Eps. 13. "Merayu"

Selang beberapa waktu kemudian, akhirnya salah seorang guru cantik dengan bodinya yang bohay.

"Pagi anak-anak..." Ucap Bu Dewi yang sudah tiba di ruangan.

"Pagi juga Bu..." Jawab serentak para murid di dalam kelas.

"Baiklah, sebelum kita memulai pelajaran alangkah baiknya kita membaca doa terlebih dahulu. Berdoa di mulai!." Perintah Bu Dewi kepada seluruh murid-muridnya.

"Berdoa selesai.!" Seru Bu Dewi.

"Ok anak-anak sekalian silahkan kalian buka halaman 11 sampai 14 kerjakan tugas di halaman itu. Ibu mau ke ruang rapat dulu ada hal yang penting yang mau guru-guru bicarakan. Ingat jangan ada yang ribut!, mengerti kalian semua..!" Ucap Bu Dewi bicara dengan sangat tegas.

"Mengerti Bu...!" Jawab para murid lagi dengan serentak.

"Bagus!. Yasudah, selesai Ibu dari rapat guru sudah ada hasil yang akan Ibu lihat. Siapa yang mengerjakan, dan siapa yang nggak mengerjakan!. Ibu tinggal dulu, Assalamualaikum.." Ucap Bu Dewi sambil beranjak meninggalkan kursinya.

"Wa'allaikum Salam.." Jawab lagi para murid.

Di tengah-tengah para siswa sedang fokus mengerjakan tugas yang di berikan oleh Bu Dewi, tiba-tiba salah seorang siswi cantik yang berada tepat duduk di samping Cici berkata kepadanya;

"Eh Ci, kalau di lihat-lihat si Imran manis juga ya." Seru Indri salah satu murid yang terbilang cukup cantik, dan sikapnya yang sedikit centil.

"Haha... Indri, indri uda jangan di liatin terus ntar naksir loh." Ucap Cici sambil cengengesan. Mendengar ucapan Cici, Indri hanya tersipu malu sambil memukul tangan Cici pelan.

"Eh tapi kalori elo beneran naksir sama Imran kita bakal saingan".

"Haha... Kita saling saing?, Gilak!. Lagian gue bercanda kali Ci mana mana mungkin gue naksir sama cowok dingin itu."

"Eh elo jangan salah in, walaupun dia dingin-dingin gitu, dia itu pintar lo uda gitu cara dia bicaranya terkesan dengan kepribadian nya yang tampak dewasa. Ya meskipun dia miskin dan penjual kue kering keliling, nggak jadi masalah buat gua. Yang terpenting caranya mencari rezeki dengan cara yang halal." Kata Cici yang merasa sangat kagum.

"Apa Lo bilang barusan Ci!?, serius Imran penjual kue kering keliling..!? Balas Indri yang merasa tidak percaya dengan pertanyaan Cici.

" Ya gue serius lah in, Imran itu bisa masuk sekolah di sini karena lewat jalur beasiswa, dia dan ibunya termasuk golongan orang tidak mampu. Yang bikin gua sangat salut sama Imran, dia itu cowok yang pekerja keras, dan nggak gengsian. Kata temen deketnya sih bilang kalau Imran itu jualan kue kering keliling buat biayain Ibunya dan adik-adiknya." Ujar Cici menjelaskan kepada Indri.

Dan lagi-lagi Indri merasa terkejut dengan cerita yang di sampaikan oleh Cici.

"Udah-udah nggak usah di lanjutkan. Lihat Ci, jarum jam sudah hampir memasuki mata pelajaran ke dua. Ayo cepat kita selesaikan tugasnya, entar Bu Dewi datang kita belum siap lagi." Kata Indri yang melanjutkan menulis.

"Eh iya ya In, elo si ah ngajakin gua ngobrol."

"Dih kok jadi gua."

Setelah setengah jam kemudian para siswa siswi pun telah selesai melaksanakan tugas yang di berikan oleh Bu Dewi. Dan tibalah Bu Dewi di dalam kelas.

"Gimana?, uda siap kalian kerjakan semuanya!?" Ucap Bu Dewi dengan tatapan matanya yang tajam.

"Sudah Bu, sudah siap." Jawab serentak para murid.

"Bagus!. Imran, silahkan kamu kumpulkan satu persatu buku temanmu yang sudah selesai mengerjakan Ibu mau lihat siapa yang belum siap mengerjakan!." Perintah Bu Dewi kepada Imran.

Imran yang mendapat amanat dari Bu Dewi, ia pun tidak mau berlama-lama ia pun langsung bergegas menghampiri satu persatu murid dan mengumpulkan tugas yang sudah mereka kerjakan.

Namun di tengah-tengah Imran sedang mengumpulkan tugas, berhentilah ia di kursinya Cici.

"Duh... Manis kali si lo Mran jadi cowok." Seru Cici mencoba merayu Imran.

"Dih ni cewek kenapa lagi?." Balas Imran yang hanya membatin.

"Sini tugasmu!, uda siap apa belum?."

"Uda dong cowok ganteng..." Rayu Cici lagi sambil membelai tangannya Imran dengan lembut.

"Eh Lo jangan kurang ajar ya Ci, genit amat jadi cewek." Kata Imran sambil mengambil buku tugas Cici terus melanjutkan langkahnya.

"Gila lo Ci... Berani bener Lo godain Imran, ada guru Lo di depan kagak takut Lo apa..?" Ujar Ririn yang memergoki tindakan Cici kepada Imran.

"Hus diem aja lu Rin, gak usah ember jadi cewek." Balas Cici ketus.

~Singkat Cerita~

\`\`Kring... Kring...." Bel sekolah berbunyi dengan nyaring menandakan jam istirahat telah tiba. Seperti biasa para siswa dan siswi berhamburan keluar untuk membeli beberapa jajanan yang berada di kantin maupun pergi ke kafe.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!