Bab 16

"Saya di sini, tuan" jawab Bram yang berjalan mendekat pada Sekertaris Kim dan Abraham yang berdiri di dekat mobil.

"Selamat malam, bos dan bos besar" sapa nya.

"Mana Elis, Bram?" tanya Abraham yang tak mau basa-basi.

"Nyonya ada di dalam mobil, tuanbesar" jawab Bram. Sekertaris Kim membuka handphone.

Mendengar jawaban Bram, Abraham langsung menendang kaki Bram, hingga Bram terduduk.

"Brug"

"Maafkan saja, tuan besar!" Bram benar-benar tidak tau dirinya telah kecolongan.

"Brug"

Abraham menendang Bram kembali.

"Kau meninggalkan Elis di dalam sendirian, Bram? Apakah kau kau tak waras?!" marah Abraham.

"Maafkan saya, tuan"

"Brug brug brug" Abraham menendang Bram. Bram hanya diam dan membiarkan tuannya itu memukulinya, karena dia tau dialah yang salah

Sekertaris Kim bicara dengan Rasyid, Alex, dan Bagus.

"Kalian bergerak sekarang! Kita harus menemukan, nyonya secepatnya. Pastikan nyonya baik-baik saja!"

"Siap, bos"

Rasyid, Alex, dan Bagus langsung bergerak meninggalkan tempat itu.

Sekertaris Kim mendekati Bram dan menarik kerah Bram. Di sudut bibir Bram sudah mengeluarkan darah.

"Dimana kau menyembunyikan nyonya, Bram?" tanya Sekertaris Kim pada Bram membuat Bram bingung.

"Sa...saya tidak menyembunyikan nyonya, Sekertaris Kim" jawab Bram.

"Brug" satu tinju Sekertaris Kim tepat di wajah Bram, membuat pipi Bram memar dan membiru.

"Katakan dimana nyonya, Bram?!" tanya Sekertaris Kim lagi dengan nada yang semakin meninggi.

"Kau bilang apa, Kim? Bram yang menyembunyikan Elis?" tanya Abraham yang tidak percaya, karena Bram salah satu anak buah kepercayaannya Abraham, sehingga dengan percaya Abraham menjadikan Bram supir Elizabeth, sekaligus pelindung untuk Elizabeth.

"Lihatlah ini, tuan"

Sekertaris Kim memberikan handphonenya pada Abraham. Abraham melihat apa yang ada di Handphone itu.

"Cepat katakan dimana nyonya, Bram?"

"Apa yang anda katakan, bos? Aku tidak menyembunyikan nyonya"

"Tunggu!" Abraham memberhentikan Sekertaris Kim yang akan meninju wajah Bram lagi.

Abraham duduk di samping Bram dan menekan tangan Bram, sehingga Bram kesakitan. Abraham menyobek lengan baju Bram.

"Brengsek!" Abraham melempar benda yang ada di tangannya. Dan kalian benar, itu adalah handphone Sekertaris Kim. Handphone harga puluhan juta itupun hancur tak berbentuk.

"Hpku" lirih sekertaris Kim melihat hpnya itu hancur berkeping-keping.

"Ada apa, tuan besar?" tanya Sekertaris Kim.

"Coba kau teliti kembali di Vidio itu, Kim" perintah Abraham.

Sekertaris Kim memangangil seseorang dan orang itu langsung mendekat dan memberikan handphonenya pada Sekertaris Kim. Sekertaris Kim, menonton lagi Vidio itu.

Vidio itu memutar di bagian wajah Elizabeth saat terduduk dan sembunyi. Terlihat wajah dan tangan saat Bram membungkuk untuk membantu Elizabeth untuk keluar mobil.

Sekertaris melemparkan handphone tersebut di depan Bram. Bram langsung menonton video itu.

"Ini bukan saya, Bos" ujar Bram setelah melihat Vidio itu "Saya tidak akan mungkin mengkhianati anda, tuan besar" ujar Bram yang sujud di kaki Abraham..

"Anda benar, tuan" ujar Sekertaris Kim "Bram yang membawa nyonya memiliki luka tembak di lengannya dan Bram yang ini tak ada"

"Aku mempercayaimu, Bram" ujar Abraham dan duduk di depan Bram.

"Terima kasih tuan besar, karena sudah mempercayai saya" ucap Bram tulus.

" Tapi jika terjadi sesuatu pada Elis-ku, maka aku tak akan pernah memaafkan mu karena telah meninggalkannya sendirian di dalam mobil, Bram!" ucap Abraham menaikan nadanya.

"Aku akan berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan nyonya, tuan besar"

"Kau baik-baik saja, Bram?" tanya Sekertaris Kim mengulurkan tangan.

"Tidak usah!" Abraham memukul tangan sekertaris Kim yang terulur pada Bram dan Abraham yang menerima uluran tangan Sekertaris Kim.

"Saya baik-baik saja, bos" jawab Bram dan berdiri bangkit sambil membersihkan bajunya yang kotor.

"Kau bilang masih baik, Bram?!" marah Abraham karena dia sepertinya kurang memukul Bram, sehingga dia bisa bilang dirinya baik-baik saja. "Sepertinya Pukulan ku tadi kurang kuat. Kau kurang?!" lanjut Abraham.

"Tidak, tuan besar! Maafkan saja" Bram langsung ketakutan.

"Ayo. Kita bergerak sekarang! Temukan Elis secepatnya dan pastikan dia baik-baik saja" ujar Abraham.

"Siap, bos?!"

Yang lain langsung pergi ke dalam mobil dan motor masing-masing, termasuk Bram.

Tinggallah Sekertaris Kim dan Abraham.

Sekertaris Kim membukakan pintu mobil untuk Abraham masuk. Abraham masuk dan Sekertaris yang mengendarai mobil.

Sekertaris Kim juga sambil mengangkat telpon. Sedangkan Abraham cukup tenang, namun otaknya terus berfikir. Dia melihat Vidio itu berulang-ulang, karena di sana ada wajah Elizabeth yang ketakutan.

"Dia pasti ketakutan sekarang, Kim" ujar Abraham. Sekertaris Kim melirik kearah tuanya itu. Terlihat jelas wajah khawatir Abraham.

"Kenapa anda begitu peduli dengan nyonya, tuan?"

Abraham melihat Sekertaris Kim yang bertanya.

"Kau seperti sudah lama sekali penasaran tentang hal ini kan, Kim?" tanya balik Abraham pada Sekertaris Kim.

"Maafkan saya, tuan. Tapi nyonya sudah sering sekali mengkhianati anda, Tuan. Dan anda tidak pernah menyalahkan nyonya"

"Sama halnya dengan dirimu dan juga yang lainnya. Dengan alasan yang sama, aku juga sudah berjanji melindunginya dengan nyawaku, Kim. Kalian tak akan pernah mengenalku sebagai Abraham Duken dan mungkin bahkan kalian tak kan pernah bertemu dengan ku" Jelas Abraham pada Kim "Aku berhutang nyawa padanya, Kim. Dan itu alasanku selalu menjaganya"

"Tapi tuan..."

"Bukankah itu kesalahan, Kim?" potong Abraham dan Sekertaris Kim langsung diam. Sebenarnya Sekertaris Kim bukan mengakui jika selama ini dia salah mengenal nyonya nya itu, tapi perasaannya ada yang jagal tentang nyonyanya itu. Saat ini yang bisa dia lakukan adalah mencari tau sedetail-detailnya.

"Elizabeth tak pernah mengkhianati ku. Dia masih suci, Kim. Karena amarah aku melakukan kesalahan dan aku menyesali itu" Abraham.

"Apa aku boleh bertanya satu lagi tuan?"

"Apa?! Apa yang ingin kau tanyakan? Aku akan menjawabnya, Agar kau bisa mengurangi sedikit kebencian mu pada Elizabeth. Cih. Sampai-sampai kau memandang CCTV di mobilnya. Nanti akan ku berikan perhitungannya nanti padamu, Kim"

"Baiklah, tuan. Saya akan menerima hukuman saja" ujar Sekertaris Kim " Tapi apa anda mencintai nyonya, tuan besar? Atau hanya karena balas Budi?"

Abraham tersenyum.

"Awalnya, iya. Aku hanya menepati janjiku. Yang pasti sekarang yang jelas dia istriku, Kim. Dia Istriku, Kim. Yang artinya dia nyonya kalian Jawab Abraham. Sekertaris Kim diam dia masih tidak puas dengan jawaban Abraham.

"Kau masih ingin bertanya, Kim?" tanya Abraham lagi.

"Kalau awalnya tidak, lalu bagaimana dengan sekarang, tuan besar? Apa sekarang anda mencintai nyonya?"

" Aku tidak tau, Kim. Setelah pernikahan itu, ada yang berbeda dari perasaanku. Aku ingin dia baik-baik saja, aku ingin bisa melihatnya selalu dan menjaganya, melihatnya bahagia. Walaupun keinginannya sama dengan keadaan belum menikah, tapi rasanya berbeda. Apa aku mulai mencintai nya. Atau karena ikatan pernikahan dan janji yang membuatku begini. Aku juga tidak tau"

"Saya harap anda tidak di kecewakan, tuan. Jika sumpah anda melindungi nyonya, tapi sumpah kami melindungi anda dan kebahagiaan anda. Aku akan melindungi nyonya jika dia sumber kebahagiaan anda tuan. Tapi jika suatu saat dia terbukti mengkhianati Tuan, aku sendiri yang akan membunuhnya"

Di sisi lain.

"Anda mau kemana, nyonya?" ujar Bram melihat Elizabeth keluar dari rumah kosong.

"Kau sudah mendapatkan kayunya, Bram?" tanya Elizabeth. "Kau kenapa, Bram? Pipimu?" tunjuk Elizabeth pada Bram yang pipinya memar dan sudut bibirnya keluar darah.

"Di luar bahaya nyonya. Ayo kita masuk!" Bram tidak mempedulikan pertanyaan Elizabeth tersebut dan berjalan melewati Elizabeth.

"Ayo, nyonya"

"Eh iya, ayo"

Elizabeth mengikuti Bram masuk.

Di dalam Bram membuat api unggun dan Elizabeth duduk tak jauh dari sana menatap Bram yang sibuk membuat api unggun nya.

"Kau baik-baik saja, Bram? Ada apa dengan pipimu? Apa mereka masih mengejar?"

"Iya nyonya dan untungnya aku berhasil meloloskan diri"

"Apa kau sudah menghubungi Abraham, Bram? dan mengatakan kita disini"

"Hpku tertinggal dalam mobil, nyonya. Jadi saya tidak bisa menghubungi, tuan"

"Oh iya deh" Elizabeth ingat hp yang di tunjuk Bram jika berbunyi, Elizabeth di suruh pergi dan bersembunyi sendiri. "Apa kita tidak bahaya di dalam sini?"

"Anda tidak perlu khawatir, nyonya. Saya akan berusaha melindungi anda" Jawab Bram yakin "Sekarang istirahatlah, nyonya. Aku yang akan berjaga-jaga"

"Kau, yakin?"

"Tentu, nyonya"

Elizabeth menyandarkan tubuhnya di dinding dan memapah dagunya dengan tangan dan mulai mencoba memejamkan matanya.

See you next time

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

trs yg sama elis skrg bram yg mana🤔🤔ga mgkn elis mengenali wajah bram

2021-11-21

0

Laras Azfar

Laras Azfar

thor apa ada dua bram,,,ko jadi bingung sih

2021-11-19

0

Ariya Elf

Ariya Elf

bramnya kembar thor??

2021-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!