" aku tidak melihat ada yang bisa di lakukan oleh paman Tony, yang tidak bisa kau lakukan sendiri. kau tidak pernah merasa takut kepada sang Marquis. kau bisa mengatasi pria tua itu dengan sangat mudah setiap kali kau bertekad melakukannya. apakah kau sudah benar benar melakukannya? katakan saja kepadanya, betapa tidak bahagianya dirimu dan dia akan...." ucap Meg dan terpotong oleh suara Reggie.
" aku tidak bisa melakukan itu,"potong Reggie.
" aku tidak boleh membiarkan paman Jason berpikir bahwa dia telah membuatku tidak bahagia. paman Jason tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri,"ujar Reggie lirih.
" hatimu memang terlalu baik, bahkan terkadang semua itu justru menyulitkan dirimu sendiri," gerutu Meg.
" jadi, kau berniat meneruskan semua ini dan membuat hidupmu semakin sengsara," tanya Meg lagi.
" tidak, kau mengerti,kan. itu sebabnya aku ingin meminta paman Tony menulis surat kepada paman Jason terlebih dulu. jika aku yang melakukannya sendiri, paman Jason pasti akan terus memaksaku untuk tetap tinggal, lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya? tapi, jika ternyata surat paman Tony tidak di tanggapi, maka aku akan tahu bahwa rencanaku itu tidak berhasil. dengan begitu, aku masih memiliki kesempatan untuk memikirkan rencana yang lain," kata Reggie dingin.
" yah, aku yakin sekali kau pasti akan bertemu dengan lord Anthony di acara pesta dansa malam ini," ucap Meg yakin.
" tidak, paman Tony membenci pesta dansa. dia tidak akan pernah mau menghadirinya, sekalipun itu demi aku." jawab Reggie pelan.
" oh, aku tidak perduli! aku rasa memang sebaiknya aku menunggu hingga besok pagi!," ucap Reggie lagi.
Meg tiba tiba mengerutkan dahinya, dan mengalihkan pandangan.
" ada apa? apa yang kau tahu, sedangkan aku tidak," tanya Reggie dengan nada memaksa.
Meg mengangkat bahu.
" itu.....hanya saja lord Anthony berencana untuk pergi besok pagi, dan tidak akan kembali hingga tiga atau empat hari ke depan. tapi, toh anda pasti masih bisa menunggu selama itu," jawab Meg pelan.
" siapa yang mengatakan bahwa dia akan pergi," tanya Reggie.
" aku mendengar lord Edward mengatakan kepada istrinya bahwa sang Marquis ingin bertemu dengan lord Anthony. dia pasti di panggil untuk menghadap karena terlibat masalah lagi," jawab Meg lagi.
" tidak," ujar Reggie.
" menurutmu, dia belum pergi kan," tanya Reggie dengan lemas.
" pasti belum," Meg menyeringai.
" pamanmu yang jahil itu tidak akan terlalu antusias untuk bertemu dengan kakak tertuanya. dia akan menunda perjalanan itu selama mungkin. aku yakin sekali," ucap Meg lagi.
" kalau begitu, aku harus bertemu dengannya malam ini. waktunya sempurna sekali. dia bisa bertemu langsung dan meyakinkan paman Jason. itu lebih baik daripada hanya menulis surat," kata Reggie senang.
" tapi, kau tak bisa pergi ke rumah lord Anthony sekarang," protes Meg.
" sekarang sudah waktunya kau pergi ke pesta dansa," kata Meg lagi.
sebenarnya, semua orang sudah siap untuk pergi, dan tinggal menunggunya ketika Reggie bergegas keluar dari kamar dan turun ke aula depan. saat itu, ia memang merasa gugup, tapi tidak takut.
Reggie menarik sepupu tertuanya menjauh ke ruang kerja, dan tersenyum sekilas kepada yang lain.
" Marshall, aku sungguh benci harus meminta hal ini padamu, tapi aku benar benar harus meminjam kereta kuda selama beberapa menit, sebelum kita semua pergi ke pesta dansa," tanya Reggie pelan.
" apa?," kata Marshall kaget.
Reggie mengatakan semua itu sambil berbisik, tapi teriakan terkejut Marshall membuat sepupunya yang lain menoleh ke arah mereka. Reggie menghela napas.
" sejujurnya, Marshall, kau tidak perlu berteriak seperti itu. aku, kan, tidak meminta kau mengambilkan bintang di langit," ucap Reggie kesal.
Marshall segera sadar bahwa mereka di awasi oleh yang lain, dan setelah pulih dari rasa keterkejutannya, Marshall mengumpulkan kembali wibawanya dan berkata dengan nada setenang mungkin.
" kami sudah menunggumu selama lebih dari sepuluh menit, dan sekarang kau ingin agar kami menunggumu lebih lama lagi," ucap Marshall tenang.
terdengar tiga helaan napas kesal dari luar ruang kerja, tapi Reggie tak mau repot untuk menoleh ke arah sepupunya yang lain.
" aku tidak akan memintanya jika masalahnya sepenting ini, Marshall. aku tidak pergi lebih dari tiga puluh menit...yang pasti tidak akan lebih dari satu jam. aku harus bertemu dengan paman Tony," pinta Reggie
" tidak, tidak, tidak!," Diana tiba tiba masuk, dengan ekspresi jengkel dan nada suara tinggi.
" kenapa kau bisa seegois ini, Reggie? ini sama sekali tidak seperti dirimu yang biasanya. kau akan membuat kami terlambat! kita harus pergi ke pesta dansa itu sekarang juga," kata Diana kesal.
" omong kosong," jawab Reggie.
" kau tidak ingin menjadi orang yang pertama kali tiba di sana, kan," tanya Reggie lagi.
" kami juga tidak mau menjadi yang terakhir tiba di sana," timpal Clare juga dengan nada kesal.
" acara pesta dansa itu akan di mulai setengah jam lagi, dan perjalanan ke sana akan memakan waktu selama itu. masalah penting apa sebenarnya yang membuatmu harus bertemu dengan paman Anthony sekarang juga," tanya Clare
" ini masalah pribadi. dan tidak bisa di tunda lagi. dia akan pergi ke Havertson besok pagi pagi sekali. aku tidak akan punya kesempatan untuk berbicara kepadanya, selain malam ini," ucap Reggie pelan.
" kalau begitu, tunggu sampai dia kembali," tegas Clare.
" kenapa kau tidak tunggu saja," tanya Clare lagi.
" karena masalah ini tidak bisa lagi di tunda," ucap Reggie memohon.
Reggie memandang satu persatu sepupunya yang marah, begitu juga dengan si Ledy entah siapa. akhirnya, ia menyerah.
" oh, baiklah. aku tidak akan membuat kalian menungguku dan terlambat datang ke pesta. tapi, Marshall, kau bisa, kan, meminta seorang pelayan untuk mencarikan kereta kuda untukku. aku akan menyusul kalian ke pesta, segera setelah aku menyelesaikan urusanku dengan paman Tony," kata Reggie.
" itu tidak mungkin," Marshall mulai kesal.
sepertinya sepupunya ini sedang berusaha membuat kekacauan dan melibatkannya ke dalam situasi yang sulit, sehingga sebagai putra tertua, ia akan menjadi satu satunya orang yang dipersalahkan nanti.
sumpah demi tuhan, hal itu tidak akan terjadi kali ini. ia sudah lebih dewasa dan lebih bijaksana, dan Reggie tidak akan bisa mempermainkannya lagi seperti yang sering dilakukannya dulu.
" menyewa kereta kuda? pada malam hari? itu sangat berbahaya, dan kau tahu itu, Reggie," Marshall berkata dengan tegas.
" Travis bisa menemaniku," kata Reggie.
" tapi Travis tidak mau," Travis langsung menjawabnya dengan cepat.
" kau tidak perlu repot-repot bertanya dulu kepadaku, Reggie. kau pikir aku pasti tidak akan keberatan datang terlambat ke pesta dansa, ya,kan?," tanya Travis lagi.
" Travis, aku mohon," pinta Reggie.
" tidak," tolak Travis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments