Bukan Salah Takdir
Hai...Perkenalkan namaku Elisabeth Liman putri dari Darrel Liman. Ibu? ah aku juga tidak tau dimana rimba nya. Saat ini usiaku 20 tahun. aku kuliah di Institut Teknologi Massachusetts. Yah aku bercita-cita menjadi programmer yang handal.
Kami bisa dibilang tidak kaya, hanya keluarga yang sederhana. Namun aku harus mengejar cita-citaku, bukan?. Untung ada beasiswa. Walau harus pisah dengan ayah sih. Yang di mana dari aku lahir sudah tinggal di Indonesia. Indonesia, negara yang terkenal dengan sopan santunnya, serta ramah-tamahnya. Sudah 2 tahun aku kuliah di sini meninggalkan ayah dan negara tempat aku di besarkan dan dilahirkan. Ayah asli Amrika namun wajahku malah mirip orang Indonesia, mungkin karena aku di besarkan di Indonesia kali ya?.
Sampai sekarang aku juga masih bingung, kenapa ayah sangat melarang ku kuliah di Amrika. Bukankah di sini tempat asal ayah?. Ada yang tau engga, Kenapa?
Kata ayah, tidak ingin membiarkan aku sendiri. Apalagi aku anak gadis satu-satunya. Mungkin ya.
Namun dengan bujuk dan rayuku pada akhirnya ayah mengizinkannya.
Kehidupan di sini bisa dibilang biasa aja sih. Sangat biasa malah. Aku hanya menjadi pelajar kupu-kupu. Kuliah pulang- Kuliah pulang. Aku belum mau jadi Asdos (Asisten Dosen) mungkin tahun depanlah di semester 5 an lah ya.
Untuk masalah urusan cinta aku nol. Penampilan yang pas-pasan, membuat cowok tidak suka padaku bahkan ilfil, ya itu yang aku mau sih. Aneh bukan? tapi aku bersyukur setidaknya aku masih bisa belajar dengan baik. Tidak populer itu berkah bagiku aku bisa belajar dengan tenang.
Di novel ini aku akan bercerita tentang kejadian aneh, tapi ada, khusus di kehidupan aku sih. Yang penuh drama, namun sangat mempengaruhi kehidupan ku selanjutnya.
Kisah ini yang membuat aku menemukan siapa jati diri aku sebenarnya, mungkin bisa di bilang juga cinta. Cinta yang mungkin tidak di harapkan. Cinta yang bisa di bilang dapat menghancurkan.
Oke kita mulai. Semoga kalian terhibur.
Kejadian ini terjadi pada hari yang sama seperti sebelum-sebelumnya biasa-biasa saja.
Tepat sore hari, aku berjalan pergi ke supermarket. Makhlum anak kos juga sudah seminggu aku tidak membeli peralatan rumah. Sabun mandi dan cuci juga sudah mau habis.
Aku menggunakan kaos merah dipadukan dengan blazer dan celana jens yang bolong-bolong dan rambut aku ikat Cepol di atas. Aku hanya berjalan saya ke supermarket, karena supermarket tidak jauh dari kosanku. Aku berjalan santai saya, sambil berpirkir mau makan apa nanti malam.
Namun entah kenapa ada seorang yang mendekat dengan cepat danmenyekap ku, Hingga aku pingsan.
Saat aku terbangun. Aku sudah tertidur di sebuah kursi sofa. Aku memposisikan tubuhku untuk duduk dan melihat sekeliling. Aku celingak-celingguk melihat ke sekelilingku. Di ruangan itu penuh dengan orang-orang yang berjas hitam, tubuh yang besar satu lagi kaca mata yang hitam. Dan yang anehnya di salah satu dinding di ruangan itu tertulis registry office (kantor catatan sipil)
"Apa-apaan ini? Aku di culik? Namun kenapa ke kantor catatan sipil? Emang ada yang mau nikah? Kalau aku diselamatin orang tadi, sekarang aku bukan di kantor catatan sipil, tapi di kantor polisi? Iya kan?"
Saat aku masih binggung, orang terlihat masih muda, tampan, kekar,serta misterius dengan menggunakan jas dan pakaian yang formal. Dia bergerak mendekatiku dan duduk tepat di depanku dan menaruh beberapa berkas di atas meja. Sedangkan orang berjas hitam lainya senantiasa berdiri seakan menjaga sesuatu.
" Maaf atas kelancaran kami, nyonya" ucapnya berbicara Inggris
"Nyonya? Akh tua sekali aku" pikirku.
"Aku dimana?" tanyaku padanya.
"Anda bisa membacanya?" ucap orang itu dengan menunjukkan tulisan di dinding yang aku baca tadi "Anda ada di kantor catatan sipil, nyonya" lanjutnya.
"Kenapa kalian membawaku ke sini?" Tanyaku yang binggung.
"Apa yang biasannya dilakukan di kantor catatan, nyonya?" tanya baliknya.
"Emangnya apa?!" tanya ku kembali, ya biasanya sih ngurus surat nikah, ya tapi kan bisa jadi yang lain kan? mungkin di sini bisa ngurus yang lain, selain surat nikah. Aku kan tidak tau.
Mendengar itu, orang tadi hanya tersenyum aneh.
"Udah engga ada apa-apa lagi kan? Aku bisa pulang, kan?" tanyaku memastikan.
Aku berdiri dan semua orang berjas tadi langsung melihatku. Tatapan mereka menakutkan. Membuatku kembali duduk. orang tadi hanya tersenyum kembali.
"Kalian mau apa sih sebenarnya?" tanyaku pasrah.
"Saya disuruh tuan untuk memastikan anda tanda tangan di berkas ini"
Ia memberiku map yang ia taruh dimeja dan menyodorkannya ke depanku.
Aku menerimanya dan membacanya.
"*Ini benar berkas untuk menikah ada juga buku nikahnya. Tapi siapa yang mau nikah"
Aku membaca dengan seksama.
"Gila! dan ini benar-benar gila. Aku? Aku yang menikah.. Benar-benar tertulis namaku Elisabeth Liman dengan Abraham Duken*."
"Mereka tau namaku?. ahk itu tidak penting sekarang. Apa-apaan ini mereka mau memaksaku tanda tangan di buku pernikahanku dengan siapa? siapa itu Abraham Duken?"
" Apa-apaan ini? Apa kau gila tuan? Aku tidak mau menikah, Aku masih sekolah" ucapku menutup map itu dan menyodorkannya pada orang itu lagi. Orang itu hanya meletakan tangan kanannya di atas map itu.
"Lalu siapa Abraham Duken? Dan siapa kau? Kenapa kalian tau namaku?" tanyaku lagi beruntun padanya.
Ada keterkejutan di wajahnya.
"Apa anda melupakan Saya, nyonya? kita sering bertemu. Aku sekertaris Kim, Sekertaris tuan Abraham Duken calon suami, nyonya?"
"Calon suami apaan?" bantahku mendengar kata calon suami membuatku merinding.
"Siapa tadi? Oh iya. Sekertaris Kim? Aku melupakannya? Aku bahkan belum bertemu denganmu? Apa kita pernah berpapasan di jalan?" Tanyaku kembali.
Aku benar-benar tidak mengenal orang di depanku ini. Jangankan kenal, melihatnya saya tidak pernah.
"Saat ini aku tidak ingin bercanda, nyonya. tanda tangan saja berkas itu. Lagi pula pernikahan anda dan tuan besar memang harusnya terjadi 2 hari yang lalu"
"Apa Pernikahan? 2 hari yang lalu? benar-benar gila nih orang?"
"Kau salah orang, tuan. Aku bahkan belum pacaran bagaimana mungkin akan menikah?"
"Apakah sudah jelas nama yang tertera disana Elisabeth Liman? Itu nama anda kan?" tanyanya yang sudah tidak bisa aku patahkan
"Ya. Aku Elisabeth Liman. Tapi...ta.."
"Tanda tangani saja, nyonya. Aku hanya menjalani tugasku"
"Tidak mau! Kalian tidak bisa memaksaku untuk tanda tangan itu. Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku kenal"
"Lebih baik anda tanda tangan nyonya sebelum tuan besar Duken yang turun tangan" ucapnya pelan namun terkesan ancaman.
"Kenapa kalau dia turun tangan?"
"Penghianatan anda lari dari pernikahan itu tidak baik, nyonya. Apalagi lari dengan lelaki lain. Tuan bisa saya membunuh anda, nyonya"
Mendengar itu seketika aku tertawa.
"Apa? Apalagi ini? Penghianat? Lari dengan laki-laki lain? aku bahkan tidak punya pacar, tuan. Teman cowok juga cuma 1, itupun cuma Reyhan. Anda sedang main ya? Apa ini acara TV? Ngeprank gitu? Ini sudah engga lucu, tuan. Mana kamera nya sih. Sudah engga kuat aku" ucapku sambil mencari-cari di mana kamera tersembunyi nya.
"Nyonya, apakah kau lupa ingatan?" tanyanya tanpa bergeming sedikitpun
" Tidak! Aku tidak melupakan apapun. Aku tidak mengalami kecelakaan ataupun terbentur benda di kepala"
"Lalu?"
"Lalu apa?"
"Apakah nyonya hanya pura-pura melupakan kami agar bebas dari tuan besar? Itu tidak akan terjadi, nyonya. Apa anda ingin mati nyonya?" ancamnya membuatku sedikit merinding.
"Tidak. Aku masih mau hidup. Ayah pasti menungguku tau"
"Ayah? " ucapnya yang terlihat terkejut dengan senyum yang penuh arti.
"Apa yang salah dengan ayah?"
"Apa anda sedang mengarang cerita?"
"Mengarang cerita? maksudnya?".
"Tanda tangan saja, nyonya" ucapnya mendorong map itu mendekat padaku.
"Atau aku akan...."
"Atau apa? Kau ingin memukulku?" ucapku menantang walaupun sebenarnya aku sangat takut.
"Tidak! Apa anda kira saya kucing yang punya nyawa 9, nyonya?" tanyanya
"Ha?" jujur aku tidak mengerti perkataan orang itu.
"Bawa dia masuk"
Seseorang masuk sambil membawa seorang lelaki yang telah babak belur.
" Lepaskan aku" ronta lelaki itu.
" Lari Elisabeth" teriaknya melihatku. Laki-laki yang membawanya menendang kakinya hingga orang itu tersungkur di lantai. setelah itu kepala orang itu diinjak. Lelaki itu sudah tidak bergerak antara mati dan pingsan. aku bingung melihat lelaki itu dan juga orang-orang di sana.
"Siapa dia?" tanyaku.
"Kau lupa nyonya? Dia pacarmu. Dia alasan anda pergi meninggalkan tuan di hari pernikahan"
"Pacarku? Tapi akku tidak mengenalnya" jujur aku tidak tau siap orang itu.
"Cih acting anda bagus sekali, nyonya. mungkin ada lulusan dari sekolah drama"
"Apa maksudmu?"
"Kau bahkan hamil anaknya dan sekarang kau melupakan ya?. Apa anda berusaha menyelamatkan ayah dari anak anda, nyonya" ucapnya membuatku kaget.
"Anak? Hei kau benar-benar gila, tuan. Aku bahkan masih perawan"
"Hehe. Kita buktikan saja. Jika anda masih perawan, baguslah. Jika tidak! anda akan dapat hukuman dari, tuan besar"
"Apa? Buktikan? Gila ya? Aku tidak peduli. Aku ingin kembali. Kembalikan aku ke kosanku" ucapku berteriak. Aku berdiri dan melangkah.
"Jika anda tidak ingin seperti orang itu. Maka kembalilah tanda tangan ini, nyonya" Ancamnya.
Aku yang baru melangkah beberapa langkah terhenti dan membatu. Takut? itu pasti.
"Nyonya. Aku telah berbaik hati. Dan aku juga sudah dapat perintah boleh memaksa dari tuan. Jadi jangan salahkan aku pakai kekerasan"
"Bawa nyonya kalian ke sini" perintah orang itu. Beberapa orang berjas hitam tadi mendekat.
"Tidak usah. Aku bisa sendiri" aku menolak dan melangkah kembali dan duduk di tempatku semula.
"Jadilah wanita yang penurut, nyonya"
"Hiks hiks. Kenapa harus aku?" kini aku sudah tidak dapat menahan air mataku.
"Aku juga tidak tau. Kenapa tuan terobsesi dengan anda. Padahal anda hanya wanita murahan" ejeknya.
"hei. Kau tau apa tentangku? sehingga kau mengatakan itu? Kita bahkan tidak saling mengenal" ucapku yang tidak terima dengan ucapnya.
"Aku sangat mengenal anda, nyonya."
"Gila"
"Cepat tanda tangan. Kemudian ikut kami pulang"
"Aku tidak mau!"
"Elisabeth larilah jangan pedulikan aku. Lari sayang" teriak pria yang pingsan tadi. Aku hanya memandangnya.
Orang di depanku tersenyum sini
"Pukul dia!" perintahnya pada orang-orang berjas hitam dan mereka memukuli orang yang sudah tidak berdaya itu
"Hentikan! Apa yang kalian lakukan? Orang itu bahkan tidak bisa berdiri. Bagaimana ia melawan kalian?"
Orang di depanku ini hanya mengangkat tangannya dan semua berhenti.
"Apa anda sudah mulai mengakuinya, nyonya?"
" Mengakui? Mengakui apa? Tidak! Aku hanya memberhentikan kalian menindas orang lemah"
"Cih lemah? Namun berani mambawa lari calon istri tuan Abraham Duken?"
"Apa kau ingin tanda tangan, nyonya?" aku termenung.
"Jika tidak aku akan membunuh pria itu di depan anda. Akh tidak! Aku akan membunuhmu pria yang kau sebut ayah tadi" ujarnya mengejek
"Jangan! Apa kau tau ayahku ada di mana?" Aku mencoba mencari informasi apakah dia tau keberadaan ayah.
"Tidak! Aku tidak tau" ucapnya membuatku lega. "Namun dalam sekejap aku akan tau dan menjeretnya kehadapan anda."
"Dunia itu luas, tuan. "
"Aku tau harus kemana mencarinya antara Amerika atau Indonesia? Koneksi ku banyak nyonya. Bahkan di lobang semut pun akan aku temukan"
Ucapnya membuatku mengidik ngeri.
"Tidak. Jangan libatkan ayah. Aku akan tanda tangan tapi jangan usik kehidupan ayahku" teriak ku.
"Ini pasti hanya Prank atau nanti juga bangun kan?" ucapku berbisik menguatkan hati, dan berharap semua ini hanya mimpi dan prank sebuah acara TV.
"Tergantung dengan sikap, nyonya. Untuk saat ini tanda tangani itu"
"Baiklah" Aku mengambil berkas dan pena. dengan tangan gemetar aku menandatangi berkas itu.
"Ini salah. Ini pasti salah. Aku yakin aku akan bangun dan ini mimpi" air mata kembali membasahi pipiku
"Simpan dan sisakan air matamu, nyonya. Setelah ini, aku yakin akan mengurasnya lebih dalam lagi. Aku takut darah yang akan mengalir" ucapnya santai.
Aku menatap orang itu, bisa-bisanya dia mengatakannya dengan santai.
"Sudah aku tanda tangani" Aku memberikan map itu padanya.
"Sekarang ikuti saya, nyonya"
Aku hanya bisa menurut dan berjalan mengikuti nya. Ia membawaku dengan mobil dan masuk ke dalam pagar besi yang besar.
"Kemana? Kemana oang ini akan membawaku?" pikirku
pembicaraannya pakai Inggris ya. author ngga bisa Inggris makhlumin aja ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
byk typo nya ka,,mgkn next nya LBH hati² lagi🤗
2021-11-21
0
Laras Azfar
aku mampir kk
2021-11-19
0
D@rDa'iL💜
bgs Thor lnjt
2019-12-17
1