My Lovely Wife
Tak tuk tak tuk
Suara hentakan sepatu seorang pria tampan dengan rahang tegas terdengar begitu nyaring, ia melangkahkan pasti menuju sebuah apartemen yang sebenarnya sangat malas ia datangi. Anggap saja ia terpaksa kali ini.
Pria itu menekan bel berkali-kali dengan kasar, ia paling benci dengan kata terlambat. Beberapa saat terlihat seorang pria berpenampilan urak-urakan keluar dari balik pintu, lalu tersenyum saat mendapat tatapan dari pria tampan itu.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Apa pekerjaanmu hanya tidur di rumah?" Ketus pria tampan itu memasang wajah datar.
"Ayolah Jack, ini hari minggu. Aku hanya istirahat sebentar." Sahutnya. Lelaki itu benar-benar terlihat seperti orang mabuk. Bahkan tanpa rasa malu ia merangkul pria yang kerap disapa Jack itu.
Jackson Leonard Michaelson, pria tampan yang kerap disapa Jack. Seorang CEO muda yang memiliki saham terbesar dari seluruh perbankan dan beberapa perusahaan besar di Indonesia. Ia keturunan Rusia dan Indonesia, yang tepatnya ibu Jackson adalah orang Indonesia asli. Namun kini kedua orang tuanya menetap di Rusia. Ayah Jackson, Leonid Michaelson merupakan orang terkaya di Rusia yang memiliki perusahaan Novatek terbesar di sana.
...Jackson Leonard Michaelson...
Jackson berada di Indonesia hanya beberapa saat, untuk mengurus permasalahan perusahaannya yang ada di Indonesia. Sebenarnya ia sangat malas berada di Indonesia karena seseorang pasti akan mengganggu hidupnya. Arnold Mahendra, adalah sepupu Jackson yang selalu menyusahkan dirinya saat ia berada di negara ini. Jika tak mengingat Ibunya, mungkin ia tak akan pernah peduli padanya.
"Aku tidak punya waktu untuk melayani orang malas sepertimu, cepat katakan apa yang kau inginkan?" Jackson memberikan tatapan malas. Jujur ia sangat tidak menyukai sepupunya yang tidak bertanggung jawab seperti Arnold.
"Aku butuh beberapa makanan, istriku tak bisa ditinggal. Kau tahukan dia sedang hamil tua." Arnold melipat kedua tanganya di dada seolah tak punya beban sedikitpun. Jackson mengumpat dalam hati. Jika bisa ia ingin menghajar lelaki itu sampai babak belur supaya sadar akan kebodohannya.
"Sialan! Kau kira aku pembantumu huh? Kau suruh saja orang lain." Umpat Jackson melangkah pergi meninggalkan Arnold.
Kau membuang waktu berhargaku. Jika kau bukan sepupuku dan Mom yang menyuruhku, sudah aku bunuh manusia tak berguna itu. Batin Jackson mengumpat kesal.
***
Jackson keluar dari mobil Ferrari miliknya menuju sebuah supermarket yang tak jauh dari apartemen. Ia handak membeli kebutuhan Arnold dan istrinya. Beruntung Jackson masih punya hati. Lebih tepatnya ia tak tega pada istri sepupunya itu. Bagaimana pun mereka masih saudaranya. Mungkin wajah dan sikapnya yang dingin memang mirip Leo sang ayah, sedangkan hatinya murni diturunkan oleh sang ibu.
Tak perlu lama Jackson sudah keluar dari supermarket dengan tangan yang dipenuhi barang belanjaan. Lelaki itu bukanlah tipe pria yang suka membayar anak buah untuk menemani dan melayani dirinya, ia lebih suka melakukan semuanya sendiri. Persetanan dengan orang-orang yang mencoba membunuhnya, karena dirinya tidak pernah takut dengan yang namanya kematian. Ia sangat yakin jika waktu kematiannya belum tiba, maka semua itu tak akan terjadi. Tuhan selalu bersamanya bukan? Lalu apa lagi yang perlu ditakutkan?
Dari arah berlawanan terlihat seorang wanita cantik memakai kaos biru berpadu putih sedang berjalan sambil tersenyum lebar tanpa memperhatikan jalan.
Lalu...
BRUUKK
Wanita itu tak sengaja menabrak Jackson hingga barang yang ada ditangan lelaki itu pun berserakan di jalan.
"Maaf, aku tisak sengaja." Ucap wanita itu mengambil barang Jackson yang berserakan di jalan. Jackson terdiam saat melihat wajah wanita itu.
Cantik.
Satu kata untuk wanita itu.
"Lain kali perhatikan jalan." Ketus Jackson seraya merebut barang miliknya dari tangan sang wanita. Dan itu membuat sang empu kaget tentunya.
"Jutek banget sih, Mas? Kan saya sudah minta maaf tadi." Protes wanita itu dengan bibir mengerucut. Namun Jackson sama sekali tidak menanggapi ucapan wanita itu dan langsung beranjak pergi. Namun detik berikutnya Jackson tersenyum tipis. Lalu masuk ke dalam mobil dan meletakkan semua barang belanjaan di bangku sebelah.
Saat hendak menghidupkan mobil, Jackson terdiam sesaat karena merasa kehilangan benda yang biasa melingkar indah di tangannya. Jam tangan pemberian Ibunya itu hilang, mungkin terjatuh saat bertabrakan dengan wanita tadi.
"Ah, sial!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
moemoe
eleeeh...cwekny jlek amat... maling pulak ya?? makany jackson khilangan jam nya???
tpi ceritanya bagus..menarik..lanjuut baca
2022-04-06
0
Nora Yulanda
👍
2021-12-06
0
🙃😉
assalamualaikum...
mampir kk...
seru nih...
Lanjut akh...
2021-11-20
2