Bab 10

Mobil Alphard berhenti di depan kedai mie nyemek Bu Ningrum yang berlokasi di pinggiran kota Jakarta. Kedai mie itu berbentuk ruko, lantai bawah untuk berjualan sedangkan lantai atas untuk tempat tinggal. Kedai itu pun letaknya berjauhan dengan ruko lain, lebih tepatnya letaknya berada di ujung jalan.

"Mereka udah datang, Je! Ayo, buruan!" Ningrum tidak sabaran saat mendengar deru suara mobil berhenti di depan rukonya.  Dia segera menarik tangan Jeje turun ke lantai bawah.

"Sabar, Bu."

"Ah, kamu ini ... lama betul!" Ningrum sudah berada di anak tangga paling bawah tapi putrinya itu masih berjalan di puncak tangga. "Udah kayak putri solo aja! Nggak enak loh kalau mereka menunggu lama-lama," sungutnya karena Jeje sangat lamban.

Jeje memberengutkan bibirnya, kesal sekali mendengar ucapan ibunya, padahal belum ada satu menit mereka menunggu tapi sikap ibunya sangat berlebihan.

"Aku pakai hak tinggi, jadi pelan-pelan, ibu mau kalau aku jatuh dan akhirnya kakiku keseleo, terus nggak jadi nikah deh," sahut Jeje sangat jengkel.

Ningrum terdiam dan mengalah setelah mendengar jawaban putrinya, dari pada Jeje terjatuh dan keseleo, bisa gagal nantinya punya  besan orang kaya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Jeje sampai di undakan tangga paling bawah. Kemudian ibu dan anak itu melangkah keluar bersamaan menuju teras ruko.

Sampai di teras, hanya ada seorang pria berbadan besar seolah menunggu kemunculan mereka.

"Selamat siang, saya diutus oleh Nyonya Airin untuk menjemput Ibu Ning dan Nona Jenita," ucap pria itu dengan nada sopan, lalu mempersilahkan ibu dan anak itu masuk ke dalam mobil Alphard.

*

*

Sementara itu Xander dan Airin sudah berada di restoran mewah menunggu kedatangan Ningrum dan Jenita. Restoran itu malam ini di sewa oleh Xander dan sudah diseterilkan demi kenyamanan dan keamaannya sendiri.

"Kamu nggak berlebihan menyewa restoran ini?" tanya Airin pada putranya. Penyakit myshobia yang diderita putranya ini terkadang membuatnya merasa tidak nyaman, tapi mau bagaimana lagi karena putranya ini tidak bisa bersentuhan dengan benda-benda kotor atau berada di tengah keramaian.

"Mam, aku melakukan ini demi kenyamanan kita," jawab Xander tersenyum tipis tanpa beban.

"Ya, Mama harap nanti kamu bisa jaga sikap di depan calon istrimu. Mereka dari kalangan biasa jadi jangan membuat mereka terkejut dengan segala sikapmu," ucap Airin memperingatkan Xander agar tidak bersikap berlebihan.

"Nggak janji," jawaban Xander membuat Airin memijat pelipis, seraya berdoa di dalam hati semoga pertemuan ini berjalan lancar tanpa hambatan, dan Jeje menerima kondisi Xander apa adanya.

*

*

"Mobile apik tenan ya, Je." Ningrum anjot-anjotan seperti anak kecil di jok empuk dan mewah itu sambil menatap sekelilingnya, ini adalah pengalaman pertamanya naik mobil semewah ini.

"Bu, jangan bikin malu deh!" Jeje melirik pria yang duduk di balik kemudi itu dengan pandangan tidak enak hati atas kelakuan ibunya yang sangat berlebihan.

"Apaan sih, Je. Ibu 'kan cuma ngomong apa adanya," jawab Ningrum.

"Iya, tapi bisa duduk diam nggak? Bikin malu aja!" bisik Jeje, menatap kesal pada ibunya.

"He he he, maaf, ibu terlalu senang." Ningrum akhirnya memperbaiki posisi duduknya, sambil cengar-cengir.

Jeje membuang nafas kasar, seraya memutar kedua matanya dengan malas lalu meminta maaf pada sopir mobil itu.

"Maaf ya  atas sikap ibu saya. Maklum obatnya sudah habis."

"Jeje!"

Terpopuler

Comments

🥰

🥰

🤣🤣🤣ampun deh, dasar Jeje.

2024-04-19

1

Anonymous

Anonymous

dasar jeje anak sengklek 🤣🤣🤣

2024-04-23

0

rodiah

rodiah

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!