Eps. 2 Di Sekolah.

     Saat berada di dalam mobil yang mewah, tampak Imran yang sedang menikmati suasana keindahan dalam mobil tersebut.

     Sambil melirik seluruh isi dalam mobil, seketika Imran pun membatin dari dalam hati.

``Gila... Enak bener ya kalau jadi anak orang kaya, kemana-mana naik mobil. Ke sekolah aja di antarin sama pak supir, duh nggak kebayang deh jadi anak seberuntung dia.`` Ucap Imran dari dalam hati.

    "Dih itu cowok kenapa sih?, dasar aneh..." Kata Cici setelah melihat sikap aneh yang di lakukan Imran.

     Merasa dirinya di lirik, Imran pun seketika sadar seraya berkata;

    "Eh kamu kenapa liatin aku macam itu?, sudah liat ke depan aja entar nabrak orang lagi." Ujar Imran sembari memalingkan pandangannya ke arah lain.

    "Is.. kepedean amat lu jadi cowok, sukur gua tanggung jawab tadi. Kalau enggak karena kasihan aja uda gua tinggalkan lu di tengah jalan." Kata Cici yang merasa sebel.

   "Apa kamu bilang!?, enak aja kalau ngomong. Uda seharusnya ya kamu itu bertanggung jawab, dari pada aku teriak tadi, dan banyak masa yang berdatangan gimana?, bakal makin ribet urusannya. Balas Imran tampak kesal.

   Dan selang beberapa lama, mereka berduapun tiba di sekolah mewah dan ternama yang di mana siswa-siswi di sana kebanyakan anak-anak orang kaya dan kelas menengah.

Mobil Alphard berwarna putih berhenti tepat di gerbang sekolah dan turun lah salah seorang gadis cantik keturunan saudagar kaya raya dan bersama seorang pria yang memiliki paras tampan nan rupawan.

   "Eh Lina... Liat itu Cici.."

   "Cici... Panggil salah seorang gadis bernama Ririn.

    Ya mereka adalah teman-teman seperjuangan Cici yang bernama Lina dan Ririn.

   Mereka ini adalah teman baiknya Cici sekaligus sahabat dekatnya sejak Cici masuk SMP. Lina adalah anak seorang pengusaha terkenal di Medan. Namun si Lina ini sedikit lola dalam berfikir.

     Sedangkan Ririn sendiri, adalah anak pengusaha pabrik kelapa sawit terbesar di kota Pematangsiantar.

    Ayahnya Cici, dan Ayahnya Lina sama-sama pengusaha, namun usaha Ayahnya Cici jauh lebih besar dari pada Ayahnya Lina yang hanya memiliki beberapa pabrik kelapa sawit saja.

    Hello gays.." Sapa Cici sambil berjalan menghampiri ke dua teman dekatnya itu.

    Dan saat di sela-sela mereka bersapa, Imran yang mengenakan seragam putih abu-abu berjaket hitam itu pun turun dari dalam mobil mewah milik Cici.

Ya saat itu adalah saat di mana Imran sedang menemui pihak kepala sekolah guna untuk mendaftarkan diri sebagai siswa baru di sekolah tempat Cici dan teman-temannya mengenyam pendidikan.

Imran yang baru saja pindah sekolah dari Pekanbaru itu di karenakan Papanya Imran yang baru saja meninggal dunia, dengan terpaksa ia harus pindah sekolah dan meninggalkan teman-temannya yang berada di sekolah lama.

   "Eh Rin, liat deh bukannya itu anak miskin yang sok pintar itu ya?." Ucap Lina sombong.

  "Iya ya... Bener loh, cowok miskin itu naik mobil mewah nya Cici. Kagak salah ni gua liat nya!?" Ujar Lina terheran-heran.

  "Eh Ci,! gua kagak salah? itu cowok bukannya murid yang dulunya sekolah di SMK Abdi Sejati ya?. Ngapain dia naik mobil elu?". Tanya Lina yang bermulut tajam seperti pisau.

  "Huh, uda ah jangan di bahas lagian nggak penting juga kan?." Ujar Cici yang masih bete.

  "Tapi... tapi.." Ucap Ririn yang terpotong

  "Udah ah, nggak ada tapi-tapi. Yuk masuk, jam pelajaran uda mau di mulai." Kata Cici memotong perkataan Lina.Sembari meninggalkan Imran yang baru saja keluar dari mobil, Imran pun berlalu pergi meninggalkan para gadis-gadis sombong itu.

     Saat berada di dalam kelas, Cici dan bersama geng nya itu yang tengah asik menggosip tanpa menghargai guru yang sedang berada di hadapannya.

   "Eh gays, jadi kan kita pergi hari ini?." Tanya Cici kepada keduanya.

   "Sudah jelas jadi dong bestie." Balas Ririn sambil berbisik.

   "Emangnya kita mau pergi kemana sih?". Tanya Lina yang merasa bingung.

   "Ya ampun... ya ampun ya ampun.. lu pura-pura pikun apa pikun beneran sih Lin?. Kita kan udah sepakat mau pergi ke cafe, masak lu lupa sih?." Ucap Ririn dengan wajahnya yang betek.

"Dasar si oon, masih muda uda pelupa!." Timpal Cici sambil memukulkan buku tulis ke kepala Lina.

"Oh iya, gua baru ingat say. Sorry gua suka lupaan." Jawab Lina sambil tersenyum.

Sesaat setelah mereka asik mengobrol Bu guru yang melihat nya pun menjadi geram. Dan tanpa pikir lama lagi, Bu guru yang awalnya duduk diam beranjak bangkit dari tempat duduknya.

"Cici, Ririn, Lina..! Kalian cepat maju ke depan!." Pinta Bu guru yang tampak emosi.

"Duh, gimana ni Rin?." Ucap Lina yang ketakutan.

"Elu si ah, makanya kalau ngomong itu agak di kecilin volume nya.!" Balas Ririn merasa jengkel.

"Cepat maju kalian, jangan pakai runding-rundingan lagi kalian di situ.!" Ucap Bu guru yang kian emosi.

"I, i iya Bu.." Jawab mereka serentak sembari berjalan perlahan menuju meja ruang guru.

"Ngobrolin apa kalian di situ tadi hah!?" Tanya Bu guru dengan tatapan mata nya yang sadis.

"Itu Bu, eh itu Bu..." Ucap Ririn yang terbata-bata.

"Itu apa!?, jawab dengan betul!. Dasar kalian ini!." Suara Bu guru yang kian meninggi.

"Enggak ada kok Bu. Tadi kami cuma bicarakan soal film drakor yang akan tayang nanti malam kok Bu." Jawab Cici dengan berbohong.

"Dasar murid nggak tahu sopan santun!. Kalian pikir Ibu nggak memperhatikan kalian sedari tadi. Kalian diam diami kok malah ngelunjak.!" Ujar Bu guru yang sudah kepalang emosi.

"Iya Bu kami bersalah. Kami minta maaf ya Bu..." Rengek Lina yang tampak ketakutan.

"Iya Bu, kami janji nggak akan ngilangin nya lagi deh Bu. Janji.." Timpal Cici dengan nada rendah sembari menundukkan kepalanya.

"Sudah-sudah!, nggak ada maaf-maaf!. Kalian bertiga berdiri di bawah tiang bendera sampai pulang sekolah!. Mengerti kalian..!" Bentak Bu guru dengan nada menggelegar.

"Tapi Bu.. Di luar mau hujan Bu.." Jawab Cici sambil menunjuk nunjuk ke arah langit yang tiba-tiba berubah menjadi mendung.

"Iya Bu, ntar kalau kami bertiga jatuh sakit dan nggak bisa sekolah gimana Bu..?" Ucap Ririn yang mengharap ampunan.

"Ibu nggak perduli!, cepat keluar kalian dari ruangan ini dan berdiri di sana!. Cepat..!" Teriak Bu guru sambil menghentakkan penggaris ke atas meja. Hentakan tersebut membuat para gadis-gadis nakal itu berlari ketakutan meninggalkan ruangan kelas yang masih di penuhi para siswa yang sedang belajar.

"Plak....!" Suara penggaris.

"Cepat berdiri kalian di sana dan beri hormat ke bendera yang sedang berkibar." Perintah Bu guru yang sedang berdiri di depan pintu.

"Iya Bu..." Ucap mereka serentak.

"Dasar anak-anak nakal!, stress aku di buat mereka bertiga. Kalau begini terus, yang ada bisa bunuh diri aku lihat para murid ku yang nakalnya luar biasa." Jelas Bu guru sambil mengelus dada.

"Baik lah anak-anak kita akan mulai pelajaran nya ya. Tolong siapkan peralatan alat tulis kalian dan catat apa yang Ibu tuliskan di papan tulis. Apa kalian mengerti!." Perintah Bu guru ke pada seluruh murid di sana.

"Baik Bu guru, kami mengerti." Ucap serentak seluruh murid di dalam ruangan yang bersemangat dalam belajar.

Saat itu adalah jam pelajaran IPS... Tentu saja membuat gadis-gadis tersebut menjadi bosan dalam belajar.

Terpopuler

Comments

Bobby Dabukke

Bobby Dabukke

Jadi teringat masa di setrap sama bu guru waktu di sekolah😅😅😅

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!