"Ah, sial!"
Jackson bergegas keluar dari mobilnya untuk mencari benda itu. Ia terus mengumpat kesal, selalu saja dirinya dilanda kesialan jika berhubungan dengan si brengsek Arnold. Dengan perasaan kesal ia mencari jam tangannya itu di tempat kejadian. Namun ia tak menemukannya.
Sial... sial... sial.
Jackson pun memutuskan untuk kembali ke supermarket. Mungkin saja jam tangannya terjatuh di sana. Jika saja itu bukan pemberian Ibunya, ia tak akan sepanik ini.
"Excuse me, jam tanganku hilang. Apa kalian melihatnya?" tanya Jackson pada dua wanita penjaga kasir. Alih-alih menjawab, kedua wanita itu malah memberikan tatapan berbinar.
"Hello." Jackson mengibaskan tangannya. Sontak keduanya pun terkejut.
"Ah, tunggu sebentar." Pinta salah satu dari wanita itu sambil membuka laci dengan tangan gementar.
"Yang ini, Tuan?" tanya wanita itu menunjukkan sebuah jam tangan silver pada Jackson.
"Ya, itu milikku." Jawab Jackson menatap jam tangan miliknya itu. Ia bernapas lega karena berhasil menemukan barang berharganya.
"Tadi teman kami menemukannya di rak camilan, Tuan bisa mengambilnya kembali."
"Terima kasih." Ucap Jackson yang langsung beranjak pergi.
Sial! Dua jam lagi penerbangan ke Belanda, aku masih belum bersiap. Ini semua karena si brengsek Arnold. Sialan memang.
Dengan langkah cepat Jackson menghampiri mobilnya. Namun tak disangka ia melihat sebuah penculikan. Di mana seorang wanita dibekap oleh dua orang bertubuh tegap.
Bukankah itu wanita tadi? Ah, lalu apa urusannya denganku?
Jackson sempat berpikir untuk tidak memperdulikan hal itu, namun hati nuraninya terus meronta agar ia membantu wanita itu.
"Brengsek!" Umpat Jackson saat melihat wanita itu sudah dibawa masuk kedalam mobil. Sepertinya ia terlalu banyak berpikir.
Dengan gerak cepat Jackson masuk ke dalam mobilnya. Lalu mengejar mobil yang membawa sang wanita. Mobil mewah itu terus mengikuti jejak sang penculik, bahkan ia hampir kehilangan mobil penculik itu karena terjebak lampu merah. Namun bukan Jackson namanya jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Sampai mobilnya itu mengarah ke sebuah hotel ternama.
"Jadi mereka ingin menjual gadis itu? Sialan memang." Jackson langsung turun dari mobilnya dan masuk kedalam dengan langkah tenang. Mengikuti jejak kedua orang itu yang membawa si wanita entah kemana. Namun sepertinya ia harus kehilangan jejak karena dua lelaki itu masuk ke dalam lift. Dan ia tidak sempat menyusulnya.
Tidak kehabisan akal, ia pun mendatangi meja resepsionis.
"Kamar berapa pria yang tadi membawa seorang wanita?" tanya Jackson pada sang resepsionis.
"Maaf Tuan, mereka berpesan untuk merahasiakannya." Jawab sang resepsionis itu menangkup kedua tangannya. Jackson mendengus sebal. Tidak ingin membuang waktu, ia langsung berlari menuju lift tadi.
Pintu lift pun terbuka, tanpa ragu Jackson keluar untuk mencari keberadaan wanita itu. Langkahnya terhenti saat melihat dua pria yang tadi membawa wanita itu keluar dari salah satu kamar. Jackson berjalan lebih santai agar tidak dicurigai, setelah dua pria itu tak terlihat Jackson langsung berlari menuju kamar itu.
"Sial! Bagaimana caranya aku bisa masuk? Tidak ada cara lain." Ia melihat kiri dan kanan. Dan langsung saja mendobrak pintu dengan sekuat tenaga. Sulit memang, tetapi ia tidak ingin menyerah.
BRAAKK
Jackson berhasil mendobrak pintu kamar itu, ia sangat terkejut saat melihat pria tua sedang mencengkram sang wanita yang sudah dalam keadaan berantakan. Pria tua pun tak kalah kaget saat melihat Jackson sudah berdiri diambang pintu.
"Jadi kau berulah lagi tua bangka?" ucap Jackson santai sambil berjalan mendekati pria tua yang mulai ketakutan. Pria tua itu adalah mantan manajer di perusahaan Jackson yang sudah dipecat karena korupsi.
"Tu-tuan, saya minta maaf" ucap pria itu berlutut dikaki Jackson, Jackson menarik kerah baju pria tua itu dengan kasar.
"Katakan siapa yang menyuruhmu?" tatapan membunuh Jackson berhasil membuat pria itu berkeringat dingin.
"Aku tidak tahu, aku hanya membeli wanita ini dari beberapa preman" ucap pria itu ketakutan.
"Cari tahu secepatnya, jika tidak kau akan aku habisi" ucap Jackson melepaskan cengkramanya pada kerah baju sang pria tua, pria tua itu mengangguk dan langsung beranjak pergi.
Berani sekali dia membeli seorang wanita dengan uang hasil korupsi. batin Jackson menatap kepergian pria tua itu.
Jackson mengalihkan pandangannya pada wanita cantik yang menutupi tubuhnya dengan selimut, ia membuka jas miliknya menghampiri wanita itu.
"Jangan mendekat!!" seru sang wanita merapatkan tubuhnya di kepala ranjang.
"Jangan takut, aku hanya ingin menolongmu. Pakai ini untuk menutupi tubuhmu" ucap Jackson memberikan jas miliknya pada sang wanita. Wanita itu menatap Jackson dengan tatapan tajam, Jackson menghela napas karena mengerti wanita itu masih sangat ketakutan.
"Mama... " ucap wanita itu mulai menangis, ia menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya. Jackson berdecak kesal saat melihatnya, ia berjalan mendekati wanita itu untuk menutup tubuhnya dan langsung menggendong wanita itu secara tiba-tiba. Wanita itu terus memberontak, namun tenaga wanita itu tidak ada arti untuk Jackson.
"Jangan takut, aku hanya ingin menolongmu" ucap Jackson begitu lembut, wanita itu yang merasa mendapat perlindungan langsung berhenti memberontak, ia menatap Jackson lalu mengalungkan kedua tanganya di leher sang pria dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jackson. Jackson membawa wanita itu keluar dari hotel dan membawa masuk ke dalam mobilnya.
"Jangan sentuh aku!...lepas! Aku mohon" rancau wanita itu dengan mata tertutup, tubuhnya bergetar hebat. Jackson sangat terkejut dan mengurungkan niatnya untuk melajukan mobilnya.
"Hey tenang, kau sudah aman disini" Jackson menepuk pipi wanita itu pelan, namun ia sangat terkejut saat merasakan suhu tubuh wanita itu sangat panas.
"Kau demam" Jackson langsung bergegas menuju rumah sakit, ia terlihat panik saat melihat keadaan sang wanita yang terus merancau tak jelas. Ini adalah kali pertama bagi Jackson begitu khawatir pada seorang gadis yang baru ia kenal.
"Dokter, help me pleas... " teriak Jackson saat ia sampai di rumah sakit, beberapa suster langsung membawa brankar kearah Jackson. Jackson membaringkan wanita cantik itu di barankar, para suster langsung membawa wanita itu masuk ke dalam ruangan.
Siapa yang harus aku hubungi, bahkan aku tidak tahu namanya. batin Jackson
***
Pintu IGD terbuka serta menampakkan seorang dokter cantik keluar dari sana, Jackson langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri dokter tersebut.
"Maaf, anda siapa? Bagaimana dia bisa bersama anda dengan keadaan seperti itu?" tanya sang dokter menatap Jackson curiga.
"Aku juga tidak tahu siapa namanya? Aku hanya menolongnya" ucap Jackson jujur, dokter itu mengangguk seakan mengerti dengan maksud Jackson.
"Kebetulan saya mengenal pasien? Jadi anda tidak perlu takut saya akan menghubungi keluarga dekatnya" ucap dokter itu tersenyum.
"Nama saya Cella" ucap dokter itu memperkenalkan diri pada Jackson.
"Owh dokter Cella, I'm Jack" ucap Jackson membalas uluran tangan dokter Cella.
"Senang berkenalan dengan anda, saya akan segera menghubungi keluarganya. Keadaanya sangat kritis, dia mengalami shock dan trauma yang berat" ujar dokter Cella, Jackson memijat pelepisnya sekilas.
"Dokter, pasien kembali memberontak" ujar salah seorang suster, dokter Cella pun langsung masuk karena panik. Jackson mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Halo, pending penerbangan beberapa jam lagi. Katakan pada klien kalau aku ada sedikit malah"
"Jangan banyak tanya, katakan saja apa yang aku katakan" Jackson langsung mematikan sambungan telponya sepihak, dengan ekspresi wajah yang tak bisa diartikan ia kembali duduk di kursi tunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
moemoe
siapa yg nyuruh???
ya emang pnikmat wanita aja kali
2022-04-06
0
Nayra Syafira Ahzahra
baru baca
2022-02-13
0
🙃😉
wahhhh...
seru ternyata...sempet salah tebak😉😳😳✌
2021-11-20
2