Bab 14

Makan malam itu berlangsung lancar tanpa hambatan. Airin dan Ningrum asyik mengobrolkan rencana masa depan anak-anak mereka sekaligus mencari hari baik untuk pernikahan Xander dan Jeje.  Tanpa mereka sadari sejak tadi Xander merasa tidak nyaman berada di sana. Xander mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuan, menundukkan pandangan karena tidak ingin melihat tingkah gila wanita muda yang duduk di hadapannya itu.

Jeje meminum jus jeruknya dengan sedotan, lalu meniup sedotan itu menciptakan gelembung-gelembung di dalam gelas yang berisi jus jeruk. Dan segala tingkahnya itu membuat Xander geli setengah mati.

"Ma, aku tidak mau menikah dengannya!" Xander tiba-tiba mengatakan kalimat tersebut yang sejak tadi dia tahan.

Airin menoleh menatap putranya dengan pandangan tajam, sedangkan Ningrum menatap bingung pada Xander.

Airin mencondongkan sedikit badannya ke arah Xander, dia berbicara pelan tapi penuh penekanan. "Xander, jangan bikin Mama malu!"

"Ma, lihat sendiri tingkahnya, aku sangat jijik padanya!" Xander menunjuk Jeje yang duduk di hadapannya.

Airin dan Ningrum dengan kompak memandang Jeje yang terlihat anggun, sopan, dan memperlihatkan senyuman manis. Tidak ada yang salah dari sikap Jeje.

"Kenapa denganku? Aku sejak tadi diam," jawab Jeje mengerjabkan kedua matanya, sambil memanyunkan sedikit bibirnya, dia merasa terzolimi oleh Xander.

"Jangan memfitnahku, Pak!" Kali ini Jeje berkata dengan tegas pada Xander. Pura-pura marah padahal di dalam hati tertawa puas.

Xander melongo sesaat, tapi kemudian memberikan tatapan sengit pada wanita yang sedang berakting itu. Sudah jelas sejak tadi Jeje terus bertingkah jorok di hadapannya, tapi lihatlah sekarang ... wanita itu sok bersih, alim, dan sok cantik di hadapan mamanya. Dasar muka dua! Xander memaki Jeje di dalam hati.

"Xander! Jangan bicara omong kosong!" Airin mulai jengkel pada putranya ini. "Kamu nggak bisa lari dari perjodohan ini!" lanjut Airin dengan tegas dan keputusannya sudah tidak bisa diganggu gugat.

Xander beranjak berdiri, menatap ketiga orang itu secara bergantian, "tapi aku nggak bisa menikah dengan wanita jorok seperti dia, Ma! Dia ini kuman!" tolak Xander tak kalah tegas seraya menunjuk Jeje penuh emosi.

"Enak saja kamu ngatain aku kuman!" Jeje tidak terima dengan ucapan pria tua itu, dia berdiri dari duduknya, berkacak pinggang dan melotot tajam pada Xander tanpa merasa takut sedikit pun. Bahkan dengan beraninya dia mendekati Xander.

"Menjauh dariku, Kuman!" usir Xander seraya mengibaskan tangannya, lalu menyemprot sekelilingnya dengan cairan desinfektan yang selalu dia bawa di kantong jasnya.

"Cih!! Sok bersih! Makan nih upil!" balas Jeje sangat kesal seraya mengorek hidungnya dengan ujung jari telunjuk dan mengusapkan jarinya itu ke jas pria tersebut.

"Arggh! Mama!!" teriak Xander ketakutan seraya menatap segumpal upil kecil yang menempel di jasnya.

Airin cepat-cepat mengambil tisu dari meja lalu mengusap jas putranya yang kotor.

"Astaga, Jeje apa yang kamu lakukan!" Bukan Airin yang marah melainkan Ningrum. Ningrum langsung menarik telinga putrinya karena sudah bersikap kurang ajar kepada Xander, dan Airin.

"Mama!" Xander kembali berteriak, wajahnya terlihat memerah dan keringat sebejar biji jagung membasahi wajahnya. Tidak berselang lama dia pingsan dan jatuh ke lantai.

BRUK!

"Xander!" Airin berteriak histeris ketika putranya sudah pingsan di atas lantai.

Jeje dan ibunya ikut histeris lalu mendekati Xander.

"Jangan mendekati putraku!" Airin berkata dingin, seraya menatap tajam Jeje.

Terpopuler

Comments

rodiah

rodiah

wah parah

2024-04-04

1

rodiah

rodiah

ko malah pengen ketawa ya liat xander kegelian

2024-04-04

1

Ernadina 86

Ernadina 86

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂somplak

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!