas teh ke arah pria itu.

Rexa meraih gelasnya." Thanks." Kemudian melengos.

"Rexa..!"

Rexa menghentikan gerak langkahnya dan berbalik badan.

"Aku minta maaf atas sikap adik ku tadi," ucap Rubi merasa bersalah.

"Enggak masalah selagi kamu berkuasa di rumah ini dan selalu membelaku."

Mendengar jawaban Rexa, Rubi terbengong. Sementara Rexa tersenyum lebar lalu beranjak.

Rexa yang sudah tak tahan menahan kantong kemihnya yang sudah penuh pun terpaksa bangun dan buru-buru melangkah kan kakinya ke arah dapur. Namun baru saja langkahnya sampai di ambang pintu dapur, dia disuguhkan oleh pemandangan yang baru pertama kalinya dilihat.

"Siapa wanita itu?"

Di depan wastafel sana, seorang wanita sibuk mencuci piring dengan posisi memunggungi. Penampilan wanita itu cukup menggoda pria normal mana pun yang melihatnya. Daster lengan pendek sebatas lutut yang dikenakan nya itu memperlihatkan kaki jenjangnya yang nampak eksotis. Dan rambut panjang yang di ikat asal memperlihatkan leher jenjangnya.

Seakan wanita itu memiliki magnet, Rexa terus memandanginya tanpa kedip sampai dia selesai mencuci, kemudian berbalik badan. Sontak wanita itu terperanjat dengan kedua bola matanya membesar melihat keberadaan seorang pria di ambang pintu.

"Ka-kamu...!" Tunjuknya terkejut.

Sedangkan Rexa yang di tunjuk hanya termangu dengan alam pikirnya.

Sadar jika penampilannya hanya menggunakan daster pendek dan tak memakai hijab, wanita itu berlari. Namun karena di ambang pintu ada Rexa yang menghalangi jalannya, dia memaksakan diri menerobos celah yang ada hingga tubuh Rexa ikut terdorong lalu terjungkal. Wanita itu tak mempedulikan nya. Dia lekas melangkah lebar ke arah kamarnya.

Rexa meringis memegang pantatnya." Cantik sih tapi sayang bar bar," gerutunya dengan kesal.

Setelah berada di kamar, wanita itu menghembuskan nafas besar." Rub, Rub. Bisa-bisanya kamu lupa kalau ada orang lain yang berjenis kelamin laki-laki di rumah ini," gumamnya pelan, kemudian segera mengganti pakaiannya.

Seperti biasa. Rutinitas Rubi adalah bangun subuh dan langsung berjibaku dengan pekerjaan rumah setelah melaksanakan ibadah subuh. Namun, subuh kali ini seakan lupa jika di rumahnya ada orang lain. Oleh karenanya, dia dengan santainya memakai daster yang biasa digunakan untuk tidur. Lagi pula, semua anggota keluarganya itu selalu bangun siang. Jadi ketika mereka bangun, Rubi sudah rapih dengan penampilan tertutupnya.

Setelah mendengar suara pintu kamar sebelah tertutup dan meyakinkan jika si penghuni kamar sudah kembali ke kamarnya, Rubi keluar dan kembali ke dapur untuk melanjutkan aktifitasnya.

Plak

Rubi menggeplak tangan Tatung saat tangan adiknya itu mau mencomot ayam goreng yang tinggal sisa dua potong di atas piring. Sontak geplakan nya itu membuat Tatung terkejut.

"Itu buat suami mba. Jangan kamu makan. Awas aja kalau dimakan."

Ancaman Rubi membuat muka adiknya itu merengut. Tapi Rubi tidak peduli.

"Ya ampun, Rub. Kamu kok pelit banget sama adikmu sendiri." Bu Atun yang tengah mengunyah penuh di mulutnya tiba-tiba protes pada Rubi.

"Pelit gimana sih, Bu. Si Tatung udah ngabisin tiga potong. Masa ngga cukup-cukup." Sahut Rubi kesal.

Dua potong ayam goreng itu bagian Rexa yang belum bangun tidur. Danang serta Lina sudah makan lebih dulu dan telah menghabiskan berpotong-potong ayam goreng. Sedangkan Bu Atun dan Danang sudah menghabiskan masing-masing tiga potong. Sementara Rubi hanya satu. Dan kini, ayam goreng yang seharusnya sampai untuk makan siang juga, tak tahu nya hanya tinggal sisa dua potong lagi.

"Namanya juga lagi proses pertumbuhan, mba. Jadi ya makannya banyak," kilah Tatung alih-alih membela diri.

"Proses pertumbuhan, proses pertumbuhan gundul mu. Yang harus dibanyakin itu ya nasinya bukan lauknya. Kamu makan daging sekilo juga ngga bakal bikin perut mu kenyang."

"Udah Rub, kamu kasih aja. Kasian adikmu. Lagian kamu kan bisa goreng lagi buat suami mu."

Rubi membuang nafasnya dengan kasar. Mendengar pembelaan sang ibu yang santai itu membuat dirinya kesal. Kemudian dia bangkit. Mengambil sisa ayam goreng dua potong tadi lalu di letakkan secara kasar ke atas piring Tatung yang tinggal menyisakan tulang belulang ayam.

"Habiskan semuanya sama kamu. Jangan sampai sisa sekali pun tulangnya. Biar cepat tumbuh besar dan kuat lalu bantuin mba nyari duit. Awas aja kalau tulangnya ngga kamu makan." Setelah berkata keras di telinga Tatung dengan mata melotot, Rubi beranjak meninggalkan ibu dan anak bungsunya yang selalu dibelain dalam hal apapun. Bu Atun terbengong dengan mulut kembung penuh makanan. Sedangkan Tatung mengorek-ngorek kupingnya yang mendengung setelah diteriaki oleh sang kakak.

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

ada ya ibu & adik² model begini. mending pindah rmh setelah menikah. biarin ibu & adik²nya cari penghidupan masing².

2024-06-13

1

Susanty

Susanty

miris bgt Rubi ya Allah kasian😭😭😭 hidup bersama keluarga tapi bagaikan sapi perah, semua harus Rubi yang cape cari duit,bersih² rumah dan masak.
sabar ya Rubi semoga jodohmu bener² rexa

2024-05-15

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kasihan banget rubi semua dia yg kerjain...widih..udah cari duit dia..parah ni keluarga..

2024-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!