"Elsha..."
Ia menghela napas dan memejamkan matanya. Lalu kembali membuka mata dan menatap kedua orangtuanya lekat.
"Elsha tidak tahu ma, pa. Elsha bingung" imbuh Elsha mengigit bibirnya karena gugup.
"Kenpa bingung, kamu yakin atau tidak dengan Jackson? Mungkin kalian perlu waktu" ucap Inna menatap Elsha dan Jackson bergantian.
"Elsha takut" kini tangan Elsha mulai meremas ujung baju.
"Takut? Takut apa?"
"Elsha takut Mr. Hero nantinya ninggalin Elsha. Gimana kalau di luar sana ada yang lebih cantik dan lebih menarik dari Elsha? Pasti bakalan kepincut. Terus nanti Elsha ditinggalin" semua orang terdiam mendengar pemaparan gadis yang satu itu. Tak ada yang menyangka jika gadis itu memiliki pemikiran yang begitu jauh.
"Jika aku ingin memilih yang lain, sudah pasti aku tidak akan datang kesini. Percayalah, aku tipe pria yang setia dan tidak suka mempermainkan wanita."
"Saya tidak percaya, mana mungkin pria tampan dan kaya seperti anda mau dengan saya. Masih banyak wanita yang lebih pantas untuk bersanding dengan anda tuan." ucap Elsha menatap Jackson lekat. Samuel dan Inna pun saling melempar pandangan.
"Ok, besok saya akan membawa kedua orang tua saya agar kalian lebih yakin. Saya tidak pernah bermain-main dengan pernikahan, karena dalam hidup saya pernikahan itu satu kali seumur hidup" ujar Jackson begitu tegas. Elsha menelan air ludahnya, ia bingung harus bicara apa lagi. Elsha menatap kedua orang tuanya untuk meminta bantuan.
"Baiklah, besok kami tunggu kedatangan keluarga kamu jika kamu benar-benar serius dengan anak saya." ucap Samuel yang berhasil membuat Elsha terkejut. Bukan itu yang ingin ia dengar, Elsha masih belum siap untuk menikah.
"Baik, saya akan memegang ucapan saya. Kalau begitu saya pamit dulu, terimakasih atas sambutan hangat kalian" ujar Jackson bangun dari tempat duduk.
"Terimakasih juga sudah memiliki niat baik untuk putri kami" ucap Samuel ikut bangun dan menyalami Jackson.
"Assalamualaikum" ucap Jackson
"Wa'alaikumusalam"
'Jadi dia Islam? Benarkah? Aku tidak percaya itu' tanpa sadar Elsha tersenyum. Hal itu tak luput dari pandangan Samuel.
***
"Elsha, papa boleh masuk?" tanya Samuel berdiri diambang pintu. Elsha sangat terkejut karena sedari tadi ia sedang melamun.
"Eh papa, boleh kok" ucap Elsha tersenyum. Lalu Samuel masuk kekamar putri bungsunya.
"Kenapa termenung? Masalah tadi?" tanya Samuel duduk disebelah Elsha. Elsha pun menatap Samuel lekat.
"Ikuti kata hati kamu sayang, semua keputusan papa serahkan sama kamu. Jika kamu tidak menyukai nya maka katakan, apa perlu papa yang mengatakan padanya jika kamu menolak lamarannya?" Elsha langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Samuel mengernyit bingung.
"Kamu menyukai Jackson?" seketika wajah Elsha merona, dengan cepat ia memalingkan wajahnya.
"Apa sih papa, enggak kok. Cuma... Ck, pokoknya enggak kok pah" Elsha mengoceh tak jelas. Samuel tersenyum melihat tingkah putrinya itu.
"Ya sudah, kalau begitu kamu istirahat. Siapkan jawaban untuk besok, ikuti kata hati ok?" ucap Samuel mengelus kepala Elsha. Kecupan hangat di kening Elsha membuat hatinya sedikit menghangat.
"Terimakasih pa" ucap Elsha tersenyum manis. Lalu Samuel pun keluar dari kamar putrinya. Elsha merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit dengan gusar. Sesekali terdengar halaan nafas berat Elhsa.
***
Pagi hari Elsha sudah berangkat kuliah, namun ia terlihat sedikit murung karena semalam tidak bisa tidur.
"Huaaaaaaa... Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan nanti?" teriaknya dalam mobil, bibirnya mengerucut. Ia menyadarkan kepalanya di setir, matanya terpejam.
"Ya ampun, kenapa wajah dia yang muncul. Mama... Elsha sepertinya sudah gila" Elsha mengacak rambutnya kesal. Ia berdecak kesal, lalu tak lama ia turun dari mobil untuk masuk kelas.
Tak terasa matahari sudah terlihat condong ke barat. Suara derap sepatu berhasil membuat tubuh seseorang menegang.
"Maaf kami terlambat" ucap seseorang menghampiri ketiga orang yang tengah duduk. Saat ini mereka sedang berada disalah satu restoran bintang 5 di Jakarta.
"Tidak jadi masalah, silahkan duduk" ucap Samuel mempersilahkan keempat tamunya itu duduk. Elsha terlihat sangat cantik dengan balutan gaun indah. Namun wajahnya terlihat sangat pucat dan tegang. Leher jenjangnya terlihat bergerak naik turun. Ketegangan pun semakin menjadi saat pria tampan itu duduk tepat didepan Elsha. Jas hitam yang dikenakan Jackson begitu pas ditubunya, tak bisa dipungkiri jika Jackson saat ini terlihat sangat tampan.
Lumayan lama kedua orang tua mereka saling berbincang untuk mengenal satu sama lain. Sedangkan kedua anak muda itu hanya saling pandang.
"Hey, aku Jannie" ucap wanita cantik mengulurkan tanganya pada Elsha.
"Elsha" ucap Elsha membalas uluran tangan Jannie.
"Benar kata kakak, kamu sangat cantik" ucap Jannie tersenyum tulus.
"Terimakasih" ucap Elsha canggung. Lalu mereka pun sedikit berbincang dan bertukar cerita.
"Elsha bagaimana?" tanya Semuel menatap Elsha penuh tanda tanya. Elsha sangat terkejut, ia menatap Samuel dan Inna bergantian.
"Elsha..." ucapannya terpotong karena gugup, ia menelan air ludahnya karena merasa tenggorokannya kering.
"Apakah Elsha boleh minta sesuatu?" tanya Elsha. Semua orang saling menatap bingung.
"Up to you honey" ucap Jackson menatap Elsha sambil tersenyum. Elsha sangat terkejut dengan ucapan Jackson, pipinya terlihat bersemu.
"Bisa kita mengenal lebih dekat dulu?" Jackson mengernyit.
"Kita belum mengenal satu sama lain, jadi lebih baik kita saling kenal dulu" ucap Elsha begitu lantang.
"No, aku tidak setuju. Itu terlalu lama, kita bisa melakukan pendekatan setelah menikah. Aku sangat sibuk, jadi tidak mungkin kita bisa melakukan pendekatan dengan jarak jauh. Jika kita menikah, kau akan ikut denganku kemana pun" ujar Jackson.
"Tapi...bagaimana dengan kuliah Elsha?" memasang wajah sedih.
"Kamu bisa kuliah di kampus Jannie, bagaimana mr. Sam? Apa anda setuju? Mungkin ada saran lain dari anda?" tanya Leo.
"Dari awal saya sudah mengatakan jika semua ini tergantung dari anak saya, dia yang akan menjalankan semuanya. Kami orang tua memang sedikit keberatan jika Elsha harus dibawa ke Rusia, tapi mau bagaimana lagi. Kamu harus memutuskan semuanya Elsha."
"Papa hanya bisa mendukung keputusan kamu, sudah cukup papa mengatur kamu selama ini. Untuk masalah pernikahan, papa tidak pernah melarang apapun keputusan anak-anak papa" ujar Samuel panjang lebar.
"Elsha masih mau dengan mama papa, Elsha tidak mau pergi jauh" ucap Elsha mulai meneteskan butiran bening. Ia masih tidak rela jika harus meninggalkan tanah kelahiran dan keluarganya.
"Jangan menangis sayang, kamu sudah besar" ucap Inna merangkul Elsha.
"Elsha tidak mau jauh dari mama" Elsha memeluk Inna.
"Mama tahu, tapi tidak selamanya kamu bersama mama. Begitu pun sebaliknya, mama dan papa tidak bisa terus bersama kamu sayang. Kamu harus melanjutkan kehidupan kamu dan masa depan kamu" ujar Inna mengelus kepala Elsha. Almira sangat terharu melihat kasih sayang ibu dan anak yang terpancar begitu jelas.
"Eason, bagaimana jika kamu pindah kerja di Indonesia? Bukankah disini juga banyak perusahaan kamu?" tanya Almira sambil menggenggam tangan Jackson. Jackson menatap Leo.
"Terserah padamu son, daddy akan mendukung keputusan kamu. Jangan memikirkan perusahaan disana, Jannie sudah besar. Dia bisa menggantikan kamu" ujar Leo mengedipkan matanya pada Jannie.
"No dad, I still want to go to college and enjoy freedom" Jannie mengerucutkan bibirnya.
"Just kidding honey" ucap Leo mengelus kepala Jannie.
"Lalu bagaimana Elsha? Apa kamu masih keberatan? Apa jangan-jangan kamu tidak suka ya dengan Eason?" tanya Almira menatap Elsha. Elsha sangat terkejut, ia bingung harus menjawab apa.
'Ayo lah Elsha, terima dia. Tampan, kaya dan dia tipe mu bukan? Ayo lah, jangan jadi pengecut' batin Elsha memberontak.
"E.. Elsha... Elsha... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Desrina Tobing
ni lh wanitaa sangat sulit d tebak.... hehehe jinak2 merpati kloo jauh rinduu kloo dekat cueeek 🤣🤣🤣🤣
2021-10-31
0
Tuti haryati
terima
2020-08-17
0
Asih Budiarti
waduh nunggu deh
2020-03-26
1