Seandainya

Bara saat ini sedang duduk sendirian di kursi taman yang ada di rumah orang tua Jessica.

Entah mengapa meskipun hari sudah cukup larut tetapi ia belum juga merasa mengantuk.

Di tengah larut nya malam dengan suara angin yang berhembus pelan. Dikala sebagian umat di bumi sudah terlelap, Bara justru tersenyum seorang diri. Ia teringat dengan senyuman manis Selena juga pelukan hangat gadis itu.

Bara melihat ke arah tangannya yang tadi di genggam oleh Selena, tanpa sadar pria itu tersenyum membayangkan.

 Andai saja ia mempunyai istri seperti Selena yang cantik, bersifat lembut, keibuan, pandai memasak dan menghargai seorang suami. Pasti Bara akan merasa sangat bahagia.

Bisa mempunyai keluarga kecil yang utuh dengan malaikat-malaikat kecil yang selalu menyambut nya ketika pulang bekerja.

Namun tiba-tiba senyuman Bara memudar karena tertampar oleh kenyataan. Di mana dirinya sudah berstatus sebagai suami sah dari Jessica, wanita yang sudah dua tahun ia nikahi. Walaupun pernikahan mereka hanya untuk simbolis mutualisme semata tanpa adanya cinta di antara mereka.

Dan sekarang Bara hanya bisa tersenyum getir sambil berandai-andai. Seandainya dulu perusahaan ayah nya tidak bangkrut karena tertipu, seandainya dulu ibu nya tidak sakit jantung dan membutuhkan banyak biaya untuk berobat, seandainya dulu dirinya bukanlah seorang pecandu obat-obatan terlarang.

Mungkin sekarang Bara sudah bisa mewujudkan cita-cita menjadi seorang abdi negara dan tidak perlu terjebak dalam pernikahan penuh kepura-puraan ini.

Dimana semua orang menganggap pernikahan nya dengan Jessica sangat sempurna, tapi ternyata semua itu hanyalah kepalsuan belaka.

Bahkan dirinya tidak pernah di anggap sebagai seorang suami ataupun menantu. ia hanyalah sesosok boneka yang harus selalu patuh pada perintah tuannya yaitu Jessica dan ayah nya, tanpa bisa melawan ataupun mengambil suatu keputusan.

Bara sekarang jadi sering teringat dengan kata-kata ibunya yang selalu berkata 'perbuatan buruk ataupun baik yang kita lakukan di masa lalu, pasti akan kita tuai di masa depan.'

Nyatanya sekarang hal itulah yang bara alami. Bara kecil yang selalu melihat ayah nya bermain wanita dan tidak pernah perduli padanya, ternyata mampu membentuk kepribadian nya menjadi seorang anak yang nakal dan tidak pernah perduli dengan nasihat orang lain. Sampai akhirnya perbuatannya itu menghancurkan masa depannya.

"Ibu, maafkan aku yang dulu tidak pernah mau mendengar nasihat-nasihat ibu.

"Seandainya malam itu aku tidak bertengkar dengan ayah mungkin sekarang ibu masih bisa tersenyum sambil memelukku. "sesal Bara dengan pandangan kosong.

"Aku harap ibu di sana selalu sehat. Meskipun kita jarang bertemu. Tapi aku sangat menyayangi mu .

Mengingat hari yang sudah sangat larut, Bara memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan malam ini ia akan tidur satu kamar dengan istrinya meskipun hanya tidur di sofa.

...****************...

Tidak jauh berbeda dengan Bara. Selena malam ini pun tidak bisa tidur gadis itu hanya duduk termenung di bawah jendela sambil memandangi sinar rembulan.

Sinar yang selalu menemani setiap malam-malam sunyi nya.

Di saat gadis seusianya sibuk memikirkan mencari jodoh atau mengejar karir. Tapi Selena hanya punya satu keinginan yaitu melihat keluarga orang yang sangat ia benci hancur berkeping-keping.

Sedari kecil dirinya hanya hidup berdua dengan sang nenek yang bernama Murtiah. Wanita yang sudah berumur namun masih sangat semangat untuk bekerja demi menyambung hidup.

Sosok yang sangat Selena sayangi dan kagumi. Namun sayang nya Tuhan sudah memanggil beliau lima tahun yang lalu.

Dan sekarang tidak ada lagi tangan hangat yang memeluk nya setiap pagi, menenangkan nya di saat mimpi buruk datang, selalu menasehati nya untuk belajar mengikhlaskan segala sesuatu hal.

Seandainya dulu nenek Murtiah tidak datang ke kampus untuk mengantarkan Buku tugas yang tertinggal di rumah, mungkin hal buruk itu tidak mungkin terjadi. Kecelakaan tragis yang menimpa sosok yang sangat Selena sayangi.

"Nek Murti tolong maafkan aku yang sedari kecil selalu menyusahkan mu.

"Sedari aku kecil nenek selalu bilang untuk coba mengikhlaskan segala sesuatu hal. meskipun sudah aku coba berkali-kali tetap tidak bisa nek.

"Aku tidak bisa biarkan orang-orang itu bahagia setelah semua yang mereka lakukan, tapi aku berjanji kepada mu nek.

"Jika suatu saat dendam ku sudah terbalaskan, akan aku coba untuk keluar dari lingkaran dendam ini dan berdamai dengan takdir seperti yang selalu nenek ajarkan. "ucap Selena lirih sambil meneteskan air mata di bawah sinar rembulan dan tanpa sadar ia tertidur di tempat itu sampai pagi menyapa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!