BRAAKK
Semua orang sangat terkejut saat melihat Jackson melempar berkas-bekas keuangan milik perusahaan Mikhelson. Terlihat wajah Jackson yang sudah memerah yang menandakan jika ia saat ini sangat marah. Jackson memberikan tatapan membunuh pada semua karyawannya, ia menatap seorang wanita cantik yang sedang menunduk.
"Enni, pochemu ty prishel syuda? Gde Maks? (Annie, kenapa kau yang datang kemari? Dimana max?)" Jackson menatap wanita yang bernama Annie itu dengan lekat, ia menunggu jawaban.
"Izvinite, boss, mister Maks ne mozhet prisutstvovat' iz-za bolezni (Maaf bos, tuan Max sedang tidak bisa hadir karena sakit)" ucap wanita itu dengan gugup.
"Yerunda!! skazhi yemu priyti ko mne segodnya dnem (Omong kosong!! suruh dia datang ke ruanganku siang ini)" ujar Jackson dengan tegas, wanita yang bernama Annie pun mengangguk.
"Isprav'te etot otchet i otprav'te segodnya dnem v moy ofis. Vstrecha okonchena (Perbaiki laporan ini dan serahkan siang ini ke ruanganku. Rapat selesai)" ujar Jackson yang langsung pergi meninggalkan ruangan meeting.
"Kau sangat menakutkan bro" seru Adrian saat mereka sudah berada di ruangan mewah milik Jackson.
"Mereka semua tidak becus, apa gunanya aku membayar mereka mahal jika kerja mereka tidak bisa di andalkan" ujar Jackson memijat keningnya, ia sangat pusing dengan masalah yang menimpa perusahaan saat ini.
"Sabar bro, mereka hanya perlu gebrakan sendikit" ucap Adrian santai.
"Ad, kau bisa keluar dari ruanganku? Aku butuh sendiri" ujar Jackson menyadarkan tubuhnya di kursi, ia memejamkan matanya karena kepalanya berdenyut hebat.
"Oke, ingat satu jam lagi kau punya jadwal meeting di The Ritz-Carlton" ucap Adrian yang di jawab anggukkan oleh Jackson. Adrian menggelengkan kepalanya dan langsung beranjak keluar.
Jackson membuka ponselnya, ia melihat sebuah pesan email masuk. Jackson tersenyum bahagia saat melihat isi pesan itu. Jika kalian berfikir Jackson menang tander, kalian salah karena ia sangat bahagia karena mendapatkan data wanita yang beberapa hari ini ada dalam pikirannya.
"Elsha Samantha Willson, nama yang bagus" gumam Jackson, ia tersenyum sendiri seperti orang gila. Jackson menatap foto wanita cantik yang ada di ponselnya.
"Bagaimana kabarmu?" ucap Jackson bicara pada ponselnya, ia tersenyum seakan ponselnya mendengar dan berbicara padanya. Namun seketika raut wajahnya berubah saat layar ponselnya berganti dengan nama seseorang. Dengan kesal Jackson menggeser tombol hijau.
"Hallo"
"...."
"Apa?!! Baik lah, untuk urusan itu biar aku yang turun tangan. Tugasmu hanya memantau, jangan lengah" ujar Jackson memasang wajah datarnya, ia mematikan sambungan telponya dan menatap lurus kedepan.
"Jadi dia masih trauma?" ucapnya sambil menopang dagu dengan kedua tanganya.
"Dev. Ya, aku akan meminta tolong padanya" ucap Jackson kembali menyambar ponselnya. Dev Patel Khan adalah sahabat Jackson saat study di London, ia adalah seorang dokter psikolog terkenal dan sudah banyak menyembuhkan banyak orang. Dokter tampan yang berasal dari India, namun saat ini ia ditugaskan di London.
"Halo Dev, aku membutuhkan bantuanmu" ucap Jackson saat Dev menerima panggilan.
"Wah, hebat anda tuan. Saat kau membutuhkan bantuanku, kau baru menghubungiku. Kemana saja kau?" ujar pria di seberang telpon.
"Ck, jangan banyak bicara. Aku punya teman yang mengalami trauma, bisa kau bantu dia?" ucap Jackson
"Memang kau memiliki teman? Aku rasa temanmu itu trauma pada mu" ucap Dev yang berhasil membuat Jackson kesal.
"Kau mau membantuku atau tidak?" ucap Jackson kesal.
"Haha... Ok ok aku akan membantu mu, dimana dia?" tanya Dev dengan tawa renyahnya.
"Indonesia"
"What!!! Indonesia? Laki-laki atau?"
"Wanita, sudah lah. Aku akan menyuruh keluarganya untuk membawa wanita itu ke tempatmu. Layani mereka dengan baik" ujar Jackson yang langsung mematikan sambungan telponya sepihak. Ia sangat yakin jika tidak memutuskan sambungan telponya, beribu pertanyaan akan di layangkan padanya.
"Aku akan menghubungi keluarganya nanti" ucap Jackson saat melihat jam ditanganya dan ternyata sudah waktunya untuk berangkat meeting.
***
"Jack, untuk apa kau ke London. Bukan kah minggu depan jadwal mu sangat padat?" tanya Adrian saat mereka baru selesai meeting, keduanya jalan berdampingan. Semua mata wanita begitu berbinar melihat dua pangeran tampan yang berhasil membuat air ludah para wanita meleleh. Namun bagi kedua pria itu, semua tatapan yang di berikan tidak lah memiliki arti.
"Katakan pada klien, rapat akan di adakan di London. Jika mereka menolak maka kembalikan proposal mereka" ujar Jackson begitu enteng, sedangakan Adrian sangat terkejut mendengar ucapan Jackson.
"Kau gila, jika papamu tahu kau bisa habis" ucap Adrian menatap Jackson tak percaya.
"Dia akan mengerti" ucap Jackson santai, lalu keduanya masuk ke dalam mobil untuk kembali ke kantor.
"Ad, bagaimana dengan resort yang di Bali? Apa masih ada masalah?" tanya Jackson tanpa melihat ke arah Adrian.
"Tidak ada, semua beres. Hanya saja kita kekurangan seorang manajer" ujar Adrian yang berhasil mendapatkan perhatian Jackson.
"Apa sudah tidak ada lagi manusia hingga sampai sekarang belum mendapatkan seorang manajer? Cari secepatnya atau aku akan memecatmu" ujar Jackson dengan nada datar, Adrian yang mendengar itu menatap Jackson tajam.
"Ancamanmu basi, kau pikir mudah mendapatkan orang yang jujur dan mau bekerja denganmu. Mereka akan berpikir dua kali" ujar Adrian memalingkan wajahnya.
"Lalu kenapa kau masih disini?" tanya Jackson yang berhasil membuat Adrian terkejut, ia menyadari jika ia salah bicara.
"Haha... Karena aku sudah tahu siapa kau Jack, kau sangat membutuhkan aku bukan? Jujur lah Jack tidak perlu malu" ucap Adrian tertawa lepas, Jackson yang mendengar itu hanya tersenyum masam. Memang benar yang di katakan Adrian, Jackson membutuhkan Adrian yang hanya bisa mengerti dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
🙃😉
wihhh kk thor keren ....
2021-11-20
1
R⃟_nDia😎
suka😘😘😘😘selalu tertarik dg karyamu thor
2021-11-01
0
Desrina Tobing
klooo pandangan pertmaa GK salah yg salah mata dn hatii...🤭🤭🤭
2021-10-31
0