Biografi Cinta Pria Miskin
Di awal tahun 2017, di mana tahun ajaran baru yang sedang berlangsung para siswa siswi kelas 3 SMP naik ke kelas 1 SMA.
"Bu sarapan aku sudah Ibu siapin belum?." Ucap salah seorang pria yang baru saja keluar dari kamar dengan seragam putih abu-abu dan parasnya yang amat tampan.
"Sudah nak, sarapannya sudah ada di atas meja." Balas bu Wati ibu dari pria tampan yang bernama Imran Setiawan, putra ke 2 setelah abangnya yang bernama Riyan.
Pria yang memiliki bakat seni melukis, putra dari almarhum bapak Nasiono dan Ibu Sukowati keluarga sederhana jauh dari kata kaya raya.
"Oh ya Bu, kayaknya aku bakal pulang lambat deh hari ini. Soalnya ada pertandingan melukis bagi murid-murid baru di sekolah." Ucap Imran sambil mengunyah.
"Oh yasudah kalau gitu, kamu baik-baik di sekolah ya nak belajar yang rajin." Kata Ibu yang sedang menyusun peralatan alat tulis.
"Tapi ingat. Jangan pulang sampai larut malam." Seru Ibu meningkatkan.
"Iya Bu... Imran janji nggak akan pulang sampai larut malam." Ujar Imran berjanji.
Setelah selesai sarapan, Imran pun bergerak bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Ibunya yang masih berada di meja makan.
"Bu Imran izin berangkat sekolah dulu ya.." Teriak Imran dari depan pintu
"Iya Nak." Jawab Ibu singkat.
Ya Imran setiap harinya berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor peninggalan dari sang Ayah.
"Imran pergi ya Bu. Assalamualaikum..." Ucap Imran berlalu pergi.
Semasa di perjalan tampak para burung berkicauan di atas reranting pepohonan di pinggir trotoar. Sejenak Imran mengamati dan merasakan setiap hembusan angin yang terhempas menyentuh tubuhnya.
"Huemm... Sejuk nya udaranya pagi ini." Ucap Imran yang sambil menyetir.
Saat sedang asik merasakan sejuknya udara pedesaan, tiba-tiba saja salah seorang gadis yang mengendarai mobil mewah tak sengaja menabrak Imran hingga dirinya terpental jatuh ke aspal.
"Gubrak..!" Suara keras mobil menghantam motor Imran sampai hancur berkeping-keping.
"Eh Pak!, apaan tuh!?. Bapak nabrak orang ya!?." Ucap gadis tersebut sembari melihat ke depan.
"Aduh, gimana ni non?, maafin bapak non. Bapak bener-bener nggak sengaja." Pekik Pak Edi dengan raut wajah penuh ketakutan.
"Yah gimana dong ini Pak, bapak sih nggak hati-hati bawa mobilnya." Ucap gadis yang menyalahkan Pak sopir.
"Ya udah non, sebaiknya non duduk diam di sini, sementara bapak cek pengendara motor itu." Ujar Pak sopir sembari turun dari mobil.
Setelah Pak sopir turun dan mengecek si pengendara tersebut, ternyata pengendara yang di langgar itu tak lain adalah salah satu mahasiswa dari sekolah yang sama dengan gadis yang berada di dalam mobil mewah tersebut.
"Mas.. Mas nggak papa?, ada yang luka-luka nggak Mas.?" Tanya Pak Sopir penuh kekhawatiran.
"Duh, bapak gimana si!? masih tanya lagi. Lagian bapak bisa nyetir kagak si!?." Ucap Imran yang sedang membangkitkan sepeda motornya.
"Maaf Mas... Maaf banget, bukannya saya nggak hati-hati, saya juga nggak sengaja Mas." Jawab Pak sopir sembari membantu Imran dalam mengumpulkan puing-puing pecahan dari kap bodi motor nya itu.
"Maaf- maaf..! Liat dong ini Pak, gara-gara Bapak motor saya jadi hancur begini!. Ayo tanggung jawab Bapak, saya nggak mau tahu.!" Ucap Imran yang kepalang emosi.
"Iya, iya Mas. Saya akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Em ini kartu nama saya dan di situ tertera no hp saya, dan lengkap berserta alamat rumah saya. Mas bisa datangi saya ke alamat itu." Ujar Pak Sopir yang memberikan sebuah kartu nama.
"Nggak bisa gini dong Pak?, terus saya ke sekolah mau naik apaan?, jalan kaki gitu!? mikir dong pakai akal!?." Tanya Imran dengan nada tinggi.
"Jadi maunya Mas gimana ini?, supaya kita sama-sama enak aja la Mas gimana caranya?." Ujar Pak sopir yang merasa kebingungan.
Melihat kondisi di luar yang semakin tidak kondusif, dengan perasaan tidak sabar akhirnya gadis yang berada di dalam mobil memutuskan untuk turun dari mobil mewah nya itu.
"Huh.. Gimana Pak Edi,?" Tanya Cici yang penasaran. Ya sopir tersebut adalah Pak Edi usia yang sudah terbilang tua memasuki usia 40 tahun
"Eh Mbak. Ini, ini gimana!? gara-gara mobil kalian motor saya jadi hancur lebur begini!." Kata Imran yang masih bernada tinggi.
"Udah-udah, jangan ribet! emang berapa biaya perbaiki motor loh itu?." Tanya gadis itu dengan nada sombong sembari mencoba mengeluarkan isi dompet yang di bawa dalam tas sekolah miliknya.
"Sombong banget ni jadi cewek!." Batin Imran dengan lirikan matanya yang tajam dan senyuman sinis yang terpancar di wajahnya.
Dengan keadaan demikian Imran pun berinisiatif untuk memberi pelajaran terhadap gadis sombong itu dengan cara menekan harga servisan motor yang akan di perbaiki nya di bengkel. Dan tidak berhenti di situ, Imran pun berinisiatif untuk menumpang, merasakan jadi orang kaya sejenak.
"Ok!, aku minta sekarang uang kes! 3 juta rupiah. Ada nggak kamu?, jangan cuma mobilnya aja yang Alphard, tapi uang 3 juta aja nggak punya." Ledek Imran dengan senyum tipis.
"Apa!? 3 juta, elu gila ya!?, gua mana ada uang segitu lagian di dompet gua cuma ada uang 700 ribu. Lagian ni uang untuk bayar SPP gua juga." Ujar Cici sedikit perasaan tidak rela memberikan uang yang ada di dalam dompet nya itu.
"Gila..! 700 ribu, mana cukup untuk perbaiki motor aku yang uda hancur begini!" Ucap Imran sembari menghitung uang yang di berikan oleh gadis sombong itu.
"Terus gimana dong?, ah ela ribet amat deh lu jadi cowok!. Ya udah itung-itung itu buat DP nya aja dulu. Entar kurangnya datang ke rumah gua. Ni alamat gua!." Jawab Cici sembari mengeluarkan selembar kertas dan menuliskan sebuah alamat rumah yang tak lain adalah alamat rumah nya sendiri.
Ya Cici namanya adalah putri dari keturunan saudagar kaya raya yang memiliki ratusan kebun hektar di mana-mana.
"Dah ni ni!. Itu alamat rumah gua. Lu bisa datang kapan aja!, dah ya gua mau berangkat ke sekolah uda kesiangan ni gua." Pinta Cici yang merasa bete.
"Eh nggak semudah itu!, ini uang kan masih kurang, jadi aku juga uda terlambat untuk berangkat ke sekolah. Jadi, mau nggak mau aku harus nebeng ikut mobil kamu." Ujar Imran sembari berlalu pergi meninggalkan sepeda motornya yang sudah rusak parah.
"Non.. Ini gimana?, yang bener aja dong non, masa ia dia nebeng mobil non. Entar kalau non di pegang-pegang sama dia gimana coba?". Tanya Pak Edi cemas.
"Sudah-sudah Pak, jangan di perpanjang. Biarkan saja!, dari pada makin repot urusan nya. Lagian kan ini semua salah nya Bapak, jadi sudah lah. Toh Bapak kan juga ada, aku jamin pasti dia gak berani macam-macam." Jawab Cici sembari masuk ke dalam mobil.
"Sudah ayo jalan Pak. Hari sudah makin siang." Ujar Cici meminta Pak Edi melaju kendaraan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
putri aulia
keren tor smngt y
2024-03-12
0
Cici Afriani
Widih widih...😁😁 Cerita nya kenak kali Thor, keren banget sumpah. Baru aja baca episode 1, Uda di buka adegan yang menegangkan.. Semangat Thor, di tunggu lanjutannya
2024-02-21
1