17

Dimansion mewah Milik sahabat Damian, gadis cantik dengan rambut sebahu itu tengah menghidangkan coklat panas dengan camilan kesukaan majikannya. Gadis itu berjalan dan meletakannya nya diatas meja ruang keluarga.

"Silahkan dinikmati Tuan."

"Sudah kukatakan jangan panggil aku seperti itu jika tidak diluar Risa." Gadis itu menyengir kuda. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Duduklah temani aku disini." gadis itu bernama Risa, sahabat Livy. Dan majikan Risa itu adalah Reynold sahabat Damian.

"Kak Rey..." cicitnya.

"Hmmm. Kenapa?"

"Apa aku boleh bertanya?" ucapnya dengan keraguan yang terpatri diwajahnya.

"Silahkan" ucapnya. Selama Risa kerja dengannya, ia cukup tahu bahwa Reynold adalah pria yang irit bicara.

"Jika aku lihat, Kak Rey begitu tak menyukai Livy? Apa Ada masalah sebelumnya?" Pertanyaan Risa keluar dari mulutnya.

"Kenapa bertanya seperti itu?" Risa sedikit takut-takut seraya meremas jemarinya.

"Sejak saat itu kak Rey tidak mengizinkan aku berbicara bahkan bertemu dengan Livy meskipun Sebentar. Aku bisa lihat Kak Rey tak suka dengan Livy? Apa sebelumnya ada masalah? Atau Livy pernah berbuat salah sehingga kak Rey membatasi dan mendirikan tembok tinggi-tinggi untuknya." Rey meletakan Ipad-nya diatas meja. Pria itu menghela nafasnya berat.

"Kami hanya Tahu Damian Dekat dengan seseorang, gadis penolong nya dulu waktu kecil. Gadis yang dia sukai waktu kecil dan berjasa dihidupnya." jelas Reynold yang mulai berbicara.

Rey dan para sahabatnya yaitu Daniel dan Willy hanya tahu Damian menjalin hubungan dengan Livy. Tanpa Mereka tahu Wujud Livy seperti apa, bahkan Damian tak memberitahu bagaiman wajahnya Meksipun pria itu memiliki fotonya. Entahlah, Damian sangat menjaganya sampai kabar dimana gadis itu menghilang entah kemana menghindari Damian semuanya kebingungan melihat kegelisahan nya. Semuanya bingung melihat wajahnya yang terus-menerus murung tak memiliki semangat. Terlebih kedua orang tua Damian, lily dan Antoni mendesak Damian agar segera menikah. Dan dengan bodohnya Damian sudah mengatakan bahwa dirinya sudah menikah, itu mengundang Lily dan Antoni yang berada diluar negeri jauh dari negaranya pun memutuskan untuk menghampiri Damian dan menyambut menantu nya itu.

Dan itu semua membuat Damian buntu, dan para sahabatnya kebingungan bagaimana caranya mereka membantu. Sampai saatnya Damian berkata sudah menemukan nya meskipun bukan gadis malaikat penolong nya itu, tapi Damian tetap menikahinya. Yaps Damian menikahi Livy malam itu juga karena keesokan harinya keluarga Damian datang dan harus bertemu dengan menantunya itu. Reynold menghela nafasnya berat lagi, Risa cukup terkejut mendengar cerita Reynold.

"Tapi kenapa kak Rey?" tanya Risa lirih. Kini dirinya memikirkan nasib Gadis yang bersama Damian yaitu Livy sahabatnya.

Reynold awalnya biasa saja, Namun pertemuan mereka membuat Reynold kaku. Terlihat jelas Ia terkejut melihat Livy yang dipersunting oleh Damian. Gadis yang nyaris menghancurkan nya dulu lima tahun yang lalu membuat darah Reynold mendidih. Namun ia kebingungan saat melihat Livy yang tampak tak kenal dengannya dan bahkan berkenalan kembali dengan Reynold dengan wajah polosnya. Ia ingat jelas wajah Gadis yang ia kenal dari Via aplikasi itu membuatnya begitu menyesal. Menjalin hubungan dengan gadis itu dan bahkan nyaris membuat perusahaan nya bangkrut, kerap kali mereka bertemu bahkan beberapa kali menghabiskan waktu bersama membuatnya jelas tak bisa melupakan jelas wajahnya itu.

Jelas Risa terkejut mendengar cerita Reynold. Tapi Risa juga mengenal Livy saat menginjak Sekolah menengah pertama, Ia tak terlalu tahu dengan kehidupan Livy sebelumnya bagaimana. Namun Ia tahu dahulu Livy pernah dekat dengan seseorang, namun ia tak tahu siapa pria itu. Bahkan Saat mendengar Cerita Reynold kepercayaan dirinya seperti goyah terhadap sahabatnya yang sudah menemaninya bertahun-tahun itu. Mendengar cerita beberapa menit ini membuat nya goyah dengan orang lama yang menemaninya. tampak Reynold tersenyum kecut saat mengingat kisah pahitnya itu.

"Apa Kak Damian tahu?" tanya Risa.

"Tidak... Aku tidak pernah bercerita pada siapapun tentang gadis yang nyaris membuatku hancur. Tapi saat aku hancur mereka ada disisiku, mereka menjadi obat dari segala obatku." Risa mengerti bagaimana perasaan Reynold. Ia melihat pesan masuk dimana Livy selalu mengirimkan nya pesan, menanyakan kapan Risa memiliki waktu luang. Livy ingin bertemu dan mengobrol riang dengannya.

"Aku ingat jelas Livy melakukannya untuk kejayaan Barack, Kekasihnya." ucapan Reynold membuat Risa kembali tersentak.

"Bar-Barack?" tanya Risa gugup. Reynold mengangguk mengiyakan. Risa termenung, Livy pernah bertengkar dengan seseorang ditoko bunga dahulu ditempat dirinya dan Livy bekerja. Pria itu terlihat marah saat Livy seolah tak mengenalnya dan bahkan pria itu menyeret tangannya tapi Livy memberontak. Ia ingat jelas bahwa pria itu berteriak dengan memperkenalkan dirinya "Aku adalah Barack Vy, kau Pikun atau bagaimana hah?" Perkataan itu jelas terngiang dikepal Risa. Kini dirinya semakin meragukan Kepercayaan nya pada Livy, tapi kenapa Livy melakukan hal itu pada Reynold. Ia tak menyangka dengan Livy yang begitu tega pada Reynold.

"Risa.." Gadis itu tersentak saat Reynold memegang lengannya. Pikirannya masih memikirkan Livy, benarkah sahabatnya seperti itu? Atau Reynold salah orang.

"Maaf Kak Rey... " ucap Risa ayang tersadar dari lamunannya. Reynold tersenyum tipis dan hanya mengangguk saja. Mungkin tidak masalah menceritakan hal itu pada Risa, sang asistennya dimansion serta ditempat kerjanya.

Dimansion Damian, Livy sedang bolak-balik kamar mandi. Ia merasa begitu mual dan pusing sekali, Via yang menjaganya pun merasa khawatir dengan keadaan Livy. Ia memapah tubuh Livy kembali berbaring diranjang empuk miliknya.

"Nyonya, Kita kerumah sakit yaa..." bujuk Via pada Livy yang memang terkadang sangat sulit diajak kerumah sakit. Dan benar saja Livy menggelengkan kepalanya.

"Apa Archer belum kembali?" tanya Livy lirih. Ia ingin memeluk Pria itu. Ingin bermanja dengannya, sejak kemarin ia tak melihat batang hidungnya.

"Tolong ambilkan ponselku Via." Via segera mengambilkan ponsel Livy diatas meja nakas. Ia memberikannya pada Livy, kini gadis itu mencari nomor Damian kemudian menelfonnya. Panggilan pertama tak ada jawaban, Ia tak menyerah. Ia kembali menelfonnya lagi, dan ternyata panggilannya diangkat. Senyum manis diwajahnya mengembang.

"Hallo" Suara gadis di sambungan telfon itu membuat senyum Livy surut.

"Ha-Hallo" ucap Livy lirih. Disebrang sana seperti hening sesaat. Namun suara serak khas baru bangun tidur membuat jantungnya seperti berhenti berdetak.

"Siapa Sayang?" Livy mematung ditempatnya, hatinya berdenyut nyeri. Dadanya terasa sesak saat mendengar suara yang tentu saja dirinya kenali.

"Entahlah. Tapi ini nomor tidak dikenal Baby, Apa mungkin salah sambung?" " Mungkin, Lupakan saja. Kemarilah." Panggilan itu Livy Akhiri. Via benar-benar terkejut mendengar hal itu, Ia segera mengelus pundak Livy pelan. Cairan bening tak dapat Livy tahan dari pelupuk matanya. Ia menangis setelahnya, Rasanya begitu memilukan sekali. Ia sampai memeluk kedua lututnya, menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!