Kematian Halimah

    Malam masih 2/3 perjalanan, lantunan doa dan sholawat terdengar lirih di perguruan Pari Kuning, Tengku Rahman bangkit dari pembaringan, sebagai hamba yg religius Tengku rahman sangat taat beribadah, ia melakukan shalat sunnah malam.

    Tampak syech ali masih duduk di dalam surau,hening dalam dzikir nya, selesai beribadah tengku rahman mendekati syech ali. Ia mengucap salam lalu "maaf jika saya mengganggu ibadah syech, tapi ada hal yang ingin saya sampaikan." ucap Tengku rahman. Ia tahu akan sulit untuk mencari waktu berbincang dengan beliau,dengan kesibukannya sebagai guru besar di Pari Kuning.

   Selepas subuh tengku rahman menyampaikan apa yang menjadi tujuannya membawa putrinya ke tanah jawa, ia menitipkan putrinya dan menyerahkannya untuk di didik bersama syech ali. Tanggapan positif pun di berikan oleh syech ali,dia menerima permintaan saudagar itu dengan tangan terbuka. Karena mereka telah lama bersahabat dan kolega dalam berdagang.

    Cut ashari berjalan ke halaman depan perguruan, ketika sedang mengamati lingkungan, sang ayah menyapa nya

"mana ibumu ?"

"Setelah subuh tadi, ibu kembali masuk ke dalam kamarnya."

Jawab cut Ashari

   "Bagaimana keadaanmu halimah,kenapa kamu tak keluar kamar untuk mencari udara segar." Tengku rahman merasa khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang hamil selepas melakukan perjalanan jauh.

   "Bagaimana keadaan istriku nyai ?" tanya tengku rahman kepada paraji (dukun beranak) dari kampung ini. Sang paraji pun menampakkan raut wajah yang kurang tenang,

   "Begini tuan, seperti nya istri tuan mengalami kelelahan yang berakibat besar pada janin dalam rahimnya, letak janin berputar dari posisi seharusnya,namun sudah saya pijat agar kembali pada posisinya.kemudian daya tahan istri anda saat ini sangat lemah begitupun janinnya. Jika berlarut akan berbahaya saat melahirkan nanti." Jelas sang paraji kepada saudagar itu.

      Ternyata syech ali sudah berada di sana dan mendengar penjelasan dari dukun beranak itu.

"Hasan, ajaklah ashari berkeliling perguruan agar dia tahu lingkungan disini ! "

Syech ali menyuruh putranya yang umurnya lebih beberapa tahun dari ashari itu.

"Jika terjadi sesuatu dengan tamu kyai,jangan sungkan untuk memanggil saya, saya akan carikan ramuan untuk nyonya saudagar ini" pamit sang paraji.

    Sadar dengan keadaan nya saat ini halimah mengungkapkan benaknya dihadapan suami dan syech ali.

"Bagaimana dengan ashari, apakah putriku bisa menuntut ilmu di sini ?" ucap halimah,seraya berusaha duduk .

"Tentu saja, aku sudah sampaikan niat itu kepada syech ali agar ia mau mengangkat ashari sebagai muridnya. Kamu tak usah berfikir banyak,jangan kamu paksakan dirimu halimah jaga kondisimu dan janin dalam rahimnya." Tengku rahman menenangkan istrinya..

    Sudah beberapa hari kondisi halimah tidak ada perkembangan. Halimah menghabiskan sebagian waktunya didalam kamar. Wanita itu merindukan putrinya karena beberapa hari ini ashari tinggal di pondok saat menuntut ilmu.

Hari mulai malam tengku rahman bersama cut ashari berjalan untuk menjenguk ibunya, sang ayah menjemputnya dari pondok santri. Sang ibu sudah tertidur, ashari secara perlahan duduk ditepi ranjang sang ibu.

Halimah menyadari kedatangan seseorang di sisinya. "Oh putriku, bagaimana keadaanmu,ibu sangat merindukan mu."

Suara yang keluar dari mulut halimah seraya mengulurkan tangannya minta pelukan sang anak sambil terbaring.

"Aku baik baik saja,ibu tidak perlu khawatir !"

Halimah merasa lebih tenang saat ini, ia tahu bahwa putrinya bisa langsung membiasakan diri dalam lingkungannya yang baru.

Karena memang cut ashari adalah seorang anak yang cerdas dan penuh semangat. Ia tidak pernah kaku dalam hal baru meskipun usianya belum genap 10 tahun. "Maafkan ashari ibu, saya harus kembali ke pondok karena esok waktu belajar mulai lebih awal,lagi pula malam sudah larut kasihan ayah yang mengantarku kembali ke pondok." Pamit ashari kepada ibunya,setelah mereka melepas rindu dan bercerita bersama.

Halimah merasa berat harus berpisah lagi dengan cut ashari. Karena selama ini mereka selalu bersama,sedangkan sekarang mereka terpisah beberapa malam terasa berat untuk halimah. Halimah menguatkan hatinya toh ini sudah menjadi niatnya untuk menitipkan halimah di perguruan ini.

"Tuan,ini ramuan untuk Nyonya. Usahakan agar nyonya mau makan sesuatu, kasihan jika tidak ada asupan untuk janinnya" paraji memberikan obat untuk Halimah.

"Terima kasih nyai. " tengku rahman menerima obat.

Kondisi halimah juga belum membaik, menurut perhitungan usia kandungan halimah masih 1 purnama lagi baru melahirkan. Tapi dengan kondisi halimah seperti saat ini membuat tengku rahman merasa sedih dan penuh kekhawatiran.

Cut ashari tetap semangat dalam menuntut ilmu walau sebenarnya ia memikirkan mengenai kesehatan ibunya.

-------

"Ya Allah,sakit sakit "

Teriakan halimah di atas ranjang,

Sesekali ia menarik nafas dalam,untuk menahan sakit yang ia rasakan.

"Ya Allah,sakit"

Teriak lagi.

"Tengku tolong tengku,sakit tengku"

Isak Halimah kepada suami nya, tampak beberapa orang berada di sekeliling kamar halimah.

" Hasan, cepat kamu jemput cut ashari ke pondok santri Putri !"

" Dan kamu jemput paraji yang ada dikampung sebelah, katakan tamuku minta pertolongannya segera ! " Perintah syech ali kepada putranya dan salah satu muridnya itu, keduanya lantas berlari bergegas dengan tugasnya itu..

"Astaghfirullah ibu,apa yang terjadi dengan ibu ?" Cut ashari terkejut mendapati ibunya tengah berjuang melawan sakit, air mata cut ashari tak terbendung lagi.

Ia memegang tangan sang ibu bersama sang ayah disampingnya.

"Ya Allah berilah kekuatan kepada ibuku,berilah ia kemudahan dan keselamatan ! " doa sang putri sambil menangis sendu.

"Tengku, sebaiknya kalian minggir mulu ,biar paraji menolong istri mu ! " Syech ali memegang pundak sahabatnya itu.

Paraji bergegas memeriksa halimah,beberapa saat berdiri. "Sebaiknya kalian semua menunggu di luar sepertinya halimah akan melahirkannya ! " paraji meminta kepada orang orang di sana.

"Apa....melahirkan, bukankah belum waktunya,usia kandungannya belum cukup ? Saya tidak akan menunggu diluar,saya akan menemani disampingnya karena itu permintaannya dan janjiku padanya "

"Tapi nyonya sudah mengeluarkan tanda tanda untuk melahirkan,air ketuban sudah banyak keluar"

Debat paraji dengan saudagar itu.

Syech ali memberikan isyarat pada paraji untuk mengizinkan tengku rahman berada di dalam. Cut ashari pun di iringi syech ali menunggu di luar.

"Tuan, ini akan sangat beresiko karena banyak hal yang tidak normal pada kandungan Nyonya!! " keterangan sang paraji sambil mengurut perut halimah.

"Ini benar benar akan mempertaruhkan nyawa keduanya, kondisi nyonya sangat lemah air ketuban hampir tidak tersisa, posisi sang janin kembali sungsang "

Bibir tengku hasan kelu,mendengar pernyataan nyai paraji. Bagai disambar petir, mendung menyelimuti perasaannya dan hujan air mata deras tak terbendung dari mata tengku rahman.

Tangan sang suami tak ia lepaskan dari genggaman halimah.

Tangan halimah lemas tak bertenaga, teriakan pun tak sanggup keluar. Air mata halimah menggenang,menyadari ia sudah tak bertenaga untuk mengeluarkan janinnya. Hanya tinggal kekuatan alami seorang ibu yang akan ia perjuangkan untuk melahirkan anak nya.

"Ayo nyonya dorong lagi nyonya,tarik nafas lagi !!" Pandu sang paraji, halimah hanya sanggup menggelengkan kepalanya berkali kali. Paraji tampak panik, karena janin pun tak memberikan respon proses kelahiran itu.

"Nyonya harus kuat, jangan sampai janinnya terjepit di bagian kepala, karena berbahaya untuk keselamatan sang janinnya !! "

Jelas paraji ke pada Halimah.

"Nyonya pasti mampu ! "

"Tarik nafas, lalu dorong ! "

Berulang di ucapkan paraji, dengan kekuatan terakhir halimah, akhirnya bayi itu terlahir.

Setelah melepas tali pusar bayi paraji memberikan kepada pembantunya, ia bergegas memeriksa halimah yang sudah terkulai di atas ranjang.

"Maaf kan saya Tuan !! "

"Besarkan hatimu tuan, ikhlaska !!. Memang inilah pertaruhan seorang wanita saat melahirkan,besar resiko dan nyawa jadi pertaruhan. Istri tuan telah menyempurnakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu"

Perlahan paraji menenangkan hati tengku rahman sembari ia membersihkan tubuh Halimah. Benar-benar serasa hancur perasaan sang saudagar, petir kematian itu merobohkan seluruh kekuatan pria ini yang telah kehilangan istri tercintanya.

"Halimah"

panggilnya terakhir untuk sang istri dengan mulut penuh tangis kesedihan.

"Innailaihi wainnailaihi rojiun ,kuatkan dirimu ashari,doakan ibu mu !! " Ucap syech ali

Cut ashari pun tak mampu menahan kesedihannya,tubuhnya lemas dan roboh bersimpuh dilantai seraya terus menangis.

Seluruh perguruan pun ikut berkabung, dan mempersiapkan acara pemakaman untuk sang ibu dari cut ashari. Dan melakukan doa bersama selama beberapa hari.

Terpopuler

Comments

Darien gap

Darien gap

mantap silat sumatera. aku dukung terus/Good//Good/

2024-03-29

0

Gato MianMian

Gato MianMian

Karya ini modal buat ku bisa dihiburan tiap hari 👏🏻.

2024-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 perjalanan keluarga saudagar
2 Kematian Halimah
3 Nama yang di berikan oleh Guru Besar
4 Tenaga Dalam pertama di saat kritis
5 Harun Dewasa Giat berlatih
6 Perasaan Hasan terhadap Cut Ashari.
7 Penjajahan mulai merajalela
8 Kepergian Cut Ashari meninggalkan perguruan
9 Penyergapan Kapal invasi kolonial penjajah.
10 Hasan terjerumus masuk dalam Muslihat perguruan hitam.
11 Harun Menguasai Jurus Gerhana Dan Pedang Gerhana warisan sang guru
12 Siasat Licik Dalam Surat Dari Kolonial Penjajah
13 Harun Ditunjuk Menjalankan Misi Kerajaan.
14 Keberhasilan Cut Ashari Membangun kembali tanah kelahirannya
15 Liana terpesona budi baik Harun di hari pertama perjalanan
16 Diserang..... Liana takut dan cemas.
17 Harun terkecoh,,, Liana hilang.
18 Mencari Jejak Liana.
19 Tumenggung pengkhianat.
20 Pelukan Liana.
21 Mencuri kitab Gerhana.
22 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag. 1
23 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.2
24 Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.3
25 Best of Ghaib dan Sihir Gunung kelud.
26 Pertolongan dari Sang Guru.
27 Cut Ashari di lamar.
28 Harun Bertemu Hasan di Mataram.
29 Satu Guru Satu Ilmu beda Tujuan.
30 Harun dan Liana Tenggelam.
31 Tempat Apa Ini Harun ?
32 Ratu Ghaib Cantik Penguasa Laut Selatan
33 Hasan memburu pedang gerhana.
34 Harun dan Hasan Bertarung.
35 Harun dan Hasan Bertarung Bag 2.
36 Di Selamatkan Ki Oyot.
37 Liana belum sadarkan diri.
38 Berguru pada Ki Oyot.
39 Dua gerhana, kesempurnaan Pendekar.
40 Merubah Penampilan.
41 Utusan Cantik untuk menemani perjalanan Harun.
42 Harun Dilema, Liana Cemburu.
43 Liana menolak kembali ke Batavia.
44 Belanda memburu Liana agar tak bisa sampai di Batavia.
45 Belanda telah menguasai Pasundan, rakyat tertindas ketakutan.
46 Aku Mencintaimu Harun, Aku ingin selalu terus bersamamu.
47 Belanda mengumpulkan kekuatan di Batavia.
48 Tiba di Batavia.
49 Hasan dan para Para pemberontak menghalangi Harun.
50 Pedang Gerhana Keluar dari Sarungnya.
51 Hasan mendapatkan pedang gerhana.
52 Perpisahan Harun Dan Liana
53 Harun meninggalkan Tanah Jawa.
54 Perubahan pada diri Liana.
55 Hasan bersiasat pergi ke kerajaan Demak.
56 Teman Baru Dalam perjalanan di dalam Hutan Andalas.
57 Jemputan dari kedatuan Sriwijaya.
58 mengagumi kehebatan Harun.
59 Perjodohan Sepihak.
60 Barda lelaki Hidung belang.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
perjalanan keluarga saudagar
2
Kematian Halimah
3
Nama yang di berikan oleh Guru Besar
4
Tenaga Dalam pertama di saat kritis
5
Harun Dewasa Giat berlatih
6
Perasaan Hasan terhadap Cut Ashari.
7
Penjajahan mulai merajalela
8
Kepergian Cut Ashari meninggalkan perguruan
9
Penyergapan Kapal invasi kolonial penjajah.
10
Hasan terjerumus masuk dalam Muslihat perguruan hitam.
11
Harun Menguasai Jurus Gerhana Dan Pedang Gerhana warisan sang guru
12
Siasat Licik Dalam Surat Dari Kolonial Penjajah
13
Harun Ditunjuk Menjalankan Misi Kerajaan.
14
Keberhasilan Cut Ashari Membangun kembali tanah kelahirannya
15
Liana terpesona budi baik Harun di hari pertama perjalanan
16
Diserang..... Liana takut dan cemas.
17
Harun terkecoh,,, Liana hilang.
18
Mencari Jejak Liana.
19
Tumenggung pengkhianat.
20
Pelukan Liana.
21
Mencuri kitab Gerhana.
22
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag. 1
23
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.2
24
Ghaib dan Sihir Gunung kelud. Bag.3
25
Best of Ghaib dan Sihir Gunung kelud.
26
Pertolongan dari Sang Guru.
27
Cut Ashari di lamar.
28
Harun Bertemu Hasan di Mataram.
29
Satu Guru Satu Ilmu beda Tujuan.
30
Harun dan Liana Tenggelam.
31
Tempat Apa Ini Harun ?
32
Ratu Ghaib Cantik Penguasa Laut Selatan
33
Hasan memburu pedang gerhana.
34
Harun dan Hasan Bertarung.
35
Harun dan Hasan Bertarung Bag 2.
36
Di Selamatkan Ki Oyot.
37
Liana belum sadarkan diri.
38
Berguru pada Ki Oyot.
39
Dua gerhana, kesempurnaan Pendekar.
40
Merubah Penampilan.
41
Utusan Cantik untuk menemani perjalanan Harun.
42
Harun Dilema, Liana Cemburu.
43
Liana menolak kembali ke Batavia.
44
Belanda memburu Liana agar tak bisa sampai di Batavia.
45
Belanda telah menguasai Pasundan, rakyat tertindas ketakutan.
46
Aku Mencintaimu Harun, Aku ingin selalu terus bersamamu.
47
Belanda mengumpulkan kekuatan di Batavia.
48
Tiba di Batavia.
49
Hasan dan para Para pemberontak menghalangi Harun.
50
Pedang Gerhana Keluar dari Sarungnya.
51
Hasan mendapatkan pedang gerhana.
52
Perpisahan Harun Dan Liana
53
Harun meninggalkan Tanah Jawa.
54
Perubahan pada diri Liana.
55
Hasan bersiasat pergi ke kerajaan Demak.
56
Teman Baru Dalam perjalanan di dalam Hutan Andalas.
57
Jemputan dari kedatuan Sriwijaya.
58
mengagumi kehebatan Harun.
59
Perjodohan Sepihak.
60
Barda lelaki Hidung belang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!