dua kali seminggu, Reggie dan Anthony akan datang ke rumah paman Edward untuk makan malam bersama. meskipun sering berkumpul dengan paman Edward dan keluarganya, paman Anthony tidak pernah berniat untuk menikah. hingga saat ini, paman Anthony masih memilih untuk hidup melajang. dan semakin beranjak dewasa, Reggie tidak lagi pantas untuk menghabiskan waktu dengan menginap di rumahnya. itu sebabnya Reggie hanya bisa menemuinya sesekali.
ah, tidak masalah, pikirnya, toh sebentar lagi ia juga akan menikahi, sejujurnya ia tidak terlalu menginginkan pernikahan. paling tidak untuk saat ini.
ia lebih suka menikmati hidup selama beberapa tahun lagi, tanpa adanya ikatan pernikahan. tapi paman pamannya ingin agar ia segera menikah. mereka mengira ia ingin mendapatkan suami dan memulai keluarga sendiri. bukankah semua gadis muda juga menginginkan hal yang sama? mereka semua sengaja mengatur pertemuan untuk mendiskusikan masalah rencana pernikahannya. dan tidak perduli sekeras apa pun usahanya untuk meyakinkan mereka bahwa ia masih belum siap untuk menikah dan meninggalkan keluarganya, tetapi niat baik mereka tetap tidak bisa digoyahkan, hingga akhirnya ia menyerah dan bersedia menuruti permintaan mereka.
sejak saat itu, ia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk membuat semua pamannya senang, karena ia sangat mencintai mereka. ia membawa satu demi satu pria yang hendak melamarnya, tapi setiap pamannya selalu bisa menemukan kekurangan masing masing pria itu. ia bahkan melanjutkan pencarian calon suami hingga ke Eropa, tapi lama kelamaan ia mulai merasa lelah. ia lelah harus menyeleksi dengan sangat teliti setiap pria yang ditemuinya. ia bahkan tidak bisa berteman dengan bebas. tidak bisa menikmati masa mudanya. setiap pria yang ditemuinya harus ia nilai dan seleksi dengan hati hati...
apakah pria itu hanya mengejar harta? apakah pria itu memiliki kelebihan seperti yang diinginkan paman pamannya?
Reggie mulai merasa yakin bahwa tidak ada seorang pria pun yang akan bisa memenuhi kriteria pamannya, dan ia membutuhkan rehat sejenak dari pencarian suami yang sangat melelahkan ini. ia ingin bertemu dengan paman Tony, satu satunya orang yang bisa memahami perasannya. paman Tony pasti bersedia menjadi penengah antara dirinya dan paman Jason. tapi saat ia tiba di London, paman Tony sedang mengunjungi temannya di luar kota, dan seharusnya sudah pulang malam ini.
Reggie sudah dua kali pergi kerumahnya, tapi tidak pernah berhasil bertemu dengan paman Tony, sehingga ia terpaksa meninggalkan catatan. seharusnya paman Tony sudah membacanya sekarang. tapi, mengapa pamannya itu belum juga datang.
tiba tiba ia mendengar suara kereta kuda datang dan berhenti di depan rumah.
" akhirnya!," ia tertawa senang.
" apa?,' tanya Meg ingin tahu.
" aku belum selesai. aku sudah mengatakan kepadamu bahwa rambutmu ini susah sekali diatur dengan rapi. aku rasa lebih baik jika kau memotongnya saja. dengan begitu, kau dan aku tidak repot lagi mengaturnya!," ucap Meg panjang lebar.
" lupakan soal rambut, Meg!," Reggie melompat dari kursinya, dan menyebabkan beberapa jepit rambutnya jatuh kelantai.
" paman Tony sudah datang," ujar Reggie senang.
" kau sebaiknya merapikan diri dulu. memangnya kemana kau akan pergi dalam keadaan seperti itu," nada suara Meg berubah tinggi.
tapi Reggie mengabaikannya dan bergegas keluar dari kamar. sayup-sayup ia masih mendengar Meg berteriak.
" Regina Ashton!," teriak Meg di dalam kamarnya.
Reggie tidak memperdulikannya. ia berlari hingga mencapai tangga yang mengarah ke aula bawah, dan tiba-tiba ia menyadari bahwa pakaiannya tidak pantas, itu sebabnya ia berhenti di ujung tangga. ia segera mundur dan bersembunyi di sudut. ia tidak berniat beranjak dari sana sampai mendengar suara pamannya. tapi sekian lama menunggu, suara itu tidak juga terdengar. sebaliknya, ia justru mendengar suara seorang wanita. dengan ragu ragu, ia mengintip dari sudut, dan merasa kecewa saat melihat yang datang adalah pelayan, bukannya paman Tony. ia mengenali wanita itu sebagai lady entah siapa..., yang di temuinya beberapa hari lalu di Hyde Park. siapa yang perduli dengan wanita itu! tapi, dimana paman Tony?.
tiba tiba Meg datang, menyelipkan tangan di lengannya, dan menariknya kembali ke kamar. Meg memang tidak bersikap layaknya pelayan biasa. Meg dan perawatnya, Tess, sudah melayani Reggie seumur hidup, sehingga mereka bisa bersikap lebih bebas terhadapnya. tidak seperti majikan dan pelayan pada umumnya.
" jika aku sampai melihat skandal seperti itu lagi, seperti saat kau berdiri di sana dan tidak mengatakan apa apa, maka aku ingin tahu alasannya!," Meg terus mengomel sambil menarik Reggie sampai duduk lagi di kursinya, di depan cermin hias kecil.
" kami mengajarimu lebih baik dari itu," tukas Meg lagi.
" aku pikir itu paman Tony," kata Reggie pelan.
" itu bukan alasan," jawab Meg datar.
" aku tau, tapi aku benar benar harus bertemu dengan paman Tony malam ini. kau, kan, tahu alasannya, Meg! paman Tony adalah satu satunya orang yang bisa membantuku. dia akan menulis surat kepada paman Jason, baru setelah itu aku bisa sedikit santai, akhirnya," ucap Reggie panjang lebar.
" dan menurutmu, apa yang akan di katakanya kepada Marquis yang bisa membantumu," tanya Meg.
" yang akan aku sarankan kepada mereka adalah, biar mereka saja yang mencarikan suami untukku, ucap Reggie menyeringai.
Meg menggelengkan kepalanya dan menghela napas.
" kau tidak akan menyukai pria yang mereka pilihkan, sayangku," ucap Meg lagi.
" mungkin. tapi aku tidak perduli lagi," tegas Reggie berkeras.
" memang akan mengenakan sekali jika bisa memilih sendiri pria yang akan menjadi suamiku. tetapi, aku sudah belajar bahwa pilihanku tidaklah penting, jika paman pamanku tetap menganggap pria pria yang kupilih itu tidak cocok. aku sudah dipamerkan di depan umum selama setahun penuh, pergi menghadiri begitu banyak pesta, pertemuan sosial dan acara amal, sampai aku merasa sangat muak.aku tidak pernah terpikir akan mengatakannya. mengapa aku tidak menunggu untuk berdansa pada pesta dansa pertamaku," ucap Reggie putus asa.
" itu bisa di mengerti, sayangku," ujar Meg menenangkan.
" selama paman Tony bisa mengerti perasaanku, dan bersedia membantu, aku tidak akan meminta apa apa lagi. yang aku minta hanyalah beristirahat di desa, hidup dengan damai lagi... dengan atau tanpa suami. jika malam ini aku berhasil menemukan pria yang cocok, maka aku akan menikah dengannya besok. aku rela melakukan apa saja, untuk menghindari acara acara sosial semacam ini lagi. tapi aku tahu semua itu tidak akan terjadi, jadi jalan keluar yang terbaik adalah membiarkan paman pamanku mencari pria itu. jika mengingat sifat mereka, maka itu akan memakan waktu bertahun tahun. mereka tidak pernah sepakat dalam hal apa pun, kau tahu itu. dan sementara itu, aku akan pulang kembali ke Havertson,"
ujar Reggie yang benar benar sudah putus asa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments