Sampailah di rumah.
Abraham menarik paksa Elizabeth masuk ke dalam rumah itu. Elizabeth hanya mengikuti langkah Abraham agar tidak jatuh dan tertarik.
Pintu terbuka dan seperti biasa, semua pelayan sudah menyambut dengan hormat.
"Selamat datang kembali ke rumah, tuan besar dan nyonya" sapa mereka.
Abraham tak memperdulikan sapaan para pelayannya dan terus menarik Elizabeth ke atas.
Brak. Bunyi pintu kamar yang di dobrak dengan cara di tendang.
Abraham menarik Elizabeth hingga ke kamar mandi dan menguyur Elizabeth dengan air dingin. Memepet tubuh Elizabeth ke tembok, sehingga tubuh mereka sama-sama basah.
"Kau...kau mau apa?" tanya Elizabeth takut, karena tatapan Abraham yang menakutkan, seakan mau menelannya hidup-hidup.
Abraham tanpa menjawab dia langsung mencium bibir Elizabeth. Elizabeth berusaha melawan Abraham.
"Ja..Jangan... aku mohon" Mohon Elizabeth yang terus memberontak.
Dengan gencar Abraham menelusuri tubuh Elizabeth.
"Mandilah! Bersihkan tubuhmu dari noda dan bau pria itu. Aku tak menyukainya" ujar Abraham memberhentikan cumbuan nya dan meninggalkan Elizabeth sendirian.
Elizabeth menangis sampai tubuhnya melorot ke bawah dan terduduk. Elizabeth benar-benar takut, karena Abraham sampai mengigit lehernya hingga berdarah.
Abraham keluar dengan amarah.
"Beraninya dia memeluk pria lain di hadapanku"-Abraham
"Di mana kesalahan ku? Aku tidak melakukan apapun? Kenapa dia begitu marah? Aku takut"- Elizabeth
...############...
30 menit Elizabeth mandi dan tak kunjung juga Keluar dari kamar mandi. Abraham menunggu dengan gelisah.
"Apa yang dilakukan wanita itu di dalam?"
Abraham membuka pintu kamar mandi dan ternyata di kunci oleh Elizabeth dari dalam.
"Tok tok tok. Elis buka pintunya Tok tok tok" Tak ada juga jawaban.
"Elis!. Buka pintunya!. Kalau kau tidak membuka, akan aku dobrak pintu ini" ancam Abraham.
"ELIs" tok tok tok.
"5 menit lagi. Jika kau tidak keluar, aku akan hancurkan pintu ini" ancam Abraham.
Di dalam kamar mandi.
Elis masih melihat pantulan dirinya di cermin. luka di Leher yang masih membekas, Elis mencoba menyentuh luka itu dengan tangannya.
"Sest. Perih!"
"Tok tok tok" suara pintu terketuk kembali.
"Apa ini sudah 5 menit? Cepat sekali!"
"Elis, jangan uji kesabaran ku. Cepat keluar! Aku hitung 3....2...sa."
Cekrek. Pintu terbuka.
Abraham langsung menarik Elizabeth dan melemparnya keatas kasur.
Elizabeth memundurkan tubuhnya dan Abraham merangkak di atas tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan di dalam? Apa kau berniat bunuh diri?!" bentak Abraham.
"Aku...Aku... Aku..." Elizabeth ketakutan.
Abraham menelusuri leher Elizabeth dan berhenti pada luka di leher itu, luka akibat gigitan nya tadi.
Abraham mendekat, Elizabeth langsung menutup matanya.
Abraham mencium lembut bekas luka itu. Mengoleskan sesuatu dan menempelkan plaster. Elizabeth membuka matanya.
"Ini adalah akibatnya jika kau melanggar larangan ku. Jika kau melanggar lagi, maka hukumnya lebih berat dari ini"
Abraham menelusuri seluruh wajah Elizabeth tangannya.
"Siap-siaplah"
Abraham mengambil posisi duduk.
"Kita akan kemana?" tanya Elizabeth yang juga memposisikan tubuhnya duduk di samping Abraham.
"Aku mau mengajakmu makan di luar"
"Makan di luar? Kenapa?"
"Aduh tugas besok belum selesai lagi? Besok dari pagi sama sore lagi kuliahnya. Apa aku menolak saja makan malamnya? Apa aku bisa menolak?"
"Apa aku harus ada alasan untuk mengajakmu makan, Elis?!" tanya Abraham penuh penekanan.
"Ya. Ini sudah pasti tidak bisa menolak deh"
"Oke" ucap Elizabeth pasrah.
"Kenapa? Kenapa kau terlihat tidak bersemangat?" Abraham menahan tangan Elizabeth yang akan pergi bersiap-siap.
"Apa kau ingin melakukan hal yang lain, Elis?"
Elis dengan semangat duduk di samping Abraham kembali dan merangkul tangan Abraham.
"Apa aku bisa tidak ikut makan malam?" tanya Elizabeth hati-hati.
Dengan kesal Abraham meraih leher Elizabeth.
"Kenapa?! Apa kau tak ingin makan bersamaku?" tanya Abraham mencekik leher Elizabeth.
"Kenapa incarannya selalu leher sih?"
"Tugas kuliahku besok banyak banget, honey. Malam ini aku berniat mengerjakannya" Elizabeth berusaha tenang.
Abraham melepas tangannya.
Elizabeth terbatuk-batuk.
"Tugas kantormu pasti juga banyak, kan?" Elizabeth berusaha berfikir agar tidak membuat Abraham marah kembali. "Apa sebaiknya kau mengerjakan tugas kantormu, dan aku mengerjakan tugas kuliahku" Abraham diam.
"Bagaimana setelah makan, kita kerjakan tugas kita bersama-sama? Bagiamana?" ucap Elizabeth penuh harap.
"Kau mau membantuku mengerjakan tugas kantor, Elis?"
"Tidak! Tidak! Mana mungkin! Tugas kuliahku saja banyak. Maksudku itu, kau kerjakan tugas mu dan aku kerjakan tugasku di ruangan yang sama"
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Karena aku senang kalau kau mau se ruangan dengan ku. Jadi aku ada temannya. Jadi aku engga akan merasa bosan. Begitu" jawab Elizabeth "Makan malamnya di rumah saja, ya" mohon Elizabeth.
"Baiklah. Makan malam di luarnya di tunda. Besok, kau harus sudah siap. Saat aku pulang kantor, aku akan langsung menjemputmu"
"Oke"
Abraham menelpon untuk menyiapkan makan malam di rumah, karena tadi dia bilang makan malam di luar jadi para pelayan tidak memasak untuk makan malam.
Setelah makan siap. Abraham dan Elizabeth memilih makan terlebih dahulu.
"Wah cepat sekali mereka masak, ya?" ujar Elizabeth melihat makanan yang sudah tersusun rapih di atas meja.
"Aku menyuruh mereka membeli makanan di restoran tempat kita akan makan tadi"
"Ooh. Terimakasih" ujar Elizabeth senang karena dia bisa mengerjakan tugasnya setelah ini.
"Anda mau makan apa, honey?" tanya Elizabeth sambil mengambil piring untuk mengambil nasi untuk Abraham.
"Apa saja!"
Setelah mengambil makanan Abraham, Elizabeth mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Selamat makan"
Mereka makan dengan tenang.
Elizabeth tak mengambil banyak lauk, karena memang Elizabeth tak pernah makan banyak.
Abraham mengambil daging dan menaruhnya di piring Elizabeth. Melihat itu, Elizabeth menatap Abraham.
"Makanlah! Aku tak ingin, orang mengatakan aku tak memberi makan istriku"
"Terimakasih"
Makan selesai.
Elizabeth dan Abraham kembali ke kamar.
Elizabeth langsung mengambil buku-bukunya. Untung sekali pas pulang ke kosan kemarin Elizabeth bisa membawa semua buku-buku kuliahnya dan laptop nya.
Elizabeth mengerjakan tugasnya dan Abraham masih duduk di sofa.
"Honey?!" panggil Elizabeth hati-hati.
"Em"
"Honey?!"
"Ada apa?!"
"Apa aku boleh meminta Handphone ku?"
"Untuk apa?"
"Membuat laporan, Honey. Disini tak ada internet"
"Pakai WiFi saja"
"Apa kodenya?"
"190897"
"Kodenya ulang tahunku?" tanya Elizabeth karena kodenya itu adalah ulang tahunya 19 Agustus 1997.
"Em. Katamu kau pelupa, makanya aku mengunakan ulang tahunmu itu"
"Benarkah?"
"Apa kau juga melupakannya?"
Elizabeth mendekatkan pada Abraham dan duduk di samping Abraham.
"Honey, apa boleh aku ke rumah sakit?"
"Untuk apa? Apa kau sakit?" tanya Abraham menatap Elizabeth.
"Aku tak mengingat apapun tentang kalian, tentang mu, sekertaris Kim, Supirku tadi pagi, dan semua yang berhubungan denganmu. Apa aku pernah terbentur? apa aku benar lupa ingatan? Aku hanya ingin tau segalanya"
"Besok aku akan membuat janji dengan dokter"
"Jangan besok, Lusa saja. Besok aku banyak kuliah, honey"
"Terserah pada dirimu"
"Terimakasih" Elizabeth langsung berdiri dan akan kembali ke mejanya tadi.
"Ambil buku-buku mu"
"Kenapa?"
"Katanya mau mengerjakan tugas dengan ku. Kerjakan di ruangan kerjaku!"
"Benarkah? Apa aku boleh masuk?"
tanya Elizabeth, karena tau ruangan kerja Abraham hanya Abraham, Sekertaris Kim, dan pak Run saja yang boleh masuk. Pak Run bertugas sebagai bersih-bersih ruangan itu.
"Em"
"Oke"
Elizabeth Mengambil buku dan laptopnya dan mereka berdua ke ruangan kerja Abraham.
Elizabeth masuk dan terkejut, karena ruangan kerja itu tidak seperti ruangan kerja, Lebih tepatnya ruangan penyimpanan senjata. Elizabeth meletakan buku-bukunya di meja, dan duduk di sofa. Sedangkan Abraham duduk di kursi kebesaran miliknya.
"Kenapa di sini banyak sekali senjata? Apa tidak apa-apa, ada senjata sebanyak ini?"
"Aku yang memproduksinya, tentunya boleh" Abraham membuka laporannya dan mulai fokus.
"Polisi? Apa polisi tidak akan menangkap?"
"Siapa yang berani menangkap ku, Elis? Jenderal pun akan mundur, saat tau namaku"
"Abraham Duken sang CEO D' Company? Apakah itu bisa membuat para jenderal pun ketakutan?" tanya Elizabeth polos.
"Hahahahaha" Abraham tertawa melihat kepolosan Elizabeth.
"Karena kau istriku, jadi aku akan katakan padamu. D'Company hanya perusahaan kecil, Elis. Perusahaan kecil yang baru naik daun" ujar Abraham sambil tangannya menelusuri wajah Elizabeth "Yang membuat mereka gemetar bukan perusahaan kecil itu, tapi Drakness"
"Drakness?"
"Iya D untuk Drakness. D 'campany bukanlah hanya yang kita lihat sekarang, tapi juga ada di dunia bawah"
"Dunia bawah?"
"Kau pasti pernah mendengar dunia mafia pastikan, Elis?"
"Mafia? Kau mafia?!" Elizabeth benar-benar terkejut.
"Kau benar sekali" Abraham menutup laporannya yang baru dia buka tadi dan melangkah ke arah susunan senjata.
"Drakness adalah mafia terkuat di Amerika bahkan di Internasional. Lawan kami hanya satu yang tak kalah kuat dari kami. Mandri. Musuh bebuyutan Drakness. Tapi Sampai sekarangpun Mandiri tak bisa menyentuh kita"
"Apa yang kau lakukan di dunia mafia?"
Abraham mengangkat sebuah senjata dan mengisinya dengan peluruh.
"Banyak sekali, Seperi menjual narkoba, merampok, dan juga membuat senjata. Kau lihat saja di dalam sini. Ini produksi ku sendiri" jawab Abraham, membuat Elizabeth takut.
"Kenapa? Kau takut? Kemarilah!" Abraham memanggil Elizabeth.
"Kemarilah, Elis?!"
Dengan rasa takut, Elizabeth berdiri dan mendekat pada Abraham.
Dret, Abraham meletakan ujung senjatanya pada Elizabeth. Elizabeth terkejut, Hingga mundur beberapa langkah.
"Apa kau takut?" tanya Abraham pada Elizabeth. Abraham menurunkan senjatanya dari Elizabeth, membuat Elizabeth bernafas lega.
"Kau tak boleh takut, Elis. Karena setelah ini, kau harus terbiasa dengan senjata, dari pistol, Pedang, bom, dan belati"
"Ke...Kenapa? Kenapa?"
"Karena kau istriku" Jawab santai Abraham "Pegang ini" Abraham memberikan senjatanya pada Elizabeth. Elizabeth menerimanya dan mencoba arahan Abraham.
"Ini senjata pertama yang aku buat, saat usiaku masih 7 tahun"
"Umur 7 tahun? Kau membuat senjata umur 7 tahun?"
"Benar. Aku di ajarkan untuk kuat dan tak mengenal takut dari kecil. Karena membunuh atau di bunuh adalah pekerjaanku"
"Apa kau juga pecandu?"
"Kenapa kau menanyakan itu, Elis?" tanya Abraham "Apa kau takut aku sakit?"
"Aku hanya ingin tau"
"Itulah kebodohan manusia, pembuat rokok di pabrik rokok tak merokok, begitu pula aku, penjual narkoba, tapi tak jadi pencandu. Tapi mereka malah dengan senang hati membeli dengan harga yang mahal"
"Kenapa kamu lakukan itu? Kau tidak jadi pecandu karena tau bahayanya narkoba, kan? Tapi kenapa kau malah menjual narkoba?"
"Karena aku menyediakan barang. Mereka butuh, aku menyedikan" Jawab Abraham "Bidik sasaran mu, Elis. Dengan benar. Lalu tarik ini"
Abraham mengajarkan Elis untuk menembak sebuah papan target.
"Apa kau menyuruhku menembak disini?" tanya Elizabeth takut"
"Tarik pelatuknya!"
Elizabeth menarik pelatuknya.
"Tembak, Elis!"
"Dor" Elizabeth menembak tepat di tengah-tengah papan target.
"Kau pernah menembak sebelumnya, Elis?" tanya Abraham heran.
"Tidak pernah?! Aku hanya bisa memanah. Mungkin karena aku sudah bisa memanah jadi menentukan target itu udah bagiku" tebak Elizabeth.
"Mungkin"
"Sana! Kerjakan tugasmu" usir Abraham.
Elizabeth kembali duduk di sofa dan memulai membuka pintunya.
"Mulai lusa, kau akan belajar menembak dengan sekertaris Kim, Elis" ujar Abraham yang juga kembali duduk di kursi kebesarannya setelah melihat Elis cukup lama di tempatnya berdiri tadi.
"Aku? kenapa?" Elizabeth menatap Abraham.
"Karena setelah ini, Hidupmu tidak akan mudah"
"Kau menyuruhku belajar menembak, apa kau tidak takut aku akan menembak mu?"
Abraham tertawa dengan pertanyaan Elizabeth.
"Hahahaha. Kau butuh waktu 10 tahun, Elis hanya untuk melawanku yang sekarang" ujar Abraham "Jangan bertanya lagi! Kerjakan saja tugasmu!
"Kau yang membuat aku bertanya. Dasar menakutkan!"
See You Next Time
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
RezkySr
up nyaa yg sering Thor up 2 eps lngsung
2021-04-05
1
Wati_esha
Terima kasih update nya ya.
Next, ditunggu kelanjutannya.
2021-04-05
1
Wati_esha
Elis ... sampai terpikir untyk mencari tahu apakah dulu pernah mengalami kecelakaan...
2021-04-05
1