Mentari pagi menyilaukan mata para prajurit majapahit yang sedang tertidur, satu persatu meraka terbangun dan mempersiapkan diri.
Setelah membereskan perkemahan,rombongan harun mulai melanjutkan perjalanan. Mereka mulai memasuki jalan umum ditengah perkampungan, Harun ikut berjalan sambil menuntun kuda yang menarik kereta yang berisi tahanan.
" lho... Kenapa kamu nggak naik ke kereta toh run, malah jalan gandeng kuda "
Selo menegur harun dari atas kereta.
" Olahraga kang,, biar badan ga bulet "
Sambil menunjuk dan menyindir selo...
Liana pun jadi senyum mendengar perbincangan mereka.
" hihikkkk "
Kuda Tiba-tiba berhenti karena prajurit yang di depannya menghentikan langkah.
" ada apa ? " Harun melihat penyebab berhentinya rombongan.
Ternyata ada sebuah gerobak menghalangi jalan,,,
" kenapa kang mas ? " Harun mengecek langsung gerobak itu.
Ternyata roda gerobak itu patah karena sarat barang yang di bawa, gerobak muatan kayu bakar dan jerami pakan ternak itu tak kuat menahan beban muatan.
Para prajurit ikut menolong menepikan gerobak dari jalan agar tak menghalangi, setelah selesai harun menghampiri si pemilik gerobak,
" apakah pasar masih jauh dari sini kang mas ? "
" Iya,, hari ini ada pasar tapi masih harus berjalan setengah hari lagi "
Ujar pemilik gerobak menjawab pertanyaan harun.
Harun memberi isyarat pada rombongan untuk melanjutkan perjalanan.
Benar kata penduduk yang ia temui tadi, setelah setengah hari berjalan Harun menemukan keramaian pasar. Harun meminta rombongan untuk menunggu sementara harun mencari sesuatu di pasar.
" aku ikut ya run ?! "
Selo menghentikan langkah harun, Ternyata permintaan selo di tolak harun dan dia diminta untuk menggantikan harun menjaga tahanan.
Didalam pasar ternyata harun di awasi seseorang, kemanapun ia pergi selalu di ikuti orang tersebut. Tapi tidak terjadi apapun dengan harun, harun lantas kembali ke rombongan karena telah mendapatkan apa yang dia cari.
::::::::::::::::
" ketua....... Ketua...... Rombongan majapahit dan tahanan telah memasuki wilayah kita "
Seorang mata-mata melapor pada ketua kelompok perampok itu.
" bagus.... Bagus..... Kita harus berhasil menangkap mangsa kali ini, dan belanda itu akan berani bayar mahal hasil tangkapan kita hari ini "
Sesumbar ketua perampok di depan anak buahnya, kelompok perampok tergolong besar dan kuat, anak buah nya ada puluhan orang dengan badan dan wajah yang seram khas penjahat.
Perampok ini telah di iming-imingi hadiah oleh belanda jika mampu menggagalkan rombongan majapahit pergi ke batavia dan membebaskan liana dari tahanan.
Seperti yang telah di prediksi oleh petinggi majapahit bahwa perjalanan harun akan mendapat banyak halangan.
Ketua perampok segera memberi instruksi agar anak buahnya segera menjalankan strategi yang sudah mereka atur. Ketua dan seluruh anak buah leng sungkan menyebar lari ke dalam hutan menempati posisi untuk menghadang target.
:::::::::::::::
" ini kertas dan tinta yang kau inginkan.." Harun menyodorkan nya pada liana.
"Terimakasih harun, ternyata kamu benar menuruti permintaanku, aku......"
" Halah,,, giliran sama perempuan kamu ingin sedangkan sama tim sendiri dia lupa " selo memotong omongan liana dan menyindir harun.
Tanpa bicara harun menyodorkan air tebu segar pada selo..
" Waduhh,, tak kira kamu lupa sama aku, ternyata ..Sluurruupp.... seger run, pas banget saat jalan di cuaca panas kaya gini..."
Selo tampak senang menerima pemberian harun dan langsung meminum air tebu itu.
Telah jauh mereka meninggalkan perkampungan, mereka akan memasuki jalan di dalam hutan lagi. Sebenarnya harun agak ragu ketika ingin memasuki wilayah hutan karen hari mulai senja, karena mereka akan berada di dalam hutan saat malam tiba, itu sangat berbahaya untuk keamanan mereka.
Setelah berembuk dengan para prajurit akhirnya mereka memutuskan lanjut memasuki hutan dan akan mendirikan kemah di tengah hutan dengan mencari lokasi yang aman.
Hari mulai gelap, tapi mereka belum menemukan lokasi yang aman untuk mendirikan kemah seperti Goa atau tempat yang agak tinggi.
" brrrrruukkkk "
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan puluhan batu besar mengenai rombongan prajurit. Entah datang dari mana batu batu besar ini.....
" wuw....wuw....wuww "
" seraaaaaang "
Puluhan orang bersenjata keluar dari gelapnya hutan,
" Hati-hatiiii kita diserang !!!!"
Teriak seorang prajurit memberitahukan rombongan adanya serangan, tapi beberapa prajurit telah terluka karena terkena runtuhan batu besar.
Peperangan pun tak terelakan ditengah gelap, prajurit majapahit melakukan perlawanan untuk bertahan dari sergapan para penjahat.
Harun tak pernah gentar saat di sergap, ia tetap kokoh mempertahankan tawanan yang coba di tembus para penjahat Untuk membebaskan tawanan..
Ketua perampok yang merupakan orang terkuat di kelompok itu duel dengan harun, menggunakan golok yang besar dan tajam membabi buta menyerang harun. Pemuda ini mampu meladeni ketua perampok dan beberapa kali serangan harun mampu mengenai ketua perampok meski dengan tangan kosong.
Beberapa anak buah penjahat mencoba membantu sang ketua melawan harun, bahkan mengeroyoknya enam lawan satu. Harun mencoba menjauhkan peperangan dari kereta tahanan agar tak melukai tawanan.
Setelah beberapa saat peperangan berlangsung harun dan prajurit majapahit mampu bertahan dan memukul mundur kawanan perampok.
Karena banyak prajurit yang terluka, harun memutuskan untuk membangun tenda ditempat itu dan beristirahat. Setalah tenda berdiri,api unggun menyala mereka lantas mengobati prajurit yang terluka.
Harun terus waspada berjaga bila terjadi serangan susulan dari penjahat.
" prajurit yang terluka beristirahatlah, prajurit yang masih mampu untuk berjaga bisa menemani saya beberapa orang dan bergantian. " harun memberi instruksi setelah mengobati luka para prajurit.
" Sudah pasti ini antek antek belanda, yang mau membebaskan tahanan kita " Selo logro menggerutu di depan harun.
" kamu beristirahat lah juga kang,biar saya yang berjaga !! "
Harun sedikit kesal karena rekannya banyak mengeluh,
" Bagaimana keadaanmu liana, apakah ada yang terluka ? "
Harun memeriksa liana
" aku tak apa,,, apakah mereka penjahat suruhan belanda ? "
Liana menanyakan serangan yang baru terjadi..
" sepertinya begitu,, apakah kau ingin buang air ? "
Harun kembali memastikan keadaan liana...
" mengapa belanda tidak membebaskan ku sendiri dengan senjata dan kekuatan mereka, tetapi menyewa penjahat recehan yang membahayakan nyawaku juga ?? "
Liana menahan harun meninggalkannya..
" Belanda tak ingin terlihat mengkhianati kesepakatan dengan majapahit " harun membuka pintu besi penjara...
" serangan seperti tadi akan terus terjadi sepanjang perjalanan ke batavia. " tambah harun sambil mengawal liana buang air.
" aku nggak jadi kebelet "
Liana memutar badan dan menuju ke keretanya kembali,
" jangan terlalu jauh menjagaku !! "
Liana masuk kembali ke dalam penjaranya dengan kecemasan...
Harun kembali mengunci gembok besar penjara liana dan mulai berkeliling melihat situasi perkemahan.
Liana tampak tak bisa tidur kemudian memanggil lagi Harun,
" kenapa belum tidur, kedinginan lagi ? "
Harun langsung bertanya ketika menghampiri liana.
" Bulan,,, suara teman kamu mengganggu ku " jawaban liana membuat harun sedikit malu karena salah mengira, lalu membenarkan posisi tidur Selo agar tidak mendengkur, tapi beberapa saat kembali mendengkur dan bertambah nyaring membuat Harun dan Liana saling bertatapan dan tertawa..
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments