Harun terkecoh,,, Liana hilang.

Patroli terus di lakukan prajurit pengawal Harun, Hanya beberapa prajurit yang tampak sehat Dan banyak yang terluka. Malam terasa panjang dirasakan Rombongan dari majapahit ini.

Tiap sebentar Harun mengecek keadaan tawanan, tampak wanita itu hanya duduk mendekap lutut dan menyelimuti badan dengan kain pemberian Harun. Beruntung beberapa bintang rembulat tak sampai separuh mau menemani malam mereka.

" kenapa Kamu belum tidur, apakah kau perlu si suatu ?? "

Wanita itu hanya menggeleng menjawab pertanyaan harun.

Harun pun kembali melihat situasi sekeliling kemah mereka.

Belum jauh harun melangkah Liana mengatakan....

" aku mau buang air, sudah tak tahan..!! "

Harun bergegas membuka pintu besi penjara dan membantu Liana turun dari kereta.

" jangan jauh dariku " Liana terus menempel pada harun menuju semak.

" tetap di belakangku " Liana menarik harun ke dalam semak bersamanya

" tapi kamu ingin buang air, bagaimana mungkin aku dekat "

" balikkan pandanganmu !! " mereka tampak berdebat, Liana lalu jongkok untuk buang air tetapi salah satu tangannya tak melepaskan pegangan dari kaki harun.

" Jangan coba-coba berbalik mengintip ku !! " saat sedang buang air pun Liana mengancam Harun dan meremas kaki Harun. Setelah selesai Liana terus merapatkan dirinya pada badan harun.

Sesampainya di kereta Liana berterimakasih pada harun dan masuk kembali dalam penjara keretanya, tapi entah apa yang ada dalam pikiran Harun, ia sengaja tak menggembok pintu besi itu dan hanya sekedar menutupnya. Liana bingung namun dia tetap diam dan kembali duduk.

Kali ini Harun tak berpatroli, ia hanya duduk di atas kereta tepat di depan Luang duduk. Mereka hanya saling diam tak bicara.

Dengan sinar bulan malam, Liana mencuri pandang wajah Harun. Pandangan Liana terpaku pada wajah harun hingga ketika harun menoleh pada liana, wanita itupun menjadi gugup dan melempar pandangannya ke sisi lain. Harun sadar apa yang baru saja Liana lakukan.

" Aku hanya melakukan tugasku, kamu tanggung jawabku hingga ku serahkan dirimu pada keluargamu. Aku akan terus menjagamu asal kamu mau bekerja sama. Beruntung kamu seorang wanita jadi aku tak perlu keras padamu. "

Lirih harun berucap pada liana.

" apakah sikapmu seperti ini pada semua wanita ?? "

Liana menyahut menyambung percakapan keduanya..

" aku selalu diajarkan agar selalu bersikap lembut pada seorang wanita. Hanya satu wanita yang selama ini selalu menemaniku, dia ada......"

" Hei siapa itu ??? "

Belum selesai Harun berbicara pada Liana, Tiba-tiba seorang prajurit berteriak saat berpatroli karena ada pergerakan di balik semak, yang mengejutkan Harun dan Liana.

Harun pun dengan sigap menghampiri prajurit itu...

"Ada apa...?" Tanya Harun pelan...

" ada sesuatu di balik semak sana !! " prajurit menunjuk arah semak yang memang seperti ada yang bersembunyi disana.

Mereka berdua perlahan menghampiri semak itu dengan kesiagaan, dan setelah dekat harun melempar batu ke arah semak.....

SRAKKK

Ada yang melompat keluar dan berlari kearah hutan yang gelap.

Tapi Harun dan prajurit itu merasa lega, karena itu ternyata seekor anak babi hutan. Harun kembali bersama prajurit itu dan menyuruh agar tetap siaga.

" ada apa Harun ?? " tanya Liana yang tampak gelisah.

" seekor anak babi hutan, mungkin tertarik karena aroma kamu buang air tadi. "

Jawab harun sedikit meledek.

" Harun !! " Liana kesal.

Liana tampak terlelap sebentar hingga pagi mulai muncul walau mentari masih setengah mengintip bumi, Harun membangunkan Selo agar melihat kondisi prajurit yang terluka.

" Tiga orang tidak mampu berjalan karena kakinya terkena reruntuhan batu semalam dan beberapa prajurit hanya luka ringan . " Selo melapor pada Harun.

Setelah selesai berkemas dan berkumpul, Harun menyuruh prajurit yang terluka untuk menumpang naik ke dalam kereta perbekalan, agar tidak memperlambat perjalanan mereka.

Rombongan itu kembali bergerak melanjutkan perjalanan, kali ini Harun berjalan paling depan memimpin prajurit hingga mereka berhasil keluar dari hutan.

Mereka menemukan sungai besar dan jernih Setalah setengah hari berjalan, dan beristirahat di tepi sungai itu dengan mengisi air minum perbekalan dan sedikit membersihkan badan dan luka mereka.

" Turunlah dan cuci muka kamu, agar lebih segar dan bersih "

Harun membuka pintu penjara Liana.

Liana menuju ke sungai dan mencari lokasi yang berbatu besar sebagai pelindung saat dia membersihkan diri.

Liana tampak senang ketika bertemu sungai dengan air yang jernih, harun yang menjaga liana dari balik batu besar dan tak dapat mengetahui apa yang Liana sedang lakukan.

Tapi belum lama masuk kedalam air Liana memanggil Harun.

" Harun kemari lah !! Ada yang aneh dengan air sungai ini "

Liana menunjuk dua sisi sungai, dia menunjuk air bagian tepi dan bagian tengah dalam sungai, Harun pun mengerti apa yang dimaksud Liana lalu mencium aroma air di bagian tepi sungai yang ternyata ada aroma aneh pada air itu dan juga agak berminyak bila di banding dengan air yang berada di tengah sungai.

Harun lalu menarik tangan Liana untuk kembali pada rombongan hendak memberitahu para prajurit.

" jangan minum air sungai ini !!! "

Tapi Harun sedikit terlambat karena para prajurit tengah menenggak air dalam botol yang berisi air sungai itu. Kekhawatiran harun benar terjadi tak berselang lama para prajurit yang meminum air merasakan sakit perut termasuk Selo.

" Waduhh,,, Kenapa jadi mules melilit begini perut ini..?? "

Rintih Selo memegangi perut.

Karena sibuk menolong rekan rekannya Harun melupakan Liana,,,

" Lepaskan aku..!! Harun to......"

Teriak liana memanggil Harun.

Ketika menoleh,Liana telah di gendong dan dibawa kabur orang.. Harun segera mengejar Liana dan meninggalkan rekan rekannya,karena mereka berlari cepat membawa Liana dan beberapa orang menahan Harun agar tak mengejar Liana.

Harun melawan beberapa orang yang menahan nya lalu kembali mencari Liana karena sudah tak nampak dari pandangan Harun.

Dia mencoba mencari jejak yang di tinggalkan kemana arah para penculik itu pergi, tapi sepertinya Harun kehilangan jejak Liana. Harun terus mencari hingga tiba di perkampungan.

Harun menanyakan keberadaan liana kepada seluruh penduduk kampung itu dengan menjelaskan ciri-ciri Liana, tapi tak ada satupun yang mengetahui. Harun terus berpikir bagaimana cara menemukan Liana. "Setelah berjam jam mencari tapi tak ada Hasil Harun memutuskan kembali ketempat rekan rekannya di tepi sungai tadi.

Tampak beberapa prajurit telah pulih dari keracunan air sungai tadi, beruntung mereka hanya mengalami diare dan tidak berakibat panjang karena keracunan. setelah merasa pulih prajurit itupun menyebar untuk mencari Liana begitupun Harun.

Episodes
1 perjalanan keluarga saudagar
2 Kematian Halimah
3 Nama yang di berikan oleh Guru Besar
4 Tenaga Dalam pertama di saat kritis
5 Harun Dewasa Giat berlatih
6 Perasaan Hasan terhadap Cut Ashari.
7 Penjajahan mulai merajalela
8 Kepergian Cut Ashari meninggalkan perguruan
9 Penyergapan Kapal invasi kolonial penjajah.
10 Hasan terjerumus masuk dalam Muslihat perguruan hitam.
11 Harun Menguasai Jurus Gerhana Dan Pedang Gerhana warisan sang guru
12 Siasat Licik Dalam Surat Dari Kolonial Penjajah
13 Harun Ditunjuk Menjalankan Misi Kerajaan.
14 Keberhasilan Cut Ashari Membangun kembali tanah kelahirannya
15 Liana terpesona budi baik Harun di hari pertama perjalanan
16 Diserang..... Liana takut dan cemas.
17 Harun terkecoh,,, Liana hilang.
18 Mencari Jejak Liana.
19 Tumenggung pengkhianat.
20 Pelukan Liana.
21 Mencuri kitab Gerhana.
22 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag. 1
23 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.2
24 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.3
25 Best of Ghaib dan Sihir Gunung kelud.
26 Pertolongan dari Sang Guru.
27 Cut Ashari di lamar.
28 Harun Bertemu Hasan di Mataram.
29 Satu Guru Satu Ilmu beda Tujuan.
30 Harun dan Liana Tenggelam.
31 Tempat Apa Ini Harun ?
32 Ratu Ghaib Cantik Penguasa Laut Selatan
33 Hasan memburu pedang gerhana.
34 Harun dan Hasan Bertarung.
35 Harun dan Hasan Bertarung Bag 2.
36 Di Selamatkan Ki Oyot.
37 Liana belum sadarkan diri.
38 Berguru pada Ki Oyot.
39 Dua gerhana, kesempurnaan Pendekar.
40 Merubah Penampilan.
41 Utusan Cantik untuk menemani perjalanan Harun.
42 Harun Dilema, Liana Cemburu.
43 Liana menolak kembali ke Batavia.
44 Belanda memburu Liana agar tak bisa sampai di Batavia.
45 Belanda telah menguasai Pasundan, rakyat tertindas ketakutan.
46 Aku Mencintaimu Harun, Aku ingin selalu terus bersamamu.
47 Belanda mengumpulkan kekuatan di Batavia.
48 Tiba di Batavia.
49 Hasan dan para Para pemberontak menghalangi Harun.
50 Pedang Gerhana Keluar dari Sarungnya.
51 Hasan mendapatkan pedang gerhana.
52 Perpisahan Harun Dan Liana
53 Harun meninggalkan Tanah Jawa.
54 Perubahan pada diri Liana.
55 Hasan bersiasat pergi ke kerajaan Demak.
56 Teman Baru Dalam perjalanan di dalam Hutan Andalas.
57 Jemputan dari kedatuan Sriwijaya.
58 mengagumi kehebatan Harun.
59 Perjodohan Sepihak.
60 Barda lelaki Hidung belang.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
perjalanan keluarga saudagar
2
Kematian Halimah
3
Nama yang di berikan oleh Guru Besar
4
Tenaga Dalam pertama di saat kritis
5
Harun Dewasa Giat berlatih
6
Perasaan Hasan terhadap Cut Ashari.
7
Penjajahan mulai merajalela
8
Kepergian Cut Ashari meninggalkan perguruan
9
Penyergapan Kapal invasi kolonial penjajah.
10
Hasan terjerumus masuk dalam Muslihat perguruan hitam.
11
Harun Menguasai Jurus Gerhana Dan Pedang Gerhana warisan sang guru
12
Siasat Licik Dalam Surat Dari Kolonial Penjajah
13
Harun Ditunjuk Menjalankan Misi Kerajaan.
14
Keberhasilan Cut Ashari Membangun kembali tanah kelahirannya
15
Liana terpesona budi baik Harun di hari pertama perjalanan
16
Diserang..... Liana takut dan cemas.
17
Harun terkecoh,,, Liana hilang.
18
Mencari Jejak Liana.
19
Tumenggung pengkhianat.
20
Pelukan Liana.
21
Mencuri kitab Gerhana.
22
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag. 1
23
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.2
24
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.3
25
Best of Ghaib dan Sihir Gunung kelud.
26
Pertolongan dari Sang Guru.
27
Cut Ashari di lamar.
28
Harun Bertemu Hasan di Mataram.
29
Satu Guru Satu Ilmu beda Tujuan.
30
Harun dan Liana Tenggelam.
31
Tempat Apa Ini Harun ?
32
Ratu Ghaib Cantik Penguasa Laut Selatan
33
Hasan memburu pedang gerhana.
34
Harun dan Hasan Bertarung.
35
Harun dan Hasan Bertarung Bag 2.
36
Di Selamatkan Ki Oyot.
37
Liana belum sadarkan diri.
38
Berguru pada Ki Oyot.
39
Dua gerhana, kesempurnaan Pendekar.
40
Merubah Penampilan.
41
Utusan Cantik untuk menemani perjalanan Harun.
42
Harun Dilema, Liana Cemburu.
43
Liana menolak kembali ke Batavia.
44
Belanda memburu Liana agar tak bisa sampai di Batavia.
45
Belanda telah menguasai Pasundan, rakyat tertindas ketakutan.
46
Aku Mencintaimu Harun, Aku ingin selalu terus bersamamu.
47
Belanda mengumpulkan kekuatan di Batavia.
48
Tiba di Batavia.
49
Hasan dan para Para pemberontak menghalangi Harun.
50
Pedang Gerhana Keluar dari Sarungnya.
51
Hasan mendapatkan pedang gerhana.
52
Perpisahan Harun Dan Liana
53
Harun meninggalkan Tanah Jawa.
54
Perubahan pada diri Liana.
55
Hasan bersiasat pergi ke kerajaan Demak.
56
Teman Baru Dalam perjalanan di dalam Hutan Andalas.
57
Jemputan dari kedatuan Sriwijaya.
58
mengagumi kehebatan Harun.
59
Perjodohan Sepihak.
60
Barda lelaki Hidung belang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!