Rasanya masih mimpi untuk hal terjadi hari ini. Nara menatap pria yang memeluknya dari belakang ini. Saat ini, dia berada di dalam kamar hotel Zayyan, duduk di sofa bed dengan Zayyan yang berada di belakangnya dan Nara yang bersandar pada dada Zayyan.
Tangan Zayyan terus menggenggam tangan Nara, memainkan jemari lentik itu. "Mulai sekarang rubah panggilanmu"
Nara langsung menoleh pada kekasihnya itu, menatapnya dengan sedikit bingung. "Em, nanti aku coba deh"
"Gak bisa, harus rubah dari sekarang. Bukannya nanti!"
Nara tersenyum saja mendengar ucapan Zayyan yang begitu tegas padanya. Dia berbalik dan menatap Zayyan dengan lekat. "Memangnya mau aku panggil apa? Mas, Om, Kakak?"
Zayyan langsung mendengus kesal dengan ucapan Nara yang dia tahu hanya ingin mengejek saja. "Memangnya aku ini siapa kamu sekarang?"
"Bos aku" ucap Nara sambil terkekeh.
Zayyan langsung menyipitkan matanya, menatap Nara dengan kesal. Tangannya langsung memegang bibir Nara, mengusapnya dengan Ibu jari. "Sepertinya aku harus memberikan pengertian padamu. Perbedaan antara Bos dan Pacar!"
Nara langsung terdiam, meski dia bukanlah seorang gadis polos yang tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Tapi tetap saja kalau dia merasa gugup ketika melihat tatapan Zayyan yang penuh arti itu. Nara langsung menyingkirkan tangan Zayyan dari bibirnya itu. Dia kembali ke posisi awal, menyandarkan kepalanya di dada Zayyan.
"Kita baru saja pacaran, jadi jangan terlalu jauh. Takutnya kamu akan menyesal" ucap Nara.
Zayyan terkekeh pelan, dia memeluk perut kekasihnya itu. Mengecup puncak kepalanya dengan lembut. "Kalau tidak mau aku cium sekarang, maka harus ada timbal baliknya. Panggil aku Hubby"
Nara mendengus pelan, sebenarnya dia sudah mengerti apa yang diinginkan Zayyan saat dia meminta untuk merubah panggilannya. Namun, sengaja saja Nara berpura-pura bodoh karena ingin menggoda kekasihnya itu.
"Em, sama dengan panggilanku pada mantan suamiku ya. Baiklah, jadi sudah terbiasa juga..."
Zayyan langsung melepaskan lingkaran tangannya di perut Nara, dia mencubit tangan Nara. "Jangan membahas dia. Oke aku tidak mau di panggil itu!"
Nara tersenyum, dia menoleh dan menatap Zayyan yang terlihat kesal karena Nara yang membahas tentang mantan suaminya. Nara memegang pipi Zayyan dengan lembut.
"Kalau aku panggil Sayang, bagaimana?" tanya Nara.
Wajah cemberut dan kesal itu langsung memudar seketika. Membuat Nara terkekeh lucu melihatnya. Lagi, dia melihat sisi lain dari diri Zayyan. Pria yang selalu di anggap dingin, tegas dan pemain wanita ini. Ternyata mempunyai sisi kekanak-kanakan juga"
"Coba ulangi? Aku ingin mendengarmu memanggil Sayang" ucap Zayyan sambil tersenyum.
Nara terkekeh lucu, ternyata memang pria hanya akan menunjukan sikap manjanya ini pada orang yang dia cintai.
"Sayang"
Zayyan langsung menahan senyumnya, hatinya berdebar senang ketika mendengar Nara memanggilnya Sayang. Hingga dia tidak bisa menahan diri lagi, dia langsung memegang tangkuk leher Nara dan mencium bibirnya dengan lembut. Nara memegang bahu Zayyan dan mulai memejamkan matanya untuk menikmati ciuman ini.
Akhirnya Nara menemukan kebahagiaannya lagi, setelah pernikahannya gagal. Dia hanya bisa berharap semoga saja hubungannya dan Zayyan akan selalu bahagia dan bisa terus bersama selamanya.
Setelah melepaskan ciuman itu, Zayyan mencium kening Nara dengan lembut. "Aku mencintaimu, Sayang"
Nara tersenyum, nyatanya jantungnya langsung berdebar saat mendengar kata cinta dan panggilan Sayang dari Zayyan. Dia mengelus pipi kekasihnya itu.
"Aku juga"
"Juga apa? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu itu" ucap Zayyan dengan menatap lembut kekasih hatinya itu.
Nara tersenyum saja, saat ini dia benar-benar melihat sisi lain dari pria ini. Sungguh Zayyan begitu manja dan sedikit kekanak-kanakan. "Aku juga mencintaimu, Sayang"
Zayyan mengecup kembali bibir Nara. "Sudah malam, ayo tidur"
Nara bangun dari pelukan Zayyan, melihat jam tangannya. "Kalau gitu aku kembali dulu ke kamar ya"
"Untuk apa?"
Nara mengerutkan keningnya mendengar ucapan Zayyan itu. Merasa sangat aneh dengan ucapan Zayyan itu. "Kan sudah malam, tadi kamu bilang sudah harus tidur. Ya, aku kembali ke kamar dulu"
"Tidak perlu, tidur saja disini. Lagian aku masih ingin bersamamu" ucap Zayyan langsung menggandeng tangan Nara dan membawanya ke arah tempat tidur.
Nara masih tertegun dengan ucapan Zayyan barusan. Menatapnya dengan penuh curiga. "Aku tidur di kamar aku saja"
Zayyan sudah naik ke atas tempat tidur dan menarik tangan Nara hingga gadis itu jatuh terduduk di pinggir tempat tidur. "Aku hanya ingin tidur memelukmu saja. Jangan berpikir berlebihan, dasar mesum"
Nara langsung melebarkan kelopak matanya, dia tidak terima dengan ucapan Zayyan barusan. Padahal memang dia sempat memikirkan hal yang berlebihan saat Zayyan mengajaknya untuk tidur bersama. Tapi, dia tetap tidak terima jika harus dikatakan mesum oleh pria pemain wanita seperti Zayyan ini.
"Apaan si, bukannya kamu yang pemain wanita. Kenapa malah aku yang dikatain mesum" ketus Nara.
Zayyan menarik tangan Nara agar dia lebih dekat padanya. Akhirnya Nara beringsut naik ke atas tempat tidur dan menyandarkan kepalanya di dada Zayyan yang memeluknya.
"Mungkin dulu iya, aku bukan pria baik. Aku bahkan hampir tidak percaya lagi dengan kata cinta, sampai aku bertemu kamu dan aku sulit melupakanmu sejak saat itu. Aku sudah tidak pernah bermain wanita lagi, bahkan main ke Club saja sudah tidak pernah" ucap Zayyan.
Semua yang dia katakan memang benar adanya, sejak pertemuannya dengan Nara di Pantai saat itu, membuat dia terus berpikir tentang Nara hingga dia tidak lagi mempunyai waktu untuk pergi hiburan malam bersama teman-temannya.
Nara mendongak, dia menatap Zayyan dengan lekat. Nara melihat bahwa tidak ada kebohongan dalam diri Zayyan saat ini. Mungkin memang dia tidak berbohong atas ucapannya itu.
"Berarti kamu jatuh cinta duluan padaku ya? Ah, kamu tergila-gila padaku? Atau mungkin kamu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama?" tanya Nara dengan antusias sambil dia menoel-noel dagu kekasihnya itu.
Zayyan terkekeh pelan, dia mengecup kening wanitanya itu. "Bisa jadi, karena aku tidak bisa melupakanmu sejak saat itu. Mungkin memang jatuh cinta sama kamu, apalagi pas kamu melayaniku dengan baik di atas ranjang, memang istri idaman"
"Sayang!" Nara langsung memukul dada Zayyan dengan kesal sekaligus malu. Apa yang di ucapkan oleh Zayyan itu seolah sedang membongkar aib Nara saja. Dia sangat malu.
"Apa Sayang? Aku hanya sedang bercerita loh sama kamu kalau aku itu jatuh cinta pandangan pertama sama kamu" ucap Zayyan sambil terkekeh melihat ekspresi kekasihnya.
"Tau ah, aku mau kembali ke kamar aku saja"
Zayyan langsung menahan tubuh Nara yang sudah ingin bangun dan melepaskan diri dari pelukannya. "Iya, iya Sayang. Tidak akan membahas itu lagi. Tapi memang ekspresimu saat kita bermain di ranjang, sangat menggemaskan dan sulit dilupakan"
"Sayang!" Nara kembali memukul dada Zayyan dengan kesal. Namun yang di pukul malah tertawa lucu, menggoda Nara malah membuat Zayyan senang.
"Sudah tidur saja sekarang" ucap Zayyan sambil mengecup kening wanitanya, tidak mau kalau sampai Nara benar-benar marah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Pujiastuti
tu kan Nara malu jadinya Zayyan tapi pura² marah karena kamu mengingatkan kejadian villa 😁😁😁
2024-02-11
0
Neng Ati
ditunggu upnya
2024-02-09
0