Di depan cermin terlihat Jackson sedang meneliti setiap inci wajahnya. Ia menyentuh rahangnya dan tersenyum getir.
"Apa aku terlalu menakutkan hingga kau seperti orang ketakutan saat melihatku?" ucap Jackson. Ia keluar dari kamar mandi, matanya langsung tertuju pada sebuah kotak kecil berwarna merah. Bibirnya melengkung sempurna, ia duduk di ranjang dan mengambil benda itu.
"Aku pasti akan mendapatkanmu Elsha, walaupun itu akan sangat sulit. Tapi aku akan tetap berusaha untuk mendapatkan hatimu" ujar Jackson menatap benda itu lekat
Flashback on
"Apa yang kau lakukan Jack, kenapa gadis itu pergi? Apa kau menakutinya, wajahnya sangat pucat" ucap Adrian duduk dan menatap Jackson lekat.
"Dia berbeda, aku semakin tertarik padanya" ucap Jackson yang langsung bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.
"Jack, kita tidak jadi makan? Owh gosh kau akan membuatku mati kelaparan Jack" omel Adrian mengikuti jejak Jackson dari belakang.
"Jack aku sangat lapar, aku akan mencari makanan dulu" ujar Adrian yang langsung pergi meninggalkan Jackson.
Jackson terus melangkahkan kakinya dengan pasti, namun langkah itu tiba-tiba terhenti saat melihat wanitanya masih berada tak jauh darinya.
"Wah, cantik sekali. Huffftt harganya sangat mahal, aku tidak mungkin menghabiskan uang kakak demi benda kecil ini. Sudah lah" ucap wanita itu yang langsung beranjak pergi. Jackson sangat penasaran dengan benda itu, ia berjalan menghampiri tempat itu. Sebuah senyuman terukir di bibirnya yang tipis.
"Ini keluaran terbaru tuan, belum ada yang memiliki gelang ini. Limited addition" ucap sang pemilik toko.
"Tolong bungkus sebagus mungkin" ucap Jackson pada wanita itu dan memberikan kartu platinum pada wanita itu.
"Sangat unik, sama seperti orangnya" gumam Jackson.
"Tuan, mohon maaf saya tidak tahu jika tuan adalah tuan Jackson. Mohon maaf, saya kembalikan lagi kartunya, saya akan langsung membungkus pesanan tuan" ujar sang wanita mengembalikan kartu kredit milik Jackson.
"Aku harus membayarnya, jika kau menolak aku akan memecatmu" ucap Jackson yang berhasil membuat wanita itu ketakutan.
"Baik tuan, tunggu sebentar" ucap wanita itu begitu ketakutan.
"I-ini tuan barang yang tuan inginkan" ucap wanita itu memberikan sebuah kotak yang terbungsus rapi dan kartu kredit pada Jackson.
"Thanks" ucap Jackson langsung pergi meninggalkan toko itu.
"Jack, kau dari mana saja? Aku mencarimu. Apa yang ada di tanganmu?" tanya Adria sambil membawa dua paper bag yang berlogo kan sebuah restoran mahal.
"Bukan urusanmu, kita pulang" ucap Jackson berjalan mendahului Jackson.
"Huffftt... Dasar bos killer" ucap Adrian mengikuti Jackson dari belakang.
Flashback off
"Kirimkan ini ke Indonesia, pastikan benda ini sampai di tangannya" ucap Jackson memberikan kotak kecil terbungkus kotak indah pada Adrian.
"Apa ini?" tanya Adrian penasaran.
"Jangan banyak tanya, kirim pada wanita itu dan pastikan dia menerimanya" ujar Jackson yang kembali pokus pada MacBook miliknya. Adrian yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dan langsung beranjak pergi dari ruangan Jackson.
Drrrttt Drrrttt
Ponsel Jackson berdering, ia mengambil ponselnya tanpa melihat siapa yang mengganggu dirinya yang sedang sibuk bekerja.
"Hallo"
"Hallo!!!" seru Jackson saat tak mendapatkan jawaban dari seberang telpon. Dengan kesal ia mematikan sambungan telponya sepihak.
Namun tak berapa lama Jackson kembali kesal saat ponselnya lagi-lagi berdering.
"Halo, jangan menganggu ku jika kau tak ingin mati!!" seru Jackson, namun tiba-tiba raut wajah nya berubah saat mendengar suara di balik telpon.
"Sorry mom, aku kira orang yang tadi menggangguku" ucap Jackson yang merasa bersalah.
"Baik lah, aku akan pulang secepat mungkin"
"Iya mom Eason tahu, baiklah"
Tut
Jackson menghela napas karena hampir saja membuat orang yang paling ia sayang marah. Ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan kembali pokus pada pekerjaanya.
Sore hari, sesuai janjinya Jackson langsung pulang ke rumahnya karena permintaan sang mommy.
"Eason duduklah" ucap Almira menepuk sofa yang masih kosong di sebelahnya.
"Ada apa mom?" tanya Jackson duduk di sebelah Almira, lalu pandangan Jackson tertuju pada adiknya yang sedang sibuk dengan ponsel.
"Kapan kau akan membawa gadis itu pada mom?" tanya Almira yang berhasil membuat Jackson terkejut.
"Mom, tak semudah itu. Dia bukan wanita yang mudah di taklukkan dengan kekayaan seperti kebanyakan wanita disini" ujar Jackson memijat keningnya.
"Ya, mommy tahu. Tapi jangan lupa son, mommy juga berasal dari sana, jika kau sedikit saja lengah. Maka kau akan kehilangan segalanya. Mommy akan menunggu keputusanmu untuk langsung melamar gadis itu, mommy sudah sangat lama tak pulang ke sana" ucap Almira menepuk pundak Jackson.
"Mana mungkin dia berani mom. Buktinya, dia hanya mengirim kado ulang tahun pada calon kakak ipar. Jika aku jadi kakak nih, aku langsung datang kesana dan mengatakan semuanya" ujar Jannie begitu enteng.
"Banyak bicara" ucap Jackson melempar bantal tepat di wajah Jannie.
"Mom, lihat lah dia" teriak Jannie tak terima dengan perlakuan Jackson.
"Aku kekamar dulu mom" ucap Jackson mencium pipi Almira, lalu Jackson kembali melempar bantal pada Jannie hingga membuat gadis itu kembali berteriak. Almira yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, hal seperti itu memang sudah sangat sering terjadi di rumah.
Jackson berjalan menuju balkon kamarnya, ia menatap gelapnya malam yang begitu indah di hiasi oleh lampu kota. Ia kembali memutar kata-kata sang ibu tadi sore.
"Kau benar mom, aku harus bergerak cepat. Aku akan segera mengabulkan keinginanmu mom" ujar Jackson menatap lurus kedepan. Ia kembali masuk ke kamar dan mengambil ponselnya di atas nakas.
"Bagaimana perkembangan kasus itu?" tanya Jackson pada seseorang yang ia hubungi.
"Jangan sampai salah langkah, awasi terus mereka" ucap Jackson datar.
"Biarkan dia seperti itu dulu, kita akan mengikuti permainannya. Jangan lengah" ucap Jackson langsung mematikan sambungan telponya. Jackson meletakkan ponselnya kembali di nakas, ia mengambil sebuah benda di dalam laci.
"cepat atau lambat, kau akan menjadi milikku selamanya. Aku akan membuktikan hal itu sayang" ucap Jackson menyeringai, ia kembali meletakkan benda itu di dalam laci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Devi Erisanti
jadi..Jack yg bantu kasus Mona dan Elisha...
2021-05-09
0
Tuti haryati
baca lagiiii
2020-08-17
0
✓apalah aku™¥€¢£^π√¶∆
upnya jgn lm2 thor g sabar
2020-01-06
1