2

Livy meremas tangannya dengan kuat, jantungnya berdegub kencang. Ia menghela nafasnya beberapa kali, membuat dirinya menjadi semakin gugup tak menentu. Dirinya sekarang berada didalam mobil yang dikemudikan entah oleh siapa? Dirinya tak tahu.

"Nona Mari saya bantu." pintu mobil terbuka dan ada seorang maid yang membantunya. Sebelumnya dirinya sudah mengenalkan diri, namanya adalah Kate kepala maid dimansion Damian.

"Terimakasih Bibi Kate, maaf merepotkan" ucapnya sungkan.

"Panggil saja saya Kate Nona." ucapnya merasa tak enak. Livy hanya tersenyum menatapnya, dirinya keluar dari mobil. Ia memakai kemeja berwarna putih dan sebuah rok tebal berwarna cream. Ia juga memakai mantel bulu tebal yang menutupi tubuhnya sementara, saat berjalan menuju tempat yang mana sudah dipersiapkan. Ia mendongak menatap langit malam yang begitu cerah, banyak bintang yang memperlihatkan diri.

Sesampainya disebuah kantor sipil, ia mencari dimana Damian berada. Sesaat ia terpaku melihat pria idolanya yang sedang berbincang dengan petugas Sipil alias Biro Nikah. Sebenarnya kantor sipil itu tutup disore hari, namun karena permintaan Damian dan segala syarat mereka menyetujuinya. Tentu saja tidak gratis, Damian membayar mahal.

Mereka melakukan semua yang ditunjukan oleh petugas Sipil itu. Mereka berfoto berdua dengan background Merah bersama. Livy hanya bisa diam, menjawab ketika ditanya dan tersenyum ramah membalasnya. Setelah semua persyaratan dan yang lain dilakukan kini mereka bertanda tangan di kartu nikah masing-masing.

Aku sudah menjadi istri orang. Batin Livy.

"Buku ini akan siap Besok tuan, saya akan mengantarkannya besok." ucap Petugas itu.

"Baiklah. Mike akan urus pembayarannya dan bonus untukmu." ucap Damie tanpa ekspresi. Kini ia menarik tangan Livy untuk keluar bersamanya dari kantor urusan sipil itu.

"Boleh aku tahu siapa nama mu?" tanya Livy basa basi memecah keheningan.

"Apakah kau tidak mengenalku?" tanya nya tanpa menoleh dan masih berjalan menuju mobil yang jaraknya lumayan jauh.

"Tentu saja aku tahu, karena kau sudah menjadi idolaku sejak lama." gumam Livy pelan. Ia kira Damian Takan mendengar gumaman nya ternyata dirinya bisa mendengar jelas apa yang Livy bicarakan.

"Lalu?" Livy sedikit tersentak.

"Semua orang hanya mengenalmu dengan nama Damian atau Tuan Gregson. " ucap nya polos. Mereka berdua masuk kedalam mobil yang sama, yang mana Santos menjadi supir pribadinya. Livy masih menunggu jawaban Damian, namun pria itu kini sibuk dengan tab nya.

"Hufftt.." Livy menghela nafasnya berat. Seperti nya hidupnya tak akan lurus begitu saja setelah menikah.

"Damian Archer Gregson." ucapnya tiba-tiba. Livy yang mendengar itu tersenyum.

"Baiklah Tuan Archer, aku akan memanggilmu Tuan Archer, bagaimana?" tanya Livy dengan senyum manisnya. Damian menoleh, senyum manis diwajah cantiknya membuat Damian diam sesaat menikmati pemandangan indah didepannya.

"Tuan Archer.." panggil Livy lagi.

"Kau itu istriku, bukan pembantuku." ucap Damian yang membuat Dirinya tertegun. Livy merasa bahagia mendengar nya, rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut nya.

"Archer" Entah kenapa Damian tak marah saat Livy memanggilnya seperti itu.

"Dimana ponselmu?" tanya Damian tiba-tiba. Livy yang mendengar hal itu mengingat-ingat sesuatu. Kini matanya membola dan menepuk jidatnya.

"Astaga... Kamukan menculik ku, dan ponselku entah dimana." ucap Livy dengan nada kesal. Damian segera menoleh menatap gadis disampingnya dengan cemberut.

"Aku?" beo Damian tanpa berdosa.

"Kau kan memang menculik ku kan, bahkan kau membawaku begitu jauh dari rumahku. Pasti Risa khawatir memikirkan aku." ucapnya dengan wajah memelas.

"Risa?" beo Damian lagi.

"Dia sahabatku, satu-satunya orang yang kupunya setelah nenek meninggal." ucapnya pelan. Damian kembali fokus pada tab yang dipegangnya dan tak berbicara lagi dengan Livy.

beberapa menit berlalu, mereka keluar dari mobil dan kembali masuk kedalam mansion mewah milik Damian. Saat mereka masuk, mereka dikejutkan dengan beberapa sahabat Damian yang sudah duduk disofa dengan berbagai makanan terhidang diatasnya.

"Woahhh... Happy wedding Brother" ucap Willy dengan rambut panjang itu, ya tidak panjang sekali hanya sebatas bahu.

"Hai kakak ipar... Aku Willy, yang paling muda dan paling tampan." ucapnya dengan heboh dengan bersalaman dengan Livy.

"Livy" ucapnya masih dalam kebingungan.

"Selamat Mian , atas pernikahan kalian berdua" Ucap Daniel dan seorang wanita yang begitu cantik. Tak mungkin Livy tak mengenalnya dia adalah seorang model.

"Hai... Aku Dyla " ucapnya dengan memeluk tubuh Livy yang masih mematung.

"Livy, kak.." ucapnya pelan yang masih terkejut.

"kau pasti sangat shock ya. Dia adalah Daniel tunanganku, dan itu adalah Rey." Livy mengedarkan pandangannya dan tersenyum ramah kearah mereka.

"Kalian kenapa disini?" tanya Damian datar.

"Oh slow men, kamu tahu ini malam pertamamu tapi kami hanya ingin merayakan pertama kecil-kecilan untuk menyambut kakak ipar datang. Benarkah Daniel, Will, Dyl?" tanya Rey dengan santai. Mereka bersorak ria dengan kompak.

"Ayo sini, duduk dulu. Kita baru kenal kan" ucap Dyla menarik tangan Livy agar duduk disofa bersama dengan mereka. Mau tak mau Damian juga ikut duduk disana. Meskipun tak bisa duduk disebelah Livy karena gadis itu bersama dengan Dyla.

"Ahh aku tidak menyangka istrimu sangat Cantik Mian." puji Dyla, Livy memang sangat Cantik dengan wajah naturalnya.

"Selamat malam Tuan, maaf mengganggu waktunya. Ini pesanan anda tuan." ucap Mike tangan kanan Damian. Ia menerima paperbag dari Mike dan menyerahkan nya pada Livy.

"Ini apa?" tanya Livy bingung.

"buka saja Vy, siapa tahu hadiah dari suamimu." ucap Dyla dengan semangat. Livy membukanya dan terkejut saat melihat sebuah ponsel baru masih dalam kotaknya.

"Damian kau ini! tidak romantis sekali. Aku kira kau akan memberinya satu set perhiasan, ternyata ponsel." ucap Dyla ketus. Damian menaikan satu alisnya, itu bukanlah urusannya kan. begitulah kata hatinya.

"Ponselnya rusak, jadi aku belikan yang baru." ucapnya acuh tak acuh. Damian mengambil gelas dan meneguk sampanye nya.

"Terimakasih Archer." ucap Livy membuat semua yang ada disana tersentak dan bahkan menahan nafas mereka takut Damian mengamuk. Damian meletakan gelas diatas meja dengan sedikit keras dan itu semakin membuat mereka panik.

"Kemarikan ponselmu" ucap Damian. Mereka menghembuskan nafas lega. Livy menyerahkan ponselnya pada Damian. Terlihat bahwa apria itu mengotak Atik ponsel Livy, meskipun sebelumnya sudah dipasang chip oleh Mike. Kini Damian memasukan nomor ponsel orang penting dirumah dan dirinya.

"Nomor orang-orang rumah, ada nomorku, Mike, Kate, Anne dan snatos.." jelas Damian. Livy mengangguk patuh mengiyakan.

"Simpan juga nomorku, kita bisa semakin dekat." ucap Dyla merebut ponsel Livy dan memasukan nomornya rey, Daniel dan Willy.

"Sudah." ucap Dyla dengan menyerahkan ponselnya pada Livy lagi.

"Terimakasih kak" ucap Livy dengan senyum manisnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!