Gadis imut nan cantik kini tengah menikmati angin sepoy-sepoy disebuah taman. Sesekali gadis itu menyantap batagor kesukaannya dengan mata terus pokus pada layar laptop.
"Ck, kok susah banget sih. Hiks,,, kak Za juga kenapa harus keluar negeri lagi sih, kan susah akunya" omel gadis itu dengan begitu kesal, pasalnya tugas yang diberikan oleh sang dosen sama sekali tak dapat ia kerjakan. Gadis itu memang tak pandai dalam hal mendesain, ia hanya pintar dalam masalah eksak dan debat berbahasa Inggris. Sedangakan masalah gambar menggambar ia sama sekali tak menguasai karena bagi dirinya menggambar adalah hal yang paling membosankan.
"Papa kenapa suruh Elsha masuk jurusan ini sih, bisa mati aku kalau begini. Ok, mulai sekarang aku akan berusaha sendiri!!" ujarnya gadis itu yang mulai serius dengan tugas yang diberikan sang dosen.
"Elsha? Lo ngapain sendirian disini?" tanya seseorang yang berhasil membuat gadis yang tak lain adalah Elsha terkejut.
"Ck, ngagetin tau gak. Sono ah gak usah ganggu, gw lagi pokus" ucap Elsha menyuruh salah satu teman sekelasnya untuk pergi.
"Uh dasar Elsha, gak berubah Lo mah dari dulu" ucap orang itu yang langsung pergi meninggalkan Elsha yang begitu serius dengan benda pipih di depannya.
Dua jam berlalu namun Elsha masih juga belum bergeming, matanya sudah memerah dan ia terkantuk-kantuk karena begitu lelah memikirkan sebuah desain yang harus ia presentasikan sore ini.
"Huaamm... Ngantuk banget" keluhnya sambil menguap, lalu pandangannya beralih pada benda yang melingkar indah ditanganya.
"What!!! Udah jam 3, buset deh gw telat" teriaknya yang langsung merapikan semua barang miliknya. Elsha berlari sekuat tenaga karena ia sudah terlambat dua menit untuk masuk mata kuliah. Walaupun ia adalah anak dari pemilik kampus, namun ia sama sekali tak pernah memakai statusnya untuk kepentingan pribadi. Baginya sebuah kehormatan dan menghargai orang lain adalah yang paling penting.
"Permisi" ucapnya saat tiba dikelas dengan napas tersenggal.
"Elsha? Kenapa kamu terlambat?" tanya sang dosen dengan wajah sangarnya.
"Maaf pak, tadi saya gak liat jam" ucap Elsha yang masih berusaha mengontrol napasnya.
"Karena kamu terlambat, maka kamu yang pertama presentasi hasil desain kamu didepan" ucap sang dosen yang bernama Ridwan dengan begitu tegas, Elsha terkejut bukan main karena desain yang ia buat sangat berantakan.
"Kenapa? Apa kamu tidak mengerjakan tugas?" tanya Ridwan memberikan tatapan curiga pada Elsha.
"Ada kok pak, saya akan mempresentasikan hasil desain saya" ucap Elsha dengan jantung yang berdebar hebat, ini adalah kali pertama ia mendesain sendiri. Biasanya sang kakak yang akan membantunya dan mengajari Elsha untuk menjelaskan hasil rancangan yang dibuat. Namun kali ini ia harus bekerja keras sendiri dan bersiap untuk menerima cemoohan semua teman-temannya. Elsha menarik napas begitu dalam, ia mengcoba tampil dengan begitu elegan.
"Baik lah, saya akan menjelaskan tentang hasil rancangan yang sudah saya buat dengan sangat susah payah. Tema dari karya saya adalah 'Vintage Minimalist'." ujar Elsha mulai menampilkan rancangan miliknya.
Elsha sangat gugup karena semua orang sama sekali tak menunjukkan ketertarikan. Namun ia tak memikirkan hal itu, Elsha terus menjelaskan semua rancangan yang sudah tertanam didalam kepalanya.
"Rumah ini sangat cocok bagi pencinta alam dan juga hijauan. Selain itu, desain ini juga dapat digunakan untuk sebuah kafe ataupun restoran yang bernuansa ketenangan. Hanya ini yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika hasil rancangan saya kurang menarik" ujar Elsha menutup prestasinya. Lalu tak lama terdengar suara tepuk tangan dari seluruh mahasiswa dan juga termasuk Ridwan. Elsha bernapas lega karena pemikirannya salah besar, semua orang terlihat antusias mendukung hasil karyanya.
"Luar biasa, tidak salah semua orang mengatakan jika kamu berbakat. Kembangkan terus bakatmu, silahkan duduk kamu sudah cukup membuat saya puas" ujar Ridwan yang berhasil membuat Elsha begitu senang.
'Ternayata mendapatkan pujian dari karya yang kita buat sendiri itu lebih puas' batin Elsha.
"Luar biasa, hasil kakak lo lagi ya?" ucap teman sebangkunya yang bernama Via.
"No, kali ini real karya gw" ucap Elsha dengan penuh kebanggaan, senyuman lebar terlihat dibibir ranumnya.
"Tuh kan gw juga udah bilang kalau lo itu berbakat, cuma lo malas aja" ucap Via sambil menyenggol lengan Elsha.
"Hey kamu yang bicara disana, maju sekarang giliran kamu" ucap Ridwan menujuk kearah Via, Elsha yang melihat itu pun tertawa.
"Ish, ini semua gara gara kamu sih" ucap Via mengerucutkan bibirnya dan mulai maju kedepan. Elsha menggelengkan kepalanya melihat temannya yang satu itu.
***
"Jack, ini laporan Resort di Bali. Ada sedikit masalah, sepertinya kau harus turun tangan sendiri" ucap Adrian memberikan sebuah map pada Jackson. Jackson mengernyit sambil menatap map yang kini sudah berada ditangannya.
"Lakukan penerbangan besok" ucap Jackson sambil melempar map dengan kasar diatas meja. Adrian sedikit tersentak, namun ia kembali memormalkan ekspresinya.
"Aku akan segera mengurus semuanya" ucap Adrian bangkit dari duduknya, ia sangat paham jika saat ini sahabatnya benar-benar sedang dikuasai amarah.
Pagi hari Jackson melakukan penerbangan menuju Indonesia dengan jet pribadi miliknya.
"Kumpulkan semua orang diruang meeting, kita akan melakukan meeting dadakan. Kita akan tahu siapa dalang dibalik semua ini" ujar Jackson pada Adrian.
"Baik, akan aku kabari mereka" ucap Adrian. Jackson sama sekali tak berekspresi, wajahnya begitu datar dan sangat menyeramkan.
"Jack, bagaimana dengan gadis itu?" tanya Adrian duduk disamping Jackson.
"Siapa?" ucap Jackson malah balik bertanya.
"Ck, gadismu yang itu. Siapa sih namanya? Entahlah aku lupa" ucap Adrian menatap Jackson.
"Ada apa?" tanya Jackson lagi yang berhasil membuat Adrian kesal.
"Shit!! Aku harap dia sudah punya kekasih" ucap Adrian yang mendapatkan tatapan mengerikan dari Jackson.
"Dia hanya akan menjadi milikku!!" ucap Jackson penuh penekanan.
"Bagaimana bisa? Bahkan kau masih saja bersembunyi, wanita itu butuh kepastian Jack" Adrian menyilang kedua tangannya didada.
"Akan aku buktikan" ucap Jackson membuka jas yang melekat ditubunya.
"Aku akan melihat apakah kau berhasil atau gagal untuk yang kedua kalinya" ucap Adrian.
"Jadi kau menginginkan aku gagal lagi? Sahabat macam apa kau ini?" tanya Jackson menatap Adrian tajam.
"Hahaha... Lihat aku baru mengatakan hal itu saja kau sudah sangat pucat, bagaimana jika dia benar-benar menolakmu" ujar Adrian tertawa puas.
"Sekali lagi kau tertawa aku akan meleparmu keluar!!" ucap Jackson mengeratkan rahangnya, Adrian yang tadi tertawa pun langsung terdiam.
"Kau sama sekali tak asik, aku hanya bercanda" ucap Adrian berpura-pura merajuk, ia bangkit dari tempat duduk.
"Mau kemana?" tanya Jackson.
"Terjun" ucap Adrian dengan nada kesal.
"Bagus, tak ada lagi penggangu hidupku" ucap Jackson begitu santai.
"Baik, bersiap lah karena setelah aku mati kau akan aku cekik" ucap Adrian meninggalkan Jackson.
"Dasar kau Ad" ucap Jackson meraih ponselnya diatas meja. Senyuman dibibirnya langsung mengembang saat melihat sebuah foto gadis cantik dilayar ponselnya.
"Kau hanya akan menjadi milikku, tunggu aku" ucap Jackson menutup ponselnya, ia terus tersenyum membayangkan wajah cantik gadis pujaan hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Roslinda Rozali
😍😍
2021-03-03
0
Tuti haryati
sukaaaa
2020-08-17
0
Dahliana Abdullah LyaHery
kok belum lanjut2 sih thor
ayo dong lanjut
2020-02-22
0