Bab 12

Di sisi lain.

Sekertaris Kim, masih membaca laporan yang sengaja dia bawa ke rumahnya, karena hukumannya di tambah Abraham menjadi 3 hari, karena kemarin dia masuk ke kantor.

Tiba-tiba ada yang menelponnya.

"Iya. katakan!"

"Sekertaris Kim, kemarin nyonya juga terlihat pergi ke kafe C di A"

"Apa?! Kenapa kau baru katakan sekarang? Saya sudah melaporkannya pada tuan tadi pagi"

"Maafkan saja, sekertaris Kim. Saya baru mendapatkan kabar dari anak buah saya tadi pagi, bos"

"Kirimkan buktinya. Kau sudah mencari kebenarannya, bukan?"

"Sudah saja e-mail kan, Sekertaris Kim"

"Oke oke"

Sekertaris Kim membuka laporan dari bawahannya itu. Namun dia merasa ada yang janggal dan dia membuka satu persatu hasil ini dan hasil pencariannya kemarin.

"Ini, tidak mungkin! Bagaimana bisa? Aku harus mencari tau!"

Sekertaris menutup laporannya tadi membawa HP-nya dia pergi dengan tergesa-gesa.

Sekertaris Kim, mengambil jaket dan ingat ada yang dia dapatkan dari kosan Elizabeth kemarin, mengambil benda itu dan memasukkan ke map hasil pencarian.

Sekertaris Kim mengunakan motornya. Dia mengendarai motornya ke suatu tempat.

Sekertaris Kim masuk dan sudah langsung di sambut orang-orang yang di sana.

Disana ada tiga orang, mereka Alex, Rasyid, dan Bagus.

"Sekertaris Kim? Apa yang anda lakukan di sini, bos?!" ujar Alex.

"Wah sekertaris Kim. Apa yang terjadi? Kenapa anda kesini?" tanya bagus.

"Baguslah! Kalian ada disini semua" ujar sekertaris Kim karena personilnya "Apa aku tidak boleh kesini?!"

"Apa terjadi masalah, Sekertaris Kim?" Tanya Rasyid.

"Bukan begitu, bos. Cuma tidak seperti biasanya saja jam segini anda tidak ke kantor, bos" jelas Alex

"Aku sedang di hukum" jawab Sekertaris Kim singkat.

"Di Hukum?! Siapa yang berani menghukum anda, bos? Saya akan membunuhnya. Berani sekali dia, menghukum sekertaris Kim" ujar Bagus sambil mengeluarkan pistol.

"Benarkah?!" tanya sekertaris Kim tidak percaya.

"Percaya deh, bos. Saya kan mengambil nyawa nya dengan pistol saya ini. Saya akan membalas dendam, bos " ujar Bagus yakin " Emang siapa sih bos? yang berani ngehukum bos, sekertaris Kim, Sekertarisnya Bos besar" lanjutnya.

Alex dan Rasyid sudah pandang-pandangan, mereka juga penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan bos besar kalian. Tuan Abraham Duken. Apa kau yakin, akan membunuhnya, Gus?"

"Hahaha. Please Bos" ucapnya mengacungkan dua jari. "Kalau itu, saya juga takut, bos"

"Emang kamu fikir, Kecuali bos besar, ada yang berani menghukum saya, Gus? " ujar sekertaris Kim sombong.

"Hehehe. Ia bos. Maaf. Maaf kan saya. Saya mengaku salah"

"Mampus loe, Gus" ujar Rasyid.

"Makanya jangan sok-sokan Loe, Gus" Ejek Alex.

"Kalian ini berusaha memancing di air keruh ya?" ucap Bagus kesal pada Rasyid dan Alex.

"Katanya tadi, mau membunuhnya dan membalaskan dendam saya. Gus? Bukankah begitu? Bagus?! Iya kan Lex, Syid?" sekertaris Kim bertanya juga pada Rasyid dan Alex.

"Iya, bos" jawab Rasyid dan Bagus kompak.

"Hahaha Kalian ini. Kompak sekali ya. Kalau masalah ini" Bagus kesal pada Rasyid dan Alex yang kompak itu " Saya cuma bercanda tadi bos. Benar deh. Sumpah. Hanya bercanda" ujar Bagus takut.

"Tapi kenapa bos besar bisa menghukum anda bos? Emang apa hukumannya, sih? Sampai-sampai bos engga masuk ke kantor" tanya Alex penasaran.

"Kau seperti penasaran sekali, Lex? Hukumanku adalah ....." Sekertaris Kim berhenti membuat Agus, Alex, dan Bagus makin penasaran "Aku disuruh libur dan istirahat dirumah selama tiga hari" ucap Sekertaris Kim tidak bersemangat bahkan tampak frustasi, mengundang tawa mereka bertiga.

"Kalian tertawa? Apa kalian mau mati?!"

"Bukankah itu bagus, bos? Anda di berikan waktu untuk istirahat. Bukannya malah beruntung mendapatkan hukumannya itu. Aku malah senang bos di hukum seperti itu. Iya engga, guys?!" ujar Bagus di akhir ketawanya.

"Yo i" ujar Rasyid dan Alex

"Bagus adalah namamu. Bagiku itu derita, setelah tiga hari, maka tugasku di kantor akan menumpuk bagaikan gunung"

"Yang sabar ya, bos" Bagus mencoba menenangkan bosnya itu.

"Lalu apa penyebabnya, bos? Bos besar tak mungkin menghukum tanpa alasan kan, bos?" tanya Alex.

"Sudahlah tidak penting!" Sekertaris Kim tidak mau membahas penyebab dirinya di hukum "Aku kesini. Mau menyuruh kalian bertiga, untuk mencari tau tentang ini" Sekertaris Kim memberikan foto Elizabeth dengan seorang pria.

"Bukankan ini nyonya, bos? Tapi siapa lelaki yang bersamanya, bos?" tanya Alex.

"Apa ini selingkuhan nyonya, Bos?" tebak Rasyid.

"Makannya aku kesini. Alex dan Bagus kalian cari tau siapa pria ini. Aku merasa mengenal orang ini dan cari tau apa hubungannya dengan nyonya"

"Siap bos!" ujar Alex dan Bagus secara bersamaan.

"Dan aku, bos?" tanya Rasyid yang tidak mendapat.

"Kau, rasyid tugasmu paling penting. Aku mau kau cari tau tentang nyonya secara mendetail"

"Kenapa? Apa anda merasa nyonya mengkhianati tuan besar lagi?" tanya Rasyid.

"Bukan! Aku marasa ada yang janggal dengan nyonya"

"Janggal bagaimana, Bos?"

"Kalian lihat ini" Sekertaris Kim memberikan berkas-berkasnya.

"Dan lihat kedua foto ini"

"Apa yang salah dengan kedua foto ini, bos?"

Sekertaris Kim mulai menjelaskan masalah kedua foto itu.

"Anda benar, Bos. Saya akan mencari tau, sampai ke akar-akarnya Bos"

"Aku mau kalian menyelesaikannya dengan cepat"

"Baik, sekertaris Kim"

"Bram, kemana? Apa dia sudah menjemput nyonya?"

"Bram sudah berangkat, Bos"

"Baiklah aku akan menghubunginya"

"Ingat! jangan sampai ada yang mengetahuinya, Dan rahasiakan ini dari Bos besar. Aku yang akan mengatakannya setelah kita, menyelesaikan misi ini"

"Baik, Bos"

...^^^##########^^^...

"Selamat siang, nyonya" Sapa Bram pada Elizabeth yang berjalan mendekat padanya. Bram membungkuk hormat. Bram membukakan pintu mobil untuk Elizabeth.

"Apa anda yang akan mengantarkan saya kuliah?" tanya Elizabeth.

"Iya, nyonya"

"Baiklah, kita berangkat. Maaf merepotkan, anda" ujar Elizabeth ramah dan masuk ke dalam mobil.

Bram ikut masuk dan duduk di belakang kemudi. Bram langsung mengendarai mobilnya. Tak ada percakapan, karena Elizabeth masih sibuk dengan tugas Mr. Frank yang baru dia kerjakan tadi.

Sampailah di gerbang Universitas Massachusetts.

"Ah. Sudah sampai saja" ujar Elizabeth melihat gedung kuliahnya, karena Bram mengantarnya sampai gedung kuliah Elizabeth. "Terima kasih" ujar Elizabeth yang akan keluar dari mobil.

"Apa anda melupakan saya juga, nyonya?" ujar Bram sebelum Elizabeth keluar dari dalam mobil.

"Apa aku mengenalmu?" Elizabeth mengintip untuk melihat wajah orang yang ada di depannya itu.

"Aku adalah supir anda dulu, nyonya. Sebelum ada kabur dari tuan besar. Tidak mungkin anda melupakan aku, kan?"

"Maaf aku. Aku benar-benar tidak mengenalmu" ujar Elizabet

" Ah itu Rey dan Raisya, aku harus pergi!" ujar Elizabeth melihat kedua temannya yang telah datang bersama-sama.

"Selamat kuliah, nyonya" ucap Bram dengan nada menyindir.

"Terima kasih. Kita akan lanjutkan nanti. Kau yang akan menjemput ku kan?"

"Tentu, nyonya"

"Sekali lagi. Terima kasih"

"Benar kata Sekertaris Kim. Antara anda pintar ekting atau ada yang lainya. Nyonya siapakah anda sebenarnya?"

Elizabeth keluar dari dalam mobil dan langsung mengejar Rey dan juga Raisya.

"Rey Sya tunggu!' Mendengar suara Elizabeth, membuat Reyhan dan Raisya berhenti dan melihat ke belakang.

"Cepatan, Lis" ujar Raisya memanggil Elizabeth.

"Kamu bareng siapa, Lis?" tanya Reyhan.

"Dianterin"

"Dianterin siapa?"

"Supirnya, bos"

"Bos kamu baik nya, Lis" puji Raisya.

"Iya..iya. Baik banget orangnya"

"Siapa sih bos kamu? Sebenarnya cewek apa cowok sih majikan kamu itu, Lis?"

"Kok kamu nanya itu, Rey?"

"Pingin tau aja, Lis?"

"Cowok"

"Tua apa muda?" tanya Raisya penasaran.

"Sepantaran kita sepertinya. Eh engga lebih tua sedikit"

"Jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa, Sya?"

"Bos kamu suka sama kamu lagi, Lis"

"Ngacok!"

"Bisa jadi, Lis. Udah nikah belum bos kamu, Lis? Apa udah punya pacar?"

"Engga tau, ah. Ayo masuk ke kelas!" Elizabeth merangkul kedua sahabatnya itu dan masuk ke kelas.

Tak lama Mr. Frank masuk. Mata Mr. Frank terus tertuju pada Elizabeth.

Beberapa jam kemudian.

"Pelajaran sampai sini. Elizabeth temui saja setelah ini" ujarnya dan meninggalkan kelas.

"Sana Lis. Samperin tuh Mr. Frank Loe" ujar Raisya.

"Mr. Frank saya? Sejak kapan? Dia pasti nanyain kenapa kemarin aku engga masuk. Itu aja kok"

"Aku pernah engga masuk. Engga di cariin tuh"

"Kerena Loe engga penting, Sya" ujar Reyhan menusuk hati Raisya.

"Iya iya gua tau" ucap Raisya cukup menohok.

"Engga usah baperan kali. Maksud gua tuh..."

"Gua tau.!" potong Raisya.

"Sudahlah. Aku nemuin Mr. Frank dulu"

"Perlu gua temani engga, Lis?"

"Engga usah, Rey. Cuma Nemuin Mr. Frank aja kok. Dah" ujar Elizabeth. " Kalian pulang duluan aja. Sampai ketemu besok"

"Loe engga ikut kita makan dulu, El?"

"Engga ah. Gua masih ada kerjaan. Bye"

Elizabeth meninggalkan dua sahabatnya itu.

Elizabeth menemui Mr. Frank

"Ada apa, Mr. Apa anda mencari saya?" tanya Elizabeth sopan.

"Duduk dulu, El" perintah Mr. Frank. Elizabeth pun memilih duduk.

"Minggu kemarin, kenapa kau tidak masuk, El?" tanya Mr. Frank

"Saya ada urusan, Mr."

"Kata Rey dan Raisya, kau sedang kesulitan uang. Kau sedang bekerja, El?"

"Mereka berdua ini"

"Iya, Mr." Jawab Elizabeth.

"Kau bekerja dimana, El? Bekerja sebagai apa?"

"Sepertinya ini bukan urusan anda, Mr. Apa ada yang lain lagi?" tanya Elizabeth yang merasa tidak enak di utik masalah pribadinya.

"Ini urusan saja, El" ujar Mr. Frank "Karena jika kamu bekerja dan saya takut kuliah kamu terganggu" imbuhnya.

"Tidak usah khawatir, Mr. Saya pastikan saya akan mengerjakan tugas-tugas saya, Karena saya tidak akan pernah lupa tujuan saya ke Amerika."

"Baguslah" ucap Mr. Frank "Jika kau butuh bantuan ku. Kau bisa hubungi aku, El"

"Terima kasih Mr, atas perhatiannya. Saya permisi"

Elizabeth meninggalkan ruangan Mr. Frank.

"El. Tunggu! " Mr. Frank mengejarnya Elizabeth.

"Ada apa, Mr.?"

"Ayo saya antar kamu pulang" Mr. Frank menarik tangan Elizabeth.

Elizabeth melepaskan tangan Mr. Frank.

"Maaf Mr. Saya sangat terima kasih atas tawarannya. Tapi saya sudah di jemput"

"Di jemput siapa?"

"Teman, Mr. Permisi" Elizabeth melewati Mr. Frank dengan cepat Mr. Frank memengang tangan Elizabeth dan sedikit menariknya sehingga Elizabeth yang tidak ada aba-aba jatuh dan Mr.Frank dengan sigap membantu Elizabeth sehingga Elizabeth jatuh ke pelukan Mr. Frank.

"Lepaskan, Mr. Anda kenapa, sih?" Elizabeth mendorong tubuh Mr. Frank

"Elis?!" Bentak seseorang.

Elizabeth dan Mr. Frank melihat kearah yang memanggil Elizabeth.

"Matilah aku!"

Abraham menarik paksa Elizabeth.

"El?!" panggil Mr. Frank.

"Maafkan aku, Mr. Jemput aku, sudah datang"

"Kau yang menjemput aku, Honey" ujar Elizabeth mengikuti langkah Abraham yang menariknya. Berharap bisa meredakan amarah Abraham.

"Kenapa? Kau tidak suka? Karena aku memergoki kalian selingkuh"

"Selingkuhan apaan? Dia itu dosen aku, honey"

"Perasaan baru dua hari, aku sudah terbiasa memanggil honey. Apa benar aku lupa ingatan ya?"

"Dosen? Kau bilang dosen, tapi peluk-pelukan?!"

"Aku tadi hampir jatuh, honey. Mr. Frank hanya membantuku"

Abraham hanya diam. Membuat Elizabeth juga ikut diam. Bahkan dalam mobil, Elizabeth dan Abraham sama-sama diam.

see you next time.

Author ucapkan terimakasih atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

bule amerika makanan pokoknya nasi juga yah?

2021-11-20

0

Wati_esha

Wati_esha

Terima kasih update nya ya.
Next, ditunggu kelannutannya.

2021-04-04

1

Wati_esha

Wati_esha

Hmm bingung mau komentar apa. 😇

2021-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!