Nasi goreng

Safa menggeliatkan tubuhnya membuat Rubi tersentak ditengah tidur lelapnya yang hampir saja kesiangan.

"Safa pinter banget sih bangunin Wawa. Untung Safa bangunin kalau ngga Wawa kesiangan, sayang." Rubi mengelus kepala Safa yang kini kembali tertidur.

Bergegas Rubi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Seperti biasa. Dia akan melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim terlebih dahulu sebelum berjibaku dengan dapur.

Namun saat dirinya hendak keluar dari kamar mandi, dia dikejutkan oleh kehadiran sosok Rexa yang sedang menunggunya di depan pintu. Dan dengan rasa tidak sabar, pria itu nyelonong masuk membuat tubuh Rubi ikut terdorong ke dalam.

"Kamu itu apa-apaan sih! ngga sabaran banget. Jadi batal kan wudhu ku."

Rexa tak menghiraukan omelan Rubi. Dan dengan tidak tahu malunya dia buru-buru mengeluarkan miliknya dari dalam kolor lalu di arahkan ke arah closet duduk. Sedetik kemudian terdengar suara air mancur.

Sontak Rubi melotot." Dasar asem!" kemudian berlari keluar.

"Ah legaa....." ucap Rexa matanya merem melek merasakan nikmatnya setelah kantong kemihnya kempes.

Sedangkan di luar, Rubi mengumpat kesal atas kelakuan suaminya sambil berjalan kesana kemari seperti setrikaan.

"Dasar mesum tak tau malu. Hampir aja mata ku yang suci ini ternodai."

Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Rexa bukan lah sebuah dosa karena Rexa adalah suami sah nya di mata agama. Tapi mengingat Rexa hanya pria asing dan pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak yang akan berpisah setelah masa kontrak habis, Rubi tetap menganggap Rexa orang lain yang tak halal untuk di lihat apalagi disentuh.

Rexa keluar dan tersenyum nyengir pada Rubi." Sorry, habisnya kebelet banget." Dan seolah tanpa dosa, dia melengos pergi membuat Rubi mendengus karena harus mengulang wudhu nya kembali.

Rubi membuang nafas kesal saat melihat isi kantong plastik yang hanya tersisa dua butir telur. Yang membuat Rubi kesal adalah, tadi malam kantong plastik itu berisi delapan butir telur sisa makan malam keluarganya, dan rencana pagi ini akan dimasak balado. Namun telur itu kini tinggal dua, entah siapa yang memakannya. Rubi pikir dua butir telur itu mana cukup untuk makan satu keluarga.

Ditengah berpikir harus masak apa untuk memberi makan keluarganya pagi ini, Danang nyelonong masuk dan berjalan ke arah letak termos air panas plus teh, kopi, serta gula.

"Yah, mba. Kenapa kopinya cepat banget habisnya? perasaan kemarin masih banyak." keluhan Danang bernada menuduh itu membuat Rubi melirik tajam dan dengan kesal dia langsung menyemprotnya.

"Apa kamu pikir mba mu ini yang menelan kopi setoples? kamu yang setiap hari ngopi kenapa setelah habis nuduhnya sama mba yang ngga pernah ngopi?"

"A- aku cuma nanya doang kok. Bukan bermaksud nuduh, mba," kilah Danang dengan takut-takut.

"Ck, Mba mu ini emang cuma lulusan SMP, Nang, ngga kayak kamu sekolah sampai tamat SMA. Tapi otak mba ngga bebal. Mba bisa membedakan mana kalimat pertanyaan dan mana kalimat menuduh. Lagian itu kopi cuma kamu doang yang minum. Sana beli sendiri kopinya, dan jangan lupa sekalian beli gulanya."

"Tapi, tapi......"

"Tapi apa?" potong Rubi dengan nada menyentak." Jangan bilang tapi ngga ada duit. Kamu dan ibu kan yang pegang semua duit amplop. Masa iya ngga ada duit hanya sekedar untuk beli kopi?" Sambungnya yang ujung-ujungnya menyindir Danang sembari tersenyum miring.

Danang langsung melengos, karena sudah tak tahan mendengar ocehan sang kakak. Apalagi sang kakak menyindir soal uang amplop yang sudah dibagi dua dengan ibu. Uang bagiannya sudah habis dipakai untuk tukar tambah motor, membelikan emas untuk Lina dan dipakai bayar hutang yang seabrek diluar sana.

"Yah, nasi goreng lagi nasi goreng lagi," keluh Tatung melihat isi tudung saji yang dibukanya. Yang mana didalamnya satu baskom nasi goreng campur dua telur tadi. Dan dengan penampilan yang sudah menggunakan seragam sekolahnya.

Rubi yang tengah menyapu, lantas menghentikan aktifitasnya, lalu menoyor kepala Tatung.

"Ngeluh mulu hidupmu. Masih mending mba masakin nasi goreng dari pada nasi aking. Emangnya kamu mau makan nasi aking?"

Tatung menggelengkan kepalanya." Ya minimal goreng ikan kek atau daging ayam kayak kemarin, mba," sahut Tatung dengan santai dan banyak maunya sambil memegang kepalanya selepas ditoyor oleh Rubi.

"Oh kamu mau makan ikan? Sana tangkap dulu ikan nya di laut. Atau sana tangkap dulu ayam tetangga kalau ngga kena geplak pemiliknya. Udah jangan banyak ngeluh kamu, Tung. Di luar sana masih banyak orang yang ngorek-ngorek sampah sekedar mencari makanan sisa. Kamu yang sudah mba masakin makanan higienis dan tinggal makan aja ngga mau bersyukur. Nyerocos mulu mulutnya."

Tatung terdiam. Namun bibirnya merot sana merot sini seiring dengan sang kakak yang terus menasehatinya.

"Mau dimakan ngga?" Sentak Rubi saat Tatung masih ogah-ogahan.

"Iya iya, aku makan," jawab Tatung terpaksa dan mukanya berubah merengut. Kemudian dengan malas-malasan dia duduk di kursi plastik

Perlahan Rubi membuka kamar Rexa. Di atas dipan sana dengan kedua kaki menjuntai ke bawah, Rexa masih tidur dengan pulas nya.

"Bangunin ngga, bangunin ngga. Kalau dibangunin nanti dia ngomel-ngomel. Tapi kalau ngga dibangunin, aku mau berangkat kerja dan dia belum makan."

Rubi diam sesaat menimang bagaimana baiknya. Dan tak lama, dia langsung pergi ke dapur saat sebuah ide tiba-tiba muncul di otaknya.

Satu piring nasi goreng dan segelas air putih di letakkan di meja belajar Tatung. Bermaksud setelah Rexa bangun nanti, agar dia bisa langsung makan tanpa harus mencarinya ke dapur. Bukan apa-apa. Keluarganya adalah keluarga rakus. Mereka bisa saja menghabiskan semua nasi goreng tanpa menyisakan nya untuk Rexa.

"Danang, antar mba ke pangkalan angkot!" teriak Rubi pada Danang yang sedang mencuci motornya di depan rumah. Adiknya itu tak langsung menyahuti melainkan memperhatikan penampilan Rubi yang sudah memakai seragam pabrik. Kemudian tersenyum lebar, karena artinya dia akan mendapat uang.

"Mba mau masuk kerja sekarang?"

"Iya."

"Sebentar aku ganti baju dulu," kata Danang, dan mau tak mau Rubi harus menunggunya terlebih dahulu.

"Mba, ku antar sampai pabrik aja ya? Biar cepat," bujuk Danang saat motornya sudah melaju membonceng Rubi.

"Ngga usah. Tarif ojek mu kemahalan. Mending buat naik angkot PP lima hari."

"Ya, mba, hitung-hitung bantuin adiknya, mba!" rayu Danang.

"Bantuin adik juga harus pake logika kali, Nang. Masa mba harus bayar ongkos ojek kamu 50 ribu perhari. Kamu pikir gaji mba sebesar apa, Nang? dari pada 50 ribu buat bayar ojek kamu, mending buat beli beras dan lauk pauknya, buat makan kamu sama istrimu juga."

Perkataan Rubi yang gamblang dan menusuk itu, Danang tak lagi merayunya. Dia pun tahu jika selama ini sang kakak lah yang memberinya makan. Tapi sayangnya, Danang tidak pernah sadar-sadar. Sampai motornya tiba di sebuah pangkalan tempat biasa menunggu angkot yang lewat, Rubi pun turun.

"Nang...."

Panggil Rubi saat adiknya itu berbelok arah pulang.

"Mau apa, mba?"

Rubi mengeluarkan selembar uang warna biru lalu memberikannya pada Danang.

Tolong kamu belikan nasi bungkus isi ayam buat makan siang suami mba ya sisa ongkosnya."

Danang tersenyum lebar." Siap, mba." Meraih uang itu, lalu ngeng....

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

mau aku tonjok nih. ngeselin bgt

2024-06-13

1

Susanty

Susanty

keluarga gak punya tapi gak mensyukuri apa ada, yang buat pendogan Rubi, kasian bgt kamu Rubi😭

2024-05-15

0

Reogkhentir

Reogkhentir

Yakin sampai tuh amanat yang diberikan lewat Danang sampai ke Rexa dengan utuh............

2024-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!