Seorang Diktator!

JANGAN DI_SKIP!! TOLONG DI BACA SEKSAMA!

Diingatkan sekali lagi kalau novel ini sangat berbeda dengan novel keluarga Clark (nggak ada sangkut pautnya) Ini novel baru, masih anget, hanya nama pemerannya saja yang sama dan jalan ceritanya pun berbeda.

***

Sepatu pantofel berwarna hitam dan mengkilap itu menyentuh lantai lobby perusahaan Angkasa Jaya. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang spearpart motor, dan mobil terbesar se-Indonesia. Angkasa Jaya berkantor pusat di Jakarta namun sudah mempunyai banyak pabrik yang sudah tersebar ke seluruh Kota besar di Indonesia.

Suara derap langkah kaki itu terdengar begitu menyeramkan. Semua karyawan yang berada di lobby langsung menepi dan menundukkan kepala sebagai tanda hormat pada boss mereka yang tengah melintas.

Xander seolah sedang berjalan di atas catwalk pasalnya semua karyawannya langsung membentuk formasi barisan di sisi kiri dan kanan dengan jarak yang sangat aman.

Xander memperbaiki masker yang selalu dia gunakan untuk menutupi hidung dan mulutnya. Alasannya selalu memakai masker tentu saja untuk kesehatan, terlebih lagi di Kota Jakarta sangat ber-polusi dan banyak debu tajam dan kotor yang bertebaran di udara.

"Selamat Pagi, Pak." Sapa Asistennya bernama Devan yang sudah menunggu di dekat lift. Seperti itulah pekerjaannya setiap hari, menunggu bossnya di depan lift seperti orang bodoh.

Xander hanya menjawab dengan anggukkan kepala sebagai jawaban atas sapaan Devan.

Devan menekan tombol di samping pintu lift. Tidak berselang lama pintu lift terbuka lebar, Devan masuk lebih dahulu lalu mengeluarkan cairan disenfektan dari kantong jasnya, kemudian menyemprotkannya ke udara agar kuman dan virus di lift itu lenyap. Menunggu beberapa detik, barulah setelah itu Devan mempersilahkan boss-nya masuk ke dalam lift.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Xander, datar. Menatap punggung Devan yang berdiri dihadapannya dengan jarak yang lumayan jauh.

"Hari ini ada kunjungan di Pabrik Bandung. Saya harap Bapak menyiapkan stamina untuk kunjungan kita kali ini, karena jarak Jakarta ke Bandung lumayan jauh," jawab Devan sekaligus menjelaskan.

"Kenapa kamu baru mengatakan tentang kunjunganku hari ini?!" tanya Xander dengan suara dingin dan sangat datar.

Devan langsung mengusap tengkuk ketika suhu di lift itu berubah dingin, dan seluruh bulu kuduknya berdiri, bahkan dia merasakan tatapan tajam Xander seolah ingin menusuk punggungnya.

"Karena Bapak baru bertanya," jawab Devan ringan.

DUG!

Devan meringis sakit ketika salah satu kakinya ditendang Xander dari belakang.  Tendangan itu lumayan keras, membuat kakinya terasa ngilu luar biasa, namun sekuat tenaga Devan bersikap baik-baik saja seolah tidak merasakan sakit.

"Jangan diulangi lagi! Setiap akan ada kunjungan ke luar kota kau harus memberitahukannya sehari sebelumnya!" tegas Xander dengan suara yang begitu mengerikan.

"Iya, maaf, Pak," jawab Devan.

"Kamu memang salah, dan sudah sepatutnya di salahkan dan meminta maaf!" ucap Xander, sinis.

'Iya-Iya, Anda selalu benar, tidak pernah salah sama sekali. Tapi, jangan menendang kakiku, sialan!'

"Kamu berani mengumpatiku di dalam hati, Van!" Xander kembali bersuara dengan pelan namun penuh penekanan.

"Eh! Tidak, Pak. Mana mungkin saya berani memaki Anda, meski di dalam hati sekalipun," jawab Devan, menoleh ke belakang sambil tersenyum manis pada Xander, kemudian kembali menghadap ke depan.

'Dia adalah seorang diktator yang sangat kejam! Aku sumpahkan kamu mendapatkan jodoh wanita jorok, wahai perjaka tua!'

Terpopuler

Comments

🥰

🥰

nah kan, ketahuan🤣🤣

2024-04-18

1

🏅ᶝᶡи̃υŘυĹ α̃яנŲиα̃

🏅ᶝᶡи̃υŘυĹ α̃яנŲиα̃

doamu mkin benar 😂😂🤣🤣🤭🤭

2024-03-25

2

Ernadina 86

Ernadina 86

😂😂😂😂😂😂doamu terkabul

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!