Eps 15. "Kericuhan Di Kafe""

        "Thanks ya Zal." Balas Cici ke Rizal.

        "Sama-sama Ci, elo gak usah sungkan-sungkan gitu, kita kan teman kelas juga."

        "Hem iya Dim.."

        "Dim si Imran ngapain sih tu dia?, dari tadi gue ajakin ngomong di cuekin mulu Ed dah tu cowok bikin gue makin penasaran aja lah!"

"Si Imran emang begitu orang nya, masa elo gak faham-faham juga sama sikap dingin nya. Padahal elo sama gue juga uda sama-sama lumayan lama kenal sama Imran." Kata Dimas kepada Cici.

"Iya gue tau Dim, tapi...."

"Tapi apaan?, Oooh gua tau ni. Apa betul kata teman lo si Ririn elo naksir sama si Imran. Iya?"

"Eh elo apaan si Dim!?, gak usah gitu malu guanya!" Ucap Cici yang mulai salah tingkah.

"Ah elaah, ngapain harus malu? hal yang wajar kali sesama manusia ada rasa suka. Apa lagi kalau sampai elo jatuh cinta sama Imran, hahaha..." Tawa Dimas sambil tertawa kekeh kekeh.

"E.. eum, Imran." Panggil Cici ragu-ragu.

"Hem, apa?" Jawab Imran yang tetap bersikap dingin dan berkesan cuek.

"Elo kenapa si Mran cuek kali jadi cowok bikin gue makin penasaran tau gak Lo!?"

"Sikap ku macem mana rupanya?"

"Masih tanya lagi, ya sikap Lo cuek banget. Dari tadi gue ajakin ngomong asik elo cuekin aja, yang perasaan uda ganteng kali jadi cowok." Seru Cici yang mulai kesal.

"Oh maaf la, bukan akunya cuek memang sikap ku macem ini." Balas Imran berkata jujur.

"Serah lu dah Mran, asal elo tau ya seluruh murid-murid cowok di sini itu semua 99 persen tergila-gila sama ke cantikan gue tau Lo!?. Dan baru kali ini gue ketemu cowok yang sumpah sok jual mahal, jual murah aja kagak laku." Kata Cici mencela.

"Uda?, uda ngomong nya?, eh Ci kalau kamu datang ke mari cuma untuk mencela aku saja kamu salah orang!, lebih baik kamu pergi dari sini sekarang juga!".

"Eh kok elo jadi marah sih?, bukan gitu maksudnya gue. Sorry kalau omongan gue Uda nyingung perasaan elo, maaf banget..."

"Eh kamu tu tahu bahasa Indonesia nggak!?, pergi sekarang.." Ucap Imran yang mulai tampak emosi.

"Nggak, gue nggak mau pergi." Bantah Cici dengan nada balas tinggi.

"Sabar Bro... Sabar, uda jangan lah macam ini apa ribut-ribut, malu la di liatin anak lainnya. Uda macam anak kecil kalian berdua!" Seru Dimas memotong pertengkaran mereka.

"Entah elo Ci!, gak jelas banget jadi cewek. Lagian kita ke sini bukan untuk mau ribut, tapi kita ke sini untuk mau makan perut gue Uda keroncongan dari tadi. Tambah denger kalian berantem makin lapar perutku jadinya." Sahut Ririn.

Sampai tibalah waiters itu kembali dengan membawa beberapa hidangan makanan yang telah mereka pesan tadi.

"Hai abang-abang, kakak-kakak yang ganteng, dan yang cantik-cantik ini makanannya ya. Silahkan di nikmati.."

"Eh iya-iya Mbak, taruh saja di sini."

"Udah!, makanan udah sampai ayo kita gas! uda lapar kali perut gue ni. Rasanya cacing-cacing gue di dalam perut uda pada teriak kelaparan." Seru Dimas yang tampak tidak tertahan lagi.

"Iya Zal, sama gue pun Uda lapar juga. Elo Ci kalau mau berantem lagi sok silakan di lanjutin, gue mah masa bodo yang penting makan." Sahut Lina yang mulai mengambil beberapa sendok makan.

Mereka pun akhirnya menikmati hidangan tersebut dengan keheningan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!