Pernikahan 2

Pesta berlangsung ramai. Sebuah pesta hajat pada umumnya di kampung. Selain di ramaikan oleh para tamu undangan yang mulai berbondong-bondong berdatangan, pesta itu juga di ramaikan oleh sebuah organ tunggal plus biduannya yang bernyanyi dan berjoget di atas panggung.

Pandangan Rubi naik turun seiring dengan pergerakan mengulang-ulang duduk berdiri yang dilakukan oleh Rexa di atas kursi pelaminan.

"Apa pantat mu bisulan?"

Ledekan Rubi sontak membuat Rexa menatapnya kesal." Enak aja," sangkalnya ketus.

"Kirain bisulan."

"Pantat ku pegal dan kesemutan dari pagi duduk terus."

Keluhan Rexa hanya di 'oh' in saja oleh Rubi. Namun dalam hatinya, dia menertawakannya.

Selang beberapa menit, Rexa kembali melakukan pergerakan yang sama, yaitu duduk berdiri duduk berdiri berulang kali, dan sesekali meregangkan ototnya ke kanan dan ke kiri.

"Apa kamu nggak bisa duduk diam?"

Rubi mulai kesal. Masalahnya, tingkah laku suami kontraknya itu telah menjadi pusat perhatian hampir semua mata. Oleh sebab itu, Rubi protes berharap pria itu berhenti bertingkah memalukan. Akan tetapi, Rexa dengan santai hanya menjawabnya dengan kata 'enggak' membuat Rubi semakin kesal saja pada pria itu.

Saat pria itu hendak berdiri, Rubi mengunci tangannya membuat pria itu tak bisa bergerak berdiri.

"Lepasin tanganku!" Rexa protes.

"Diam," sahut Rubi singkat.

"Tapi pantatku pegal banget."

"Tahan aja. Emang kamu nggak malu apa jadi bahan tontonan orang-orang?"

"Lah, emang dari pagi kita sudah jadi tontonan orang, kenapa harus ma....." Ucapan Rexa terpotong saat Rubi mencubit lengan nya ketika dua orang tamu naik ke pelaminan untuk bersalaman dan menyelipkan amplop di sebuah kotak. Cubitan Rubi yang agak keras itu membuat Rexa memekik ditahan, dan terpaksa dia ikut berdiri untuk menyalami kedua orang itu.

"Wah, sepasangan pengantin yang serasi dan cocok banget. Cantik dan ganteng. Selamat ya! Semoga menjadi keluarga yang samawa," ucap salah satu tamu itu.

"Amin, terima kasih ya!" sahut Rubi dengan senyuman yang dipaksakan. Sedangkan Rexa hanya diam tanpa berekspresi, namun tangannya menyambut salim tangan kedua tamu tersebut.

Setelah tak ada tamu yang naik ke pelaminan, Rubi dan Rexa duduk kembali. Begitu seterusnya hingga tak terasa waktu sudah menjelang sore.

"Berapa lama lagi acaranya? Kenapa lama banget," gerutu Rexa yang sudah mulai kewalahan menerima tamu yang tak kunjung surut-surut.

Rubi tersenyum miring." Bisa malam, bisa sampai pagi."

"What!" Pekik Rexa, tapi beruntung pekikan nya hanya Rubi saja yang mendengarnya. Karena di pesta hajatan itu di dominasi oleh suara musik organ tunggal. Jadi setiap orang yang berbicara pun harus dengan suara keras.

"Masa kamu nggak tau kalau hajat di kampung itu 24 jam?"

"Apa kamu pikir aku ini orang kampung?"

Mendapat pertanyaan itu, kening Rubi mengernyit.

"Emang kamu orang mana?"

"Orang kota lah," jawab Rexa dengan gaya sombongnya yang membuat Rubi memajukan bibir bawahnya.

"Kotakan sawah kalik," timpal Rubi lirih disertai dengan senyuman mengejek. Rubi tak percaya atas pengakuan pria yang kini sedang menatapnya kesal. Bagaimana mau percaya, saat pertama kali bertemu dengan pria itu, penampilan pria itu jauh dari kata orang kota.

Menjelang malam, Rexa meluruskan tubuhnya di atas ranjang tidur Rubi yang kecil dengan posisi tengkurap dan mata memejam setelah acara hajatan usai pukul sembilan malam tadi.

Rubi yang baru masuk ke dalam kamarnya dan melihat suami kontraknya ada diatas ranjang tidurnya geleng-geleng kepala. Masalahnya, pria itu masih mengenakan baju pengantin dan sepatu yang lengkap.

Rubi berjalan ke arah lemari kecil tanpa mengganggu tidur pria itu. Kemudian, dia mengambil handuk dan sprei bersih. Setelah itu, handuk dia letakkan di atas ranjang tidur sedangkan sprei dibawa keluar kamar.

Tok

Tok

"Tung, Tatung!" Rubi mengetuk pintu dan memanggil si pemilik kamar. Setelah berulang kali melakukan hal yang sama, akhirnya pintu itu terbuka.

"Ada apa sih, mba? ganggu aja," protes seorang pria remaja sambil mengucek matanya.

"Kamu tidur di kamar belakang sana!"

"Apa!" pekik pria remaja yang bernama Tatung dengan mata melotot. Bagaimana tak terkejut, nyawanya saja belum terkumpul tiba-tiba sang kakak memintanya untuk tidur di kamar belakang dekat gudang.

"Iya, mulai malam ini kamu tidurnya di kamar sana dan kamar ini akan diisi sama suami mba."

"Nggak, nggak bisa," tolak Tatung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mau nurut nggak?" Tegas Rubi menajamkan tatapannya. Salah satu jurus andalannya ketika sang adik tak mau diatur.

"Tapi ini kan kamar ku, mba. Kenapa nggak suruh suami mba aja yang tidur disana? Lagian udah jadi suami istri tidur nya kok pisah."

"Ya sudah kalau kamu nggak mau pindah. Mulai besok mba nggak mau kasih kamu uang jajan lagi."

Tatung mendengus kesal." Ya ya ya. Selalu mengancam," gerutunya sambil berlalu dari hadapan Rubi.

Rubi menghela nafas panjang saat teringat sindiran Tatung tadi.

"Andai pernikahan ini bukan pernikahan kontrak dan dia beneran suami mba, mba nggak akan nyuruh kamu tidur di belakang, Tung. Maafin mba ya!"

Rubi memasuki kamar Tatung. Kamar bernuansa maskulin itu terlihat acak-acakan. Dia segera membereskan nya agar bisa langsung di tempati oleh suami kontraknya itu.

Setelah selesai mengganti sprei dan sarung bantal, Rubi bernafas lega. Kemudian bergegas memasuki dapur untuk merebus air.

Rexa masih tidur dengan pulas nya dan dengan posisi yang belum berubah. Sejujurnya ada rasa tak enak hati, tapi mengingat mereka tak bisa satu kamar, Rubi terpaksa membangunkan pria itu.

Berulang kali Rubi menggoyang kasar tangannya, namun pria itu sama sekali tak merasa terusik.

"Woii banguuunnn!"

Rexa seketika terperanjat dan spontan duduk, lalu culingak culinguk seperti orang linglung saat Rubi meneriaki telinganya.

"Oh, jadi cara membangunkan kamu itu harus dengan cara diteriaki toh!" sindir Rubi.

"Ya ampun. Kenapa kamu ganggu aku tidur! Kamu tau nggak kalau aku itu lelah, capek dan ngantuk."

"Ya, tapi nggak dikamar aku juga kali tidurnya."

"Kalau nggak disini terus aku tidurnya dimana?"

"Kamar sebelah." Menunjuk ke arah tembok. Dan dibalik tembok itu adalah kamar Tatung ( adik bungsu Rubi ) yang akan diisi oleh Rexa.

Rexa mendengus lalu bangkit. Saat Rexa beranjak, Rubi mencegahnya. Rexa kembali berbalik badan.

"Ada apa lagi?" kesalnya.

"Kamu bersihin badan kamu dulu sana. Apa kamu bisa tidur nyenyak dalam keadaan badan lengket dan bau dari pagi belum mandi."

Rexa mengendus kedua ketiaknya. Bau asem itu yang tercium oleh hidungnya. kemudian "Oke".

"Tunggu dulu!" cegah Rubi saat Rexa beranjak. Dia pun kembali berbalik.

"Mau apa lagi sih?"

"Aku sudah menyediakan air hangat di bak. Kamu jangan mandi, cukup bersihin sedikit aja pakai air hangat yang di bak itu, biar nggak terserang penyakit reumatik dini," ucap Rubi menasehati Rexa sambil memberikan handuk dan peralatan mandi baru pada pria itu.

Rexa tak langsung beranjak ke kamar mandi, melainkan hanya diam menatap Rubi. Dia berpikir wanita yang baru tadi malam dikenalnya, dan kini telah menjadi istri kontraknya ternyata baik dan perhatian juga.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

Rubi baik jg perhatian...

2024-05-31

0

🔴Rhiez~Nyai Hebring🖤²²¹º

🔴Rhiez~Nyai Hebring🖤²²¹º

ya Allah.. ada juga nama Tatung thor.. kirain temen aq aja yg punya nama gitu🤭aslinya Rizal.. tapi panggilan di keluarga nya ya c Tatung itu 🤣🤣🤣

2024-03-06

2

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Ternyata perhatian juga ne 😊😊😊. Moga ja dari hal kecil jadi bikin tambah lengket n gak jadi cerai

2024-02-18

2

lihat semua
Episodes
1 Melabrak
2 Pria tak dikenal
3 Deal
4 Pernikahan
5 Pernikahan 2
6 Pinjam baju
7 Marso menagih uang
8 Amplop kondangan
9 Pemandangan tak biasa
10 Telur
11 Bukan perokok
12 Tangisan Safa
13 Nasi goreng
14 Kembali kerja
15 Mengerjai Sundari
16 Nasi bungkus
17 Sate
18 Marsono dikeroyok
19 Rexa sakit
20 Cekcok
21 Servis istri
22 Bubur ayam
23 Kehilangan uang
24 Daun singkong
25 Pohon kelapa
26 Meminjam uang
27 Dokter Yanto
28 50 Ribu
29 Idol
30 Bertemu dokter Yanto
31 Nasi Padang
32 Menghakimi Danang
33 Diantar Rexa
34 PT GARMINDO
35 Menjemput Rubi
36 Menunggu Rubi
37 Salah paham
38 Kebocoran
39 Berbagi ranjang
40 Mokondo
41 Nyogok satpam
42 Terperosok
43 Kecemasan Rubi
44 Cemburu
45 Rexa merajuk
46 Iron Man
47 Diganggu Mak Eros
48 Melayat
49 Telat
50 Kesurupan
51 Gajian
52 Bayar Hutang
53 Ke pasar
54 Pengakuan Rexa
55 Dua hari lagi
56 Tatung kecelakaan
57 Berpisah
58 Kepergian Rexa
59 Mengunjungi makam
60 Abraham down
61 Mengejar Rexa
62 Rexa pingsan
63 Kehangatan keluarga ustad
64 Jalan-jalan ke kota
65 Norak
66 Segepok Uang
67 Dua kali kecewa
68 Mencari ponsel
69 Marsono mengancam
70 Skorsing
71 Melawan begal
72 Puskesmas
73 Dilema
74 Ijin Tatung
75 Pamit
76 Copet
77 Agak norak
78 Rumah Abraham
79 Rumah Abraham 2
80 Bertemu Marni
81 Jus untuk Axel
82 Tuduhan Axel
83 Ramuan buatan Iyem
84 Abraham kembali sehat
85 Axel mabuk
86 Album foto
87 Shock
88 Cerita Iyem
89 Shafira
90 Shafira 2
91 Mempermalukan Husna
92 Akting
93 Kegelisahan Melinda
94 Abraham ditusuk pisau
95 Rumah sakit
96 Iyem menguping
97 Ponsel Iyem
98 Abraham sadar
99 Melinda terpojok
100 Kekesalan Axel
101 Rubi di culik
102 Mengelabui penculik
103 Melawan penculik
104 Harimau
105 Menemukan Rexa
106 Salah paham
107 Shafira tertembak
108 Melawan penembak
109 Di rumah sakit
110 Rahasia Melinda terungkap
111 Fitnah
112 Coffe shop
113 Dokter Herman koid
114 Iyem disekap
115 Mengelabui satpam
116 Di kamar Abraham
117 Husna memberikan bukti
118 Pesona yang pudar
119 Rexa belum meninggal, Tuan!
120 Membebaskan Rubi
121 Husna menangkap penyusup
122 Mengunjungi PT Garmindo
123 Meringkus pengkhianat
124 Rexa melawan musuh
125 Olokan Rexa
126 Meringkus para antek
127 Menyergap Axel
128 Rusli memperkosa Marni
129 Akting Melinda
130 Gagal Maning
131 Pengakuan Iyem
132 ABG tua
133 Gaji yang terlupakan
134 Pertunjukan live
135 Nasib Melinda
136 Duda hangat
137 Kelakuan Abraham
138 Menyambut Kedatangan Abraham.
139 Pengakuan Rexa
140 Sari memaksa
141 Hukuman Sari
142 Naik bukit
143 Mengacaukan lamaran
144 Mendadak nikah
145 Mendadak nikah 2
146 Mengubah kamar
147 Ibu dan Danang berulah
148 Melawan rentenir
149 Kepulangan Rexa
150 Isi hati Yuniar
151 Memperkenalkan Rexa
152 Mencoba melupakan
153 Bertemu Marso
154 Halo istriku
155 Rubi vs Rani
156 I love you, istriku!
157 curahan hati Rexa Rubi
158 Jadi kamu menantuku, Rubi?
159 Rubi & Rexa
160 Harga diri istri
161 Bergurau
162 Danau
163 Cemburu
164 Cemburu 2
165 Gagal unboxing
166 gagal unboxing 2
167 Di rumah Rubi
168 Satu ranjang
169 Satu ranjang 2
170 Rexa vs Tatung
171 Perkara Tatung
172 Rexa vs Marso
173 Rexa vs Marso 2
174 Pesona Rexa
175 Marso dipecat.
176 Nasib Sundari
177 Kebaikan Rubi
178 Unboxing
179 Antar Tatung
180 Keterkejutan dokter Yanto
181 Sekolah Tatung
182 Gangguan
183 Hukuman Atun & Danang
184 Aba & Husna
185 Ayok kita menikah
186 Nafkah materi
187 Ranking 20
188 Pulang ke kota
189 Rubi hamil
190 Rubi melahirkan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Melabrak
2
Pria tak dikenal
3
Deal
4
Pernikahan
5
Pernikahan 2
6
Pinjam baju
7
Marso menagih uang
8
Amplop kondangan
9
Pemandangan tak biasa
10
Telur
11
Bukan perokok
12
Tangisan Safa
13
Nasi goreng
14
Kembali kerja
15
Mengerjai Sundari
16
Nasi bungkus
17
Sate
18
Marsono dikeroyok
19
Rexa sakit
20
Cekcok
21
Servis istri
22
Bubur ayam
23
Kehilangan uang
24
Daun singkong
25
Pohon kelapa
26
Meminjam uang
27
Dokter Yanto
28
50 Ribu
29
Idol
30
Bertemu dokter Yanto
31
Nasi Padang
32
Menghakimi Danang
33
Diantar Rexa
34
PT GARMINDO
35
Menjemput Rubi
36
Menunggu Rubi
37
Salah paham
38
Kebocoran
39
Berbagi ranjang
40
Mokondo
41
Nyogok satpam
42
Terperosok
43
Kecemasan Rubi
44
Cemburu
45
Rexa merajuk
46
Iron Man
47
Diganggu Mak Eros
48
Melayat
49
Telat
50
Kesurupan
51
Gajian
52
Bayar Hutang
53
Ke pasar
54
Pengakuan Rexa
55
Dua hari lagi
56
Tatung kecelakaan
57
Berpisah
58
Kepergian Rexa
59
Mengunjungi makam
60
Abraham down
61
Mengejar Rexa
62
Rexa pingsan
63
Kehangatan keluarga ustad
64
Jalan-jalan ke kota
65
Norak
66
Segepok Uang
67
Dua kali kecewa
68
Mencari ponsel
69
Marsono mengancam
70
Skorsing
71
Melawan begal
72
Puskesmas
73
Dilema
74
Ijin Tatung
75
Pamit
76
Copet
77
Agak norak
78
Rumah Abraham
79
Rumah Abraham 2
80
Bertemu Marni
81
Jus untuk Axel
82
Tuduhan Axel
83
Ramuan buatan Iyem
84
Abraham kembali sehat
85
Axel mabuk
86
Album foto
87
Shock
88
Cerita Iyem
89
Shafira
90
Shafira 2
91
Mempermalukan Husna
92
Akting
93
Kegelisahan Melinda
94
Abraham ditusuk pisau
95
Rumah sakit
96
Iyem menguping
97
Ponsel Iyem
98
Abraham sadar
99
Melinda terpojok
100
Kekesalan Axel
101
Rubi di culik
102
Mengelabui penculik
103
Melawan penculik
104
Harimau
105
Menemukan Rexa
106
Salah paham
107
Shafira tertembak
108
Melawan penembak
109
Di rumah sakit
110
Rahasia Melinda terungkap
111
Fitnah
112
Coffe shop
113
Dokter Herman koid
114
Iyem disekap
115
Mengelabui satpam
116
Di kamar Abraham
117
Husna memberikan bukti
118
Pesona yang pudar
119
Rexa belum meninggal, Tuan!
120
Membebaskan Rubi
121
Husna menangkap penyusup
122
Mengunjungi PT Garmindo
123
Meringkus pengkhianat
124
Rexa melawan musuh
125
Olokan Rexa
126
Meringkus para antek
127
Menyergap Axel
128
Rusli memperkosa Marni
129
Akting Melinda
130
Gagal Maning
131
Pengakuan Iyem
132
ABG tua
133
Gaji yang terlupakan
134
Pertunjukan live
135
Nasib Melinda
136
Duda hangat
137
Kelakuan Abraham
138
Menyambut Kedatangan Abraham.
139
Pengakuan Rexa
140
Sari memaksa
141
Hukuman Sari
142
Naik bukit
143
Mengacaukan lamaran
144
Mendadak nikah
145
Mendadak nikah 2
146
Mengubah kamar
147
Ibu dan Danang berulah
148
Melawan rentenir
149
Kepulangan Rexa
150
Isi hati Yuniar
151
Memperkenalkan Rexa
152
Mencoba melupakan
153
Bertemu Marso
154
Halo istriku
155
Rubi vs Rani
156
I love you, istriku!
157
curahan hati Rexa Rubi
158
Jadi kamu menantuku, Rubi?
159
Rubi & Rexa
160
Harga diri istri
161
Bergurau
162
Danau
163
Cemburu
164
Cemburu 2
165
Gagal unboxing
166
gagal unboxing 2
167
Di rumah Rubi
168
Satu ranjang
169
Satu ranjang 2
170
Rexa vs Tatung
171
Perkara Tatung
172
Rexa vs Marso
173
Rexa vs Marso 2
174
Pesona Rexa
175
Marso dipecat.
176
Nasib Sundari
177
Kebaikan Rubi
178
Unboxing
179
Antar Tatung
180
Keterkejutan dokter Yanto
181
Sekolah Tatung
182
Gangguan
183
Hukuman Atun & Danang
184
Aba & Husna
185
Ayok kita menikah
186
Nafkah materi
187
Ranking 20
188
Pulang ke kota
189
Rubi hamil
190
Rubi melahirkan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!