"Baiklah anak-anak... Hadiah yang sudah Ibu persiapkan untuk pemenang lomba melukis hari ini yakni berupa satu buah sepeda gunung berwarna hitam. Selamat ya Imran. Ibu benar-benar nggak menyangka kalau kamu memang pintar dalam hal melukis." Puji Bu Hesti sambil memberi semangat kepada Imran.
Sepeda gunung tersebut di antar langsung oleh supir pribadi nya Buk Hesti yang bernama Pak Arif.
Hem yasudah kalau gitu, tidak terasa waktu Ibu mengajar, seperti nya sudah berakhir dan Ibu pamit undur diri semuanya. Assalamualaikum semua..." Ucap Bu Hesti sembari berlalu pergi meninggalkan seluruh siswa siswi yang berada di dalam kelas.
Dan setelah Bu Hesti pamit undur diri, di gantikan lah guru selanjutnya yang bernama Bu Ningsih. Bu Ningsih ini sendiri adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA. Atau biasa seringkali di sebut ilmu pengetahuan alam.
Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 10:15 Wib. di mana bel berbunyi dengan sangat nyaring pertanda akan pergantian les.
"Selamat pagi menjelang siang murid-murid Ibu sekalian..." Sapa Bu Ningsih dengan wajah berseri-seri.
"Pagi menjelang siang juga Bu..." Ucap serentak seluruh murid di ruangan kelas.
"Baiklah murid-murid sekalian, gimana kabar nya pagi ini?." Tanya Bu Ningsih bersikap ceria.
"Kalau kabar kita gini-gini aja la Bu, kadang baik, kadang enggak." Jawab Taufik salah seorang Siswa yang memiliki postur tubuh gempal.
"Haha... Kamu ini, ada-ada saja." Canda Bu Ningsih terhadap Taufik.
"Baiklah anak-anak, materi kita hari ini adalah tentang tumbuhan paku-pakuan. Sekarang Ibu tanya sama kalian, jika kalian bisa menjelaskan ke depan tentang tumbuhan paku-pakuan, Maka Ibu akan memberikan uang tunai sebesar 50Ribu di tambah nilai A plus di raport kalian. Barang siapa yang bisa jawab acungkan tangannya ya anak-anak." Ucap Bu Ningsih memberi tantangan.
"Tolong di dengar baik-baik ya anak-anak," Pinta Bu Ningsih sembari melanjutkan pertanyaannya.
"Tumbuhan paku-pakuan dapat tersebar di seluruh bagian dunia, terkecuali bagian...?" Ucap Bu Ningsih yang menggantung pertanyaannya itu.
"Ayo siapa yang bisa jawab..?" Timpal Bu Ningsih lagi.
"Saya Bu... Saya tahu." Jawab Imran dengan cepat sembari melanjutkan perkataannya; " Tumbuhan paku-pakuan dapat tersebar di seluruh bagian dunia terkecuali daerah tempat yang bersalju, seperti kutub Utara, dan lautan. Tumbuhan paku-pakuan cenderung di temukan di tempat-tempat yang tidak subur." Jawab Imran dengan percaya diri.
"Wah... Hebat kamu nak. Jawaban kamu yang sangat tepat." Ucap Bu Ningsih memuji.
Dari sekian banyak nya murid, hanya Imran saja yang mampu menjawab pertanyaan yang di berikan oleh Bu Ningsih.
"Siapa nama kamu.?" Tanya Bu Ningsih yang belum tahu bahwa ada murid baru yang berada di dalam kelas nya itu.
"Perkenalkan nama saya Imran Bu." Jawab Imran singkat sambil menatap wajah Bu Ningsih.
"Ooh Imran. Em tadi itu kamu jawab asal-asalan atau gimana nak?." Tanya Bu Ningsih yang belum percaya.
"Berfikir dong Bu.." Balas Imran dengan nada sopan.
"Waaaah... hebat kamu. Jarang-jarang Lo ada murid ibu yang mau menjawab pertanyaan Ibu. Baru kali ini lah ada yang jawab, oh iya sebelumnya ibu nggak pernah liat kamu di sekolah kamu ini murid baru ya di sini..?" Tanya Bu Ningsih lagi.
"Iya Bu... Saya pindahan dari sekolah Abdi Sejati Pekanbaru." Jawab Imran sembari mengangguk kan kepalanya.
"Emm... Gitu ya nak, yasudah kalau gitu. Sesuai kesepakatan ibu akan tepati janji ibu, tunggu sebentar ya Nak." Pinta Bu Ningsih sambil mengambil dompet yang berada di tas milik nya..
"Ini Nak, ini ada sedikit rezeki, mohon di terima ya Nak. Kamu berhak mendapatkan hadiah dari Ibu." Ucap Bu Ningsih yang salut akan kecerdasan Imran.
"Gila, emang gila tuh cowok. Uda cakep, mana pinter lagi. Meski hidup nya miskin tapi gua benar-benar salut akan kecerdasan yang di milikinya." Ujar Ririn yang bermulut nyinyir.
"Baiklah anak-anak sekalian, kita lanjut ya materi hari ini. Kali ini Ibu akan membahas tentang sel-sel yang terletak pada tumbuh-tumbuhan. Sebelum itu ibu ingin bertanya lagi kepada kalian semua." Ucap Bu Ningsih melanjutkan materinya.
"Ada yang tahu sel itu apa?..." Tanya Bu Ningsih sambil melihat para anak murid nya. Dan kali ini semua hanya duduk terdiam, terpaku membisu.
Akan tetapi Imran lagi-lagi mengacungkan tangannya kembali.
"Sel tumbuhan adalah sel yang menyusun fungsi kerja dari seluruh fungsi kehidupan tumbuhan. Peran sel adalah memulai pertumbuhan awal, menyerap makanan, hingga menghasilkan buah. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa." Jawab Imran dengan amat teramat jelas.
Mendengar jawaban Imran, seluruh murid seketika menjadi bengong antara tidak percaya dan percaya.
"Ya benar sekali Imran. Jawaban kamu lagi-lagi tepat." Jawab Bu Ningsih sambil mengacungkan jempol mengakhiri tepukan tangan beberapa kali.
"Woou...! Gila, gila... Bener-bener brader gua banget lu bro." Ucap Dimas yang terkesima.
"Hehehe.. Biasa aja Dim, lagian itu pertanyaan sudah aku jawab juga sebelumnya sewaktu aku belum pindah kemari." Jawab Imran sambil tertawa kecil.
Melihat kecerdasan dan kecepatan Imran dalam menjawab dan berfikir, membuat Cici mulai terheran-heran. Mereka bertiga pun terpukau dengan kecerdasan yang dimiliki Imran.
"Dih!, caper banget sih jadi cowok." Kata Diki, murid yang duduk di samping tembok.
"Baiklah nak Imran terima kasih sebelumnya sudah menjawab pertanyaan Ibu. Ibu jadi bangga memiliki murid seperti kamu." Ujar Bu Ningsih dengan perasaan sangat senang.
Singkat cerita, tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 12:00 wib. Di mana para siswa-siswi beranjak pergi untuk membeli beberapa snack dan jajanan lainnya.
"Oke gays, yuk kita capcus ke kafe." Kata Ririn dengan semangat.
"Yuk.." Balas Lina.
Ketika mereka hendak pergi, tampak terlihat Cici yang tiba-tiba berubah menjadi diam.
Memang begitu sifat aslinya Cici, berkesan acuh tak acuh. Udah biarkan aja dia.
Di sisi lain..
"Cici, ayo ke kafe. Bukannya lu tadi ngajakin ke kafe?." Tanya Ririn kepada Cici yang masih saja melamun.
"Bro yuk makan dulu, gua uda lapar ni. Nih lihat, cacing gua uda demo di dalam perut. Tanya Dimas.
"Enggak Dim, lagian aku udah terbiasa hidup seperti ini." Jawab Imran sambil tersenyum lagi.
"Jadi ni elu nggak mau, atau gimana ni..?" Tanya lagi Dimas.
"Enggak lah Dim, Lagi pula aku nggak ada uang untuk beli makanan di kantin. Kalau lu kau duluan?, ya duluan aja kalau kamu mau pergi ke kantin." Jawab Imran.
"Ah nggak enak guanya Cuy, lagian kan lu nya baru di sini. Jadi apapun ceritanya kita harus tetap sama-sama." Sahut Dimas yang masih dalam keadaan mencatat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Pluto
Gak sabar nunggu lanjutannya, thor. Ceritanya keren banget!
2024-02-08
1