Tangisan Safa

Pukul dini hari tepatnya jam satu malam. Rubi tersentak ditengah tidurnya saat tiba-tiba gendang telinganya menangkap suara tangisan Safa, keponakannya.

Tangisan yang semakin lama semakin kencang itu membuat Rubi terusik dan tak bisa memejamkan matanya kembali.

Dan terpaksa, dia bangkit lalu pergi ke kamar Danang dengan perasaan kesal.

Saat Rubi berjalan ke arah kamar Danang, tak hanya suara tangisan Safa saja yang terdengar, akan tetapi suara keributan antara Danang dan Lina pun ikut serta meramaikan suasana kamar adiknya itu.

"Kamu itu gimana sih, Lin. Bukannya di diemin anaknya malah molor aja. Berisik tau!"

"Gantian kamu nya dong, mas. Seharian aku terus yang jagain. Capek tauu!"

"Lah, kamu kan ibunya. Udah kewajiban kamu jagain dia."

"Lah, kamu juga bapaknya. Berkewajiban jagain juga."

"Tugas ku kan nyari duit, Lin. Kalau aku dapat duit kamu juga yang senang."

"Halah, nyari duit apa nongkrong sama teman-teman mu? Nyari duit kok kalau pulang ngga pernah ngasih duit ke aku."

"Otak mu itu ya duiiiiiiittttt mulu."

"Lah, salah ngomong nya dimana? Kan kamu sendiri yang bilang tugas mu nyari duit, tapi kalau pulang ngga pernah bawa duit."

"Kamu itu ya be.............."

Brak

Brak

Rubi menggebrak-gebrak pintu kamar Danang dengan kuat sampai kamar mereka bergetar seperti getaran gempa bumi. Dan gebrakannya berhasil membuat ke dua mulut yang sedang beradu argument itu seketika terdiam. Namun tidak dengan suara tangis Safa yang semakin kencang saja. Entah apa yang terjadi pada balita itu.

"Danang, buka pintunya?" Teriak Rubi sambil tangannya terus menggedor pintunya. Namun tak ada tanda-tanda pintu itu di buka dari dalam. Karena kesal adik dan istrinya yang tak kunjung membuka kan pintu, Rubi kembali menggebrak pintunya lebih kencang sambil mengancam.

Brak

Brak

"Buka. Kalau ngga, mba tendang pintunya. Tak hitung sampai tiga. Satu......dua.....ti..."

"Rub, kamu itu kok kayak kesetanan gebrak-gebrak pintu tengah malam. Ganggu orang tidur sejagat raya aja kamu tuh."

Baru saja Rubi hendak melayangkan kakinya ke arah pintu kamar Danang, Bu Atun menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamarnya dengan rambut mengembang seperti gulali dan dengan muka kesal.

"Gimana aku ngga kesetanan, orang setan sama jurig nya aja ada didalam kamarnya si Danang," sahut Rubi yang tak kalah kesal dari muka sang ibu.

"Kamu itu ya paling bi......"

Kreeek

Pintu kamar Danang yang tiba-tiba terbuka memutus kekesalan Bu Atun, dan Rubi langsung menghunus tajam ke arah sosok di depannya. Danang langsung menunduk takut.

"Tengah malam gini apa yang kalian ributkan, hah?" Bentak Rubi membuat Danang dan Bu Atun tersentak. Bu Atun segera menutup pintunya kembali. Sedangkan Danang masih diam ditempat seperti seorang siswa yang sedang di hukum oleh gurunya.

"Katakan, apa?" Rubi kembali membentak karena Danang yang tak kunjung menjawab.

"A-anu, mba. Si Lina ngga mau diemin si Safa."

Lina yang mendengar Danang menyalahkan dirinya pun lantas menyahut dari dalam.

"Kok kamu cuma nyalahin aku aja sih! Safa kan anak kamu juga. Masa cuma aku doang yang ngurusi si Safa."

"Tapi kan kamu ibunya yang lebih berkewajiban menjaga, Safa," timpal Danang yang tak mau kalah.

"Lah, kamu kan ba....."

"Diam!" Teriakan Rubi membuat Lina seketika bungkam. Dan Danang mengerucut mundur selangkah.

"Gini nih kalau orang tua yang bisanya cuma nyoblos dan di coblos doang. Cuma modal batang sama apem. Ngga punya ilmu parenting jadi hasilnya ya kayak kalian ini. Awas aja kalau kalian mikir mau nambah anak lagi. Tak piteees kepala kalian."

Tak ada yang menyahuti kekesalan sekaligus ancaman Rubi, baik Danang mau pun Lina. Danang hanya menunduk takut, sedangkan Lina menimang Safa yang tak mau berhenti menangis.

"Coba ke sini kan si Safa," kata Rubi pada Lina. Dengan senang hati Lina mendekati pintu. Danang menyingkir memberi jalan pada Lina yang hendak memberikan Safa pada Rubi.

Setelah Safa beralih tangan, Rubi langsung memeriksa pampers nya. Dia membuang nafas kesal dan geleng-geleng kepala setelah tahu faktor utama balita itu menangis terus menerus.

"Kamu kalau habis pup terus ngga cebok dan langsung dipakai-in celana gimana rasanya pantat mu, Lin?" Tanya Rubi pelan namun menusuk dan dengan perasaan geram. Rasanya ingin sekali menapoki mukanya dengan pampers Safa yang sudah kembung dan ada pup nya.

"Ya gatel, mba," jawab Lina.

"Gatel, kan? nah begitu juga dengan anak mu. Kenapa ngga kamu periksa pampers nya? pampers Safa udah penuh dan dia pup. Kenapa ngga kamu periksa? apa kamu sengaja karena ngga mau nyebokin safa?"

Pertanyaan Rubi yang memberondong itu membuat Lina garuk-garuk kepala tanpa menyahut. Karena tuduhan kakak iparnya itu memang benar. Lina sudah tahu jika anaknya itu pup, dan dia sengaja membiarkan nya karena enggan membersihkan.

Rubi bergegas membawa Safa ke kamar mandi membersihkan balita itu dari kotorannya. Setelah selesai dan berganti pampers, dia menimang balita itu sambil berdendang lirih, hingga balita itu tertidur dalam gendongannya. Meski kesal pada kedua orang tuanya, bukan berarti Rubi tak sayang pada keponakan nya itu. Jika tak sayang, dia pasti akan bersikap masa bodoh.

Tanpa Rubi sadari, sepasang mata memperhatikan gerak geriknya melalui celah kecil pintu kamar.

"Dibalik sikapnya yang bar-bar, keras, cerewet, ketus, ternyata dia bisa ngasuh anak kecil juga."

Apa yang terjadi tadi tak hanya mengusik Bu Atun, melainkan juga Rexa. Bahkan, pria itu sudah terbangun sebelum Rubi bangun dan menggebrak pintu kamar adiknya. Dan selama itu pula, Rexa terus memperhatikan dan mendengar percakapan keluarga yang dia anggap aneh.

Berulang kali Rubi menguap. Dan semakin lama rasa kantuk matanya tak dapat ditahan. Merem melek merem melek begitu terus selama menimang Safa. Karena sudah tak tahan, dia lekas bangkit lalu berjalan sempoyongan ke arah kamarnya sambil menggendong Safa.

Rexa tersenyum melihat tingkah lucu Rubi, lalu menutup rapat pintu kamarnya setelah Rubi masuk ke dalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 bener bgt nih kata²

2024-06-13

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kenapa rubi slalu mengalah keenaan dong iparnya...hadeehhh

2024-05-12

0

Tya Danill

Tya Danill

reza bisa jatuh cinta pada rubi🙂

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!