Kenapa Terus Memikirkannya?!

Nara langsung berdiri saat pintu ruangan di depan meja kerjanya terbuka. Dia mengangguk hormat pada Zayyan yang baru saja keluar dari dalam ruangannya.

"Kau sudah selesaikan? Kita pergi sekarang untuk bertemu klien" ucap Zayyan.

Nara mengangguk, meski punggungnya terasa sakit karena harus menyelesaikan pekerjaan yang lain. "Iya Pak, sudah selesai"

Nara mengambil tasnya dan juga beberapa berkas, juga laptop yang sudah dia tenteng. Nara berjalan di belakang Zayyan dengan sedikit kerepotan karena kedua tangannya yang penuh. Saat dia menekankan tombol lift pun, dia sedikit kesusahan.

"Berikan padaku, tanganmu terlalu kecil untuk membawa semua barang ini" ucap Zayyan sambil mengambil berkas di tangan Nara.

Nara sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Zayyan barusan. Merasa bingung juga dengan sikap Zayyan yang tiba-tiba berubah menjadi baik dan perhatian seperti ini.

"Terima kasih, Pak" ucap Nara atas bantuan Zayyan.

Saat sudah berada di parkiran, Zayyan juga meminta Nara untuk menyerahkan kunci mobilnya. "Biar aku saja yang mengemudi. Kau duduk di depan, aku juga bukan mau menjadi sopirmu. Aku hanya tidak biasa saja di sopiri oleh perempuan"

Nara yang sudah membukakan pintu mobil untuk Zayyan, langsung terdiam karena ucapan Zayyan barusan. "Em, tapi saya sudah biasa menyetir kalau memang ada rapat di luar seperti ini, Pak. Tidak papa, biarkan saya saja yang menyetir"

Zayyan berdecak kesal dengan jawaban Nara, dia langsung mengambil kunci mobil dari tangan Nara. "Kau hanya perlu menuruti apa yang aku ucapkan, bukannya membantah!"

Nara langsung mengerjap pelan, dia menggeleng pelan dengan sikap Zayyan ini. Yang terkadang terlihat baik dan perhatian, tapi sikap dingin dan arogannya juga tidak pernah hilang.

"Dasar pria arogan" gumam Nara sambil berjalan mengitari mobil dan masuk ke dalam mobil. Duduk di kursi penumpang.

Zayyan mulai melajukan mobilnya, dia terlihat begitu pandai dalam mengemudi. Tapi sebenarnya Nara juga sudah pandai dalam mengemudi, tapi entah kenapa melihat Zayyan yang mengemudi membuat Nara merasa kalau pria itu lebih pandai dalam mengemudi.

"Jadi apa jawabanmu?"

"Hah?!" Nara langsung melongo saat mendengar pertanyaan Zayyan yang tidak dia mengerti maksudnya. "...Maaf Pak, maksudnya jawaban apa?"

Zayyan berdecak pelan, kesal dengan Nara yang begitu tidak paham dengan ucapannya. Tapi memang sebenarnya dia saja yang tidak sadar kalau dia benar-benar bertanya tanpa memperjelas semuanya. Jadi malah membuat Nara kebingungan dengan pertanyaannya.

"Apa kau sudah lupa atau sedang pura-pura lupa? Bukannya kemarin aku sudah mengatakan cinta padamu, jadi kau harus terima aku sebagai priamu!"

Nara benar-benar langsung kicep mendengar itu, sungguh dia tidak pernah menyangka jika ucapan Zayyan kemarin dianggap serius. Karena nyatanya Nara tidak pernah menganggap serius atas ucapannya. Dia tahu jika Zayyan adalah seorang pemain wanita, dan tidak pernah serius atas kata-kata cinta yang dia ucapkan.

"Haha, Pak, itu hanya bercandaan. Saya tidak mungkin menganggapnya serius" ucap Nara dengan tertawa hambar.

Zayyan mendelik tajam, dia tidak suka dengan jawaban Nara barusan. Meski sebenarnya dia sendiri masih bingung dengan apa yang saat ini membuat dia terus kepikiran tentang Nara. Kejadian malam itu di Pantai, memang tidak pernah bisa hilang dari ingatannya. Apalagi sekarang dia yang bertemu kembali dengan Nara.

Tak ada percakapan lagi kali ini, hingga mereka telah sampai di Perusahaan rekan kerja mereka. Kali ini mereka benar-benar bekerja dengan profesional.

*

Kembali ke Kantor setelah menyelesaikan rapat di Perusahaan klien, Nara merasa bingung dengan  Zayyan yang tadinya dia anggap baik karena sudah mau membantu dia membawakan berkas dan mengemudi sendiri. Tapi sekarang Zayyan malah terlihat semakin dingin padanya, membuat Nara kebingungan saja.

"Sekretaris Anara"

Nara langsung menoleh, dia tersenyum saat melihat Rifai yang berjalan ke arahnya dengan membawa segelas kopi instan di tangannya. Nara seolah tidak sadar jika da tatapan yang begitu tajam ketika dia tersenyum pada Rifai.

"Habis meeting dari luar lagi? Nih, hadiahnya hari ini" ucap Rifai sambil memberikan gelas kopi itu pada Nara.

Nara tersenyum, dia mengambil gelas kopi itu dan meminumnya. "Terima kasih, nanti aku ke rumahmu lagi ya. Film yang kemarin belum selesai"

Rifai terkekeh pelan, dia mengacak rambut Nara dengan gemas. "Kalau ingin nonton yang bener ya, jangan malah tidur. Kamu datang ke rumahku hanya untuk numpang tidur aja"

Nara hanya cengengesan saja, memang terkadang dia malah tidur di rumah Rifai. Karena pulang ke rumahnya selalu membuatnya tidak nyaman, dan dia lebih nyaman berada di rumah sahabatnya itu.

"Anara!"

Panggilan penuh nada penekanan itu membuat Nara langsung menoleh pada Bosnya. Nara kira Zayyan akan naik duluan karena melihatnya bertemu dengan Rifai, tapi ternyata dia masih berada disana.

"Rifai, aku naik dulu ya. Semangat kerjanya" ucap Nara sambil menepuk bahu Rifai sebelum berjalan menghampiri Zayyan.

Mata Zayyan langsung menyipit tidak suka saat melihat Nara yang menepuk bahu Rifai dan pria itu yang juga mengusap kepala Nara. Ada gemuruh di dalam hatinya yang membuat dia ingin marah pada Nara saat ini.

Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya?

Bahkan dia masih ragu dengan perasaannya sendiri, tapi sudah meminta jawaban dari Nara atas ungkapan cintanya yang sebenarnya tidak terlalu serius. Tapi seolah hati dan pikirannya bertolak belakang saat ini. Ketika Zayyan yang berpikir kalau dia tidak percaya cinta lagi setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh istrinya dan temannya. Namun, hatinya berkata lain.

"Mari Tuan"

Nara yang membukakan pintu ruangan untuk Zayyan. Pria itu mengerjap pelan, dia baru tersadar dari segala pemikirannya itu. Lalu, Zayyan segera masuk ke dalam ruangannya tanpa mengatakan apapun pada Nara.

Nara hanya mengangkat bahunya acuh, dia kembali ke meja kerjanya. Dia menghabiskan kopi yang diberikan oleh sahabatnya itu.

Sementara di dalam ruangan, Zayyan menatap Nara dari kaca ruangannya. Dia melihat bagaimana Nara yang terlihat lebih senang dan tersenyum begitu ceria setelah bertemu dengan pria itu di Lobby tadi.

"Sebenarnya siapa pria itu? Kenapa dia terlihat sangat dekat dengannya"

Zayyan mendengus kesal dengan pikirannya sendiri. Melihat Nara yang terlihat tersenyum begitu lepas pada pria tadi, membuatnya kesal.

"Kenapa dia tidak bisa tersenyum seperti itu padaku?"

Ah, Zayyan pusing dengan dirinya sendiri. Dia mengambil remote control dan membuat kaca itu berubah menjadi gelap. Dia melonggarkan dasinya yang terasa mencekik sekarang ini.

"Sial, kenapa aku terus memikirkannya?"

Suara ketukan pintu, membuat Zayyan langsung menoleh ke arah pintu ruangannya. "Masuk"

Nara masuk ke dalam ruangannya itu, membawa sebuah berkas di tangannya dan memberikan pada Zayyan.

"Butuh tanda tangan anda untuk pengesahan proyek yang sudah selesai di Luar Kota" ucap Nara.

Zayyan mengangguk mengerti. "Baiklah, nanti aku tanda tangani"

"Baik Pak"

Melihat Nara yang langsung keluar dari ruangannya setelah memberikan berkas itu, membuat Zayyan berdecak kesal.

"Kenapa dia tidak tersenyum padaku? Sial, apa yang kau pikirkan Zayyan? Sadarlah!"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

lah malah pak bos yang uring-uringan gara² Nara begitu santai dan akrab sama Tirai sang sahabat

2024-02-05

0

millie ❣

millie ❣

Maka'y jgn suka main perempuan donks walaupun kecewa or sakit hati ama istri loe sdr balas dendam loe itu g elegant banget bikin Nara jg g percya apalg nara jg dr latar belakang yg dikhianati.

2024-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Lupakan Aku Setelah lni
2 Bukan Wanita Biasa?!
3 Ternyata Anak Bosnya?!
4 Apa Dia Kekasihnya?
5 Sepertinya Aku Jatuh Cinta Padamu?!
6 Kopi Sesuai Dengan Seleraku?!
7 Kenapa Terus Memikirkannya?!
8 Karena Ada Kamu?!
9 Bertemu Mantan Suami
10 Mungkinkah Cinta Pandangan Pertama?!
11 Jangan Tersenyum Seperti Itu!
12 Tidak Ingin Terkenal
13 Mari Berpacaran?!
14 Sisi Lain Dari Zayyan
15 Ternyata Begitu Posesif
16 Lupakan Tentang Masa Lalu
17 Hadiahnya Tidak Mahal?!
18 Isi Amunisi Sampai Besok Bertemu Lagi!
19 Dia Hanya Temanku
20 Aku Tahu Sakitnya Dikhianati
21 Perhatian Yang Begitu Besar
22 Bukan Kakak Yang Baik
23 Nara Mempunyai Traumanya Sendiri
24 Belum Bisa Jujur Satu Sama Lain
25 Sudah Tidak Mungkin Dengan Maura!
26 Tidak Diizinkan Berpisah!
27 Membeli Kado Ulang Tahun
28 Tunggu Aku Menikahimu
29 Tidak Akan Melepaskan Zayyan
30 Cintaku Sudah Habis Di Kamu
31 Kedatangan Nayra
32 Pelukan Zayyan Yang Membuatnya Nyaman
33 Siapa Zera?!
34 Dia Adiknya?
35 Jangan Tinggalkan Kakakku?!
36 Bu, Nara Lelah!
37 Jangan Sampai Salah Memilih Lagi!
38 Persidangan Pertama
39 Takut Bertemu Mantan Suami
40 Zayyan Punya Istri?!
41 Pertengkaran!
42 Biarkan Aku Menjadi Rumahmu!
43 Ingin Memakanmu!
44 Berbelanja Bersama
45 Kedatangan Maura
46 Aku Pergi
47 Hatimu Sudah Bukan Untukku!
48 Mempertahankan Hanya Akan Membuat Luka
49 Tidak Mau Menjadi Perusak Pernikahan Orang!
50 Takdir Macam Apa Ini?
51 Dapatkan Dulu Restu Orang Tuamu!
52 Masih Ingin Menenangkan Diri
53 Harus Menyelesaikan Semua Masalahnya
54 Maura Masih Menantu Idaman Mama!
55 Berjuang Untuk Mendapatkan Restu
56 Kedatangan Mama
57 Merestui
58 Kedatangan Tiba-tiba
59 Tidak Bisa Cepat Menikah!
60 Mengetahui Mantan Suami Nara
61 Terpenjara Dendam Pengacara Lin
62 Menjalani Kehidupan Masing-masing
63 Aku Akan Mencintaimu Selamanya
64 Judul Baru
65 PERNIKAHAN TANPA RESTU
66 CASANOVA TRUE LOVE
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Lupakan Aku Setelah lni
2
Bukan Wanita Biasa?!
3
Ternyata Anak Bosnya?!
4
Apa Dia Kekasihnya?
5
Sepertinya Aku Jatuh Cinta Padamu?!
6
Kopi Sesuai Dengan Seleraku?!
7
Kenapa Terus Memikirkannya?!
8
Karena Ada Kamu?!
9
Bertemu Mantan Suami
10
Mungkinkah Cinta Pandangan Pertama?!
11
Jangan Tersenyum Seperti Itu!
12
Tidak Ingin Terkenal
13
Mari Berpacaran?!
14
Sisi Lain Dari Zayyan
15
Ternyata Begitu Posesif
16
Lupakan Tentang Masa Lalu
17
Hadiahnya Tidak Mahal?!
18
Isi Amunisi Sampai Besok Bertemu Lagi!
19
Dia Hanya Temanku
20
Aku Tahu Sakitnya Dikhianati
21
Perhatian Yang Begitu Besar
22
Bukan Kakak Yang Baik
23
Nara Mempunyai Traumanya Sendiri
24
Belum Bisa Jujur Satu Sama Lain
25
Sudah Tidak Mungkin Dengan Maura!
26
Tidak Diizinkan Berpisah!
27
Membeli Kado Ulang Tahun
28
Tunggu Aku Menikahimu
29
Tidak Akan Melepaskan Zayyan
30
Cintaku Sudah Habis Di Kamu
31
Kedatangan Nayra
32
Pelukan Zayyan Yang Membuatnya Nyaman
33
Siapa Zera?!
34
Dia Adiknya?
35
Jangan Tinggalkan Kakakku?!
36
Bu, Nara Lelah!
37
Jangan Sampai Salah Memilih Lagi!
38
Persidangan Pertama
39
Takut Bertemu Mantan Suami
40
Zayyan Punya Istri?!
41
Pertengkaran!
42
Biarkan Aku Menjadi Rumahmu!
43
Ingin Memakanmu!
44
Berbelanja Bersama
45
Kedatangan Maura
46
Aku Pergi
47
Hatimu Sudah Bukan Untukku!
48
Mempertahankan Hanya Akan Membuat Luka
49
Tidak Mau Menjadi Perusak Pernikahan Orang!
50
Takdir Macam Apa Ini?
51
Dapatkan Dulu Restu Orang Tuamu!
52
Masih Ingin Menenangkan Diri
53
Harus Menyelesaikan Semua Masalahnya
54
Maura Masih Menantu Idaman Mama!
55
Berjuang Untuk Mendapatkan Restu
56
Kedatangan Mama
57
Merestui
58
Kedatangan Tiba-tiba
59
Tidak Bisa Cepat Menikah!
60
Mengetahui Mantan Suami Nara
61
Terpenjara Dendam Pengacara Lin
62
Menjalani Kehidupan Masing-masing
63
Aku Akan Mencintaimu Selamanya
64
Judul Baru
65
PERNIKAHAN TANPA RESTU
66
CASANOVA TRUE LOVE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!