"Apa apaan ini, kenapa dia mau tinggal disini bisa gawat ini, batin reno"
"Yauda ayo masuk, kamu pergi aja ke kantor jangan sampai telat meeting-nya, nanti pulang kesini aja. " Ucap mama reno
"Iy iya ma, kalo gitu reno berangkat dulu. " Jawab reno dengan terpaksa ia menuruti kemauan meraka
Reno masuk ke mobilnya dan melakukannya menuju kantornya. Ia tidak tak ambil pusing dengan sikap Seli tadi. Mungkin harus secepatnya ia membicarakan perceraiannya dengan Seli dengan kedua orang tuanya. Daripada pusing memikirkan masalahnya itu lebih baik memikirkan pertemuan meeting nanti.
Beberapa saat kemudian sampailah ia di depan kantornya. Reno keluar dari mobilnya melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung kantornya. Gedung pencakar langit yang merupakan kantor pusat perusahaan Sasongko Grup. Setelah di depan ruangannya ia berhenti sejenak saat ia melihat asistennya sedang sibuk dengan berkas-berkas dimejanya.
"Mengapa gue suka liat dia saat lagi fokus begitu, sangat menarik. Gumam Reno"
Reno menghampiri arvita yang tidak menyadari kehadirannya.
"Arvi gimana persiapan buat meeting nanti? " Tanya Reno
"Iy ya pak maaf, semua sudah saya siapkan, meeting nanti diadakan di luar kantor, saya juga sudah menghubungi client, semuanya sudah siap. " Jawab Arvita
"Bagus kalo begitu, kamu siap siap dahulu, habis ini kita langsung berangkat bersama. " Ucap Reno
"Ber ber sama pak," Ucap Arvita bingung tiba tiba
"Perasaan apa ini, kenapa selalu berdebar depan saat bertatapan dengannya, batin Arvita"
"Iya kita meeting-nya berangkat berdua saja, sopir hari ini sedang cuti. " Ucap reno
"Baik pak," Jawab Arvita entah mengapa saat berbicara dengan atasannya merasa deg deg kan jantungnya merasa berdebar debar. merasa deg deg kan jantungnya merasa berdebar debar.
Setelah itu Reno beranjak menuju ruang kerjanya. Reno duduk di kursi kebesarannya. Dalam diam ia tersenyum sendiri. Ada rasa yang tidak pernah ia rasakan selama ini.
"Entah mengapa saat di dekat wanita itu gue marasa nyaman aja, padahal sepenuhnya belom mengenalnya. Apa gue menyukainya ya, gumam Reno dalam lamunnannya
Perasaan apa ini? Reno belom pernah merasakan jatuh cinta. Meskipun ia pernah menikah tapi ia tidak merasakan rasa seperti ini selama bersama Seli. Mungkin ia merasa hubungan dengan Seli itu karena keterpaksaan perjodohan dari orang tuanya. Tetapi saat melihat Arvita saat ini Reno seperti tertarik pada wanita itu. Namun ia harus memastikan terlebih dahulu perasaan yang ia rasakan saat ini. Terlebih lagi masalah perceraian dengan Seli belom diketahui oleh orang tuanya dan keluarga Seli sendiri. Ia harus menyelesaikan terlebih dahulu masalah ini sebelum tekadnya memulai kehidupan selanjutnya untuk meraih kebahagiaan.
Reno tersadar dalam lamunnannya saat terdengar suara ketukan pintu
Tok tok tok
"Permisi pak, kita mau berangkat kapan ya pak untuk meeting nya?" Tanya asistennya yaitu Arvita yang masih merasa canggung
"Kamu sudah siap, segala keperluannya sudah beres? " Tanya balik Reno
"Sudah pak, tinggal berangkat saja semua sudah beres. " Ucap Arvita dengan senyuman untuk mengurangi rasa gugupnya
"Senyumannya itu sangat manis sekali. Gumam Reno"
"Baiklah, kalo begitu ayo kita berangkat sekarang, jangan sampai client kita menunggu lama. " Ucap Reno kemudian beranjak dari kursi kebesarannya menghampiri Arvita yang masih berdiri di depan pintu.
Tanpa disadari Reno meraih pergelangan tangan Arvita. Reno menggandeng tangannya sambil berjalan
Deg deg deg
Jantung Arvita kembali dibuat disco
"Aku harus ke rumah sakit nanti, jantungku merasa tidak baik baik saja ini. Batin Arvita terbengong tapi mengikuti saja apa yang dilakukan oleh atasannya itu"
Mereka berjalan menyusuri lorong kantor menuju lift. Reno terus saja menggandeng tangan Arvita. Entah itu ia sengaja atau tidak. Sedangkan Arvita nurut nurut saja tidak berontak karena masih bingung dengan pikirannya yang terasa ngeblank saat itu. Saat tiba di depan lift, Reno menghentikan langkahnya. Namun tidak disadari oleh Arvita, sehingga tanpa sengaja ia menabrak Reno sehingga membuat badannya terhuyung. Namun dengan sigap Reno menarik tangan Arvita yang membuat tubuh Arvita jatuh di pelukan Reno.
Dug dug dug
Detak jantung mereka berdua terdengar berirama. Mata mereka berdua saling bertatapan dengan intens karena terkejut dengan kejadian itu.
"Mata yang indah, batin Reno"
"Tampan sekali wajahnya. Batin Arvita"
Sejenak mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka tersadar saat ada suara pintu lift akan terbuka.
Ting
"Maaf, " Kata reno dan Arvita berbarengan, hanya kata itu yang keluar dari mulut mereka berdua
Mereka berdua berusaha untuk mengontrol degup jantung dan nafas mereka. Arvita dan Reno sibuk sendiri membetulkan pakaian mereka yang sedikit berantakan karena kejadian tadi.
Seketika hening diantara di sepanjang jalan menuju tempat meeting. Tempat meeting mereka kali ini adalah sebuah restaurant yang cukup terkenal di kota itu. Meeting tersebut akan membahas proyek kerjasama pembangunan hotel baru bintang lima. Proyek itu bernilai fantastis. Sehingga pertemuan ini sangat begitu penting bagi dua perasaan tersebut. Perusakan Sasongko dengan salah perusahaaan yang baru kali ini menjalin sebuah kerja sama. Reno sendiri belom mengenal betul tentang perusahaan itu. Hanya pemiliknya saja yang ia tau.
Beberapa saat kemudian sampailah mereka di sebuah restaurant tempat meeting akan dilaksanakan. Reno dan Arvita keluar dari mobil dan masuk kedalam restaurant. Mereka menuju ruangan khusus yang telah dipersiapkan. Ruangan VIP khusus untuk sebuah pertemuan bisnis.
"Maaf pak, saya ijin ke toilet sebentat. " Ucap Arvita pada Reno atasannya
"Silahkan, saya tunggu disini saja. " Jawab reno
"Baik pak. " Ucap Arvita sambil berlalu menuju toilet
Reno menunggu Arvita di dekat toilet. Ia berdiri sambil mengedarkan pandangannya. Namun tanpa sengaja di melihat orang laki laki yang begitu familiar di benaknya. Laki laki itu berjalan menuju sebuah ruangan tertutup.
"Kenapa dia masuk ke ruangan itu, gumam reno saat melihat laki-laki itu masuk keruangan yang akan menjadi tempat meetingnya"
"Menarik...Gumam Reno lagi"
Sebuah senyuman menyeringgai di bibir Reno.
Beberapa saat kemudian Arvita keluar dari dalam toilet wanita. Kemudian ia menghampiri bosnya yang berdiri tak jauh dari sana.
"Mari pak, kita langsung saja ke ruangan meeting. " Ajak Arvita kepada Reno yang melihat kedatangannya
"Iya ayo kita langsung kesana saja. " Jawab Reno
Reno dan Arvita berjalan beriringan menuju ruangan tempat meeting akan berlangsung. Sampailah mereka berdua di depan pintu tempat meeting.
Tok tok tok
Sebelumnya Reno mengetik pintu terlebih dahulu kemudian membuka pintunya karena tempat itu kedap suara jadi tidak perlu menunggu jawaban dari dalam ruangan, namun perlu diketuk dulu supaya yang berada didalam ruangan tahu akan ada orang yang membuka pintu. Begitu pintu ruangan terbuka betapa terkejutnya Arvita saat melihat orang yang berada di dalam ruangan tersebut, sedangkan Reno biasa saja karena sudah melihat sebelumnya.
Kamu......
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments