Dalam pernikahan tidak cukup bagi setiap pasangan hanya memodali diri dengan harta, modal paling utama ialah kesiapan mental, bagi para laki-laki harus menyiapkan mental menjadi seorang imam dalam memimpin rumah tangga, begitu halnya dengan yang perempuan siap menjadi makmum, bahkan siap mengoreksi kesalahan imam
"Mas, kamu mau kemana malam-malam begini? Pakaiannya rapi banget seperti mau kencan saja? " Ucap Arvita penuh selidik
Heri dengan kegugupannya menjawab, "ohh ini aku mau meeting sama clien sekalian makan malam di restaurant. " Dengan agak ter bata bata
"Gak biasanya meeting malem, semakin kesini semakin mencurigakan saja kamu mas. Batin Arvita penuh curiga"
"Yaudah hati-hati mas, pulang jangan kemaleman. "Jawab Arvita dengan sedikit senyum
" Syukurlah dia gak curiga kali ini. Batin Heri."
"Baiklah, nanti kalo kamu ngantuk tidurlah terlebih dahulu jangan menungguku. " Jawab Heri
"Kali ini aku biarkan kamu mas, siapa juga yang mau menunggumu lebih baik tidur lebih enak. batin Arvita"
"Iya mas, aku tidur duluan malem ini. " Jawab santai Arvita
Kemudian Heri segera berangkat menemui seseorang yang sudah menunggunya. Dia keluar dari kediamannya dengan menggunakan mobilnya. Dengan semangat dan perasaan gembira karena malam ini ia akan menyalurkan hasratnya kepada selingkuhannya. Selingkuhannya yang tidak lain yaitu Seli. Ya memang aneh si Heri, dirumah ada yang halal tapi yang dicari yang haram memang yang haram lebih enak pikirnya. Kurang lebih sumpah enam bulan terakhir ini Heri menjalin hubungan terlarang dengan Seli. Ya Seli selingkuhannya yang merupakan istri sang kolomengrat Reno Sasongko.
__________________________________________
Kondisi Arvita
Setelah perceraian dengan suaminya, Arvita tinggal dikontrakan sederhana dengan Rika putrinya. Selama menjadi istri Heri dia hanya seorang ibu rumah tangga. Sebelum menikah dengan Heri ia bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan namun setelah menikah ia tidak lagi bekerja karena disuruh oleh suaminya yang seorang pengusaha. Untuk menunjang kehidupan pasca perceraiannya dengan suaminya ia masih mengandalkan tabungannya dan untuk kehidupan putrinya masih ada tunjangan dari mantan suaminya.
"Aku harus segera mencari pekerjaan secepatnya, tabunganku makin menipis kalo tidak bekerja karena pemasukan juga tidak ada. Guman Arvita"
"Aku harus cari kerjaan yang jam kerjanya pagi sampai siang saja, kerena tidak mungkin aku meninggalkan Rika sendirian dirumah"
"Saat Rika bersekolah itu waktunya aku bekerja, jadi tidak khawatir nanti aku meninggalkan anakku. Gumam Arvita"
Putri Arvita dengan Heri termasuk anak yang cerdas dan selalu mengerti keadaan. Maka dari itu Arvita bersyukur karena putrinya bisa mengerti keadaan orang tuanya yang sudah tidak hidup bersama lagi. Sehingga Arvita tidak mengkhawatirkan kondisi mental dan psikis putrinya. Karena kondisi putrinya yang kelihatan baik-baik saja karena cuma hidup berdua saja dengan ibunya. Karena berbagai masalah dan kerenggangan hubungan ayahnya di akhir-akhir yang membuat putrinya tidak merasa kehilangan kasih sayang ayahnya. Cukup kasih sayang dari Arvita yang dibutuhkan saat ini.
.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, seperti rutinitas biasanya. Arvita mengantar anaknya ke sekolahnya menggunakan taxi. Sebenernya Arvita bisa saja naik sepeda motor atau mobil karena ia juga bisa mengemudikannya. Namun sepeda motor dan mobilnya sudah ia jual karena membutuhkan uang untuk menambah biaya kehidupannyakehidupannya. Setelah sampai di kontrakannya Arvita menghubungi sahabatnya, barangkali sahabatnya bisa memberikan info lowongan pekerjaan.
Tutt tuttt tutt
[Hallo Jesi, apakabar?"ucap Arvita kepada sahabatnya di seberang]
\[Hai Ar, kabar baik gimana denganmu? Udah lama gak ketemu. "Jawab Jesi dengan senang\]
\[Sama kabar baik juga, iya nih udah lama gak jalan bareng, nongkrong bareng sambil curhat-curhatan heehe, kangen ni beib? " Ucap Arvita sumirk\]
\[Iya beib sama, kalo gimana kalo kita ketemuan sekarang mumpung aku lagi cuti hari ini? "Ajakan Jesi\]
\[Oke kalo gitu, kita ketemuan di cafe biasa, ada yang aku mau omongin sama kamu Beib. " Balas Arvita dengan senang hati\]
\[Siap beib, aku siap-siap dulu bentar dan langsung berangkat kesana. "Ucap Jesi\]
\[Iya beib, sampai jumpa disana. " Balas Arvita\]
\[Oke!!"jawab Jesi singkat\]
Tit
Arvita mempunyai seorang sahabat dekat yang baik hati. Mereka bersahabat sejak zaman SD alias masih kanak-kanak. Sahabatnya ini adalah wanita karir di sebuah perusahaan yang terkemuka dj kota ini yang hidupnya mandiri. Sampai sekarang sahabat masih hidup sendiri. Dia mementingkan pekerjaan daripada memikirkan pasangan hidup. Parasnya yang cantik dan tubuhnya yang ideal banyak cowok yang mengaguminya bahkan banyak yang menyatakan cinta kepadanya sampai tak sedikit yang melamarnya namun tidak pernah ada tanggapan positif darinya. Prinsip hidupnya adalah bekerja dan berkarir.
Arvita dan Jesi sering kali mengobrol bahkan sampai tentang masalah pribadi mereka omongin. Tidak ada yang ditutupi. Diantara mereka berdua. Sahabat sejati bukanlah mereka yang memiliki banyak persamaan, tapi mereka yang memiliki pengertian terhadap setiap perbedaan. Kenalilah sahabat yang di samping kamu. Sahabat ialah yang mengulurkan pelukan ketika kamu terjatuh. Sahabat tak akan menghilang saat masalah datang, tapi menggandeng tanganmu dan menghadapinya bersama-sama.
Di Cafe
"Sudah lama beib nunggunya? " Tanya Jesi yang baru sampai di meja Arvita
"Baru aja ini, baru lihat menu juga, mau pesan Apa beib? " Jawab Arvita sedikit kaget
"Aku mau capucchino shake float sama kentang red sauce Chili aja. "Jawab Jesi
.
"Oke beib. " Jawab Arvita
Selang beberapa waktu, Arvita memesan makanan dan minuman meraka di kasir pelayanan. Beberapa saat kemudian pelayan datang mengantar pesanan mereka.
Sambil menikmati pasangannya
Jesi bertanya kepada Arvita: "Beib katanya tadi mau ada yang diomongin."
"Jadi gini beib, kamu ada info lowker gak?
Aku butuh pekerjaan soalnya. " Ucap Arvita
"Memangnya suami kamu tidak ngasih nafkah beib, apa suami kamu pelit kalo memang seperti itu kejadiannya mending kamu minta pisah aja sekian buat apa punya suami tapi tidak bertanggung jawab?" Ucap Jesi dengan lepas, memang sesuai prinsipnya hidup itu harus realistis perlu materi
Sejatinya memang Arvita belom bercerita tentang masalah rumah tangganya yang sudah hancur karena sebuah penghianatan yang dilakukan suaminya alias suaminya selingkuh dengan istri orang lain.
"Aku memang sudah berpisah dengan suamiku namun..... Menjeda ucapannya bukan seperti itu kejadiannya, kami berpisah karena suamiku berselingkuh dia berhianat dibelakangku bahkan dengan mata kepalaku sendiri dia melakukan adegan yang gak senonoh." Jawab Arvita dengan perasaan sedih dan kecewa
Kehidupan rumah tangga harmonis yang selalu didambakan harus berakhir setelah beberapa tahun bertahan karena sebuah penghianatan. Hidup telah mengajari saya bahwa kamu tidak dapat mengendalikan kesetiaan seseorang. Tidak peduli seberapa baik kamu kepada mereka, bukan berarti mereka akan memperlakukanmu sama. Tidak peduli seberapa besar artinya bagimu, bukan berarti mereka akan menghargai kamu sama. Kadang-kadang orang yang paling kamu cintai, berubah menjadi orang yang paling tidak bisa kamu percayai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments