Nara bersiap untuk melakukan perjalanan bisnis kali ini. Pergi bersama dengan Bosnya untuk peresmian proyek Perusahaan. Nara sudah sampai di Bandara, menunggu Bosnya datang yang di antarkan oleh supir. Nara duduk di kursi tunggu, menatap jam tangannya.
"Dia lama sekali, apa masih di jalan ya?" Bergumam pelan dengan terus menatap ke arah orang-orang yang baru datang.
Sampai dia melihat seorang pria yang keluar dari dalam mobil mewah. Pria yang menggunakan kacamata hitam itu begitu terlihat tampan dan mempesona. Nara sampai terdiam dan tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang dia lihat saat ini.
Sadar Nara, dia itu Bos kamu. Jangan terkesima dengan wajah tampannya itu. Ingat, dia adalah pemain wanita.
Nara menggeleng pelan dengan pemikirannya itu. Tidak akan pernah mau dia mengagumi pria lagi. Nara masih begitu menahan diri dan hatinya untuk tidak percaya lagi pada mana pun. Namun, sepertinya sekarang dirinya mulai goyah atas apa yang dilakukan oleh Zayyan. Sikapnya yang akhir-akhir ini begitu perhatian dengannya, Zayyan yang menunjukan sisi hangat dalam dirinya pada Nara. Membuat hati Nara sedikit goyah sekarang. Tapi dia mencoba untuk memungkirinya.
"Ayo cepat, kau malah bengong seperti itu. Kita hampir ketinggalan pesawat" ucap Zayyan.
Nara mengerjap pelan, dia langsung berdiri dari duduknya. Dia berjalan di belakang Zayyan dengan menarik kopernya. Saat sudah berada di dalam Pesawat, Nara langsung membantu Zayyan untuk menyimpan kopernya dan mempersilahkan dia duduk. Bahkan dia memasangkan pengaman di tubuh Zayyan sebelum Pesawat lepas landas.
Zayyan hanya menatap semua yang dilakukan oleh Nara, merasa heran karena dirinya yang begitu mempersiapkan semuanya untuk Zayyan.
"Kau cepat duduk yang benar" ucap Zayyan sambil menarik tangan Nara untuk segera duduk disampingnya.
Nara terdiam, dia juga langsung memasang sabuk pengaman di tubuhnya. "Tuan, nanti akan ada sarapan untuk anda"
"Sudah diam, jangan cuma memikirkan tentang aku saja. Kau juga harus memikirkan dirimu sendiri. Lagian kenapa kau menyiapkan semuanya? Aku bisa melakukannya sendiri" ucap Zayyan.
"Karena saya sudah terbiasa melakukannya, saat bersama Pak Edgar pun" ucap Nara.
Zayyan menghela nafas pelan, entah dia sadar atau tidak, namun dia langsung mengelus kepala Nara dengan lembut. "Tapi kau juga harus memikirkan dirimu sendiri, jangan hanya memikirkan tentang aku saja atau atasanmu"
Nara terdiam dengan jantungnya yang berdetak kencang, apapun yang terjadi saat ini, namun dia tidak ingin jantungnya berdebar seperti ini. Dia tahu apa yang dia rasakan sudah tidak bisa tertahankan lagi. Bagaimana ini? Nara belum siap memulai kisah yang baru, dia masih trauma. Tapi kenapa hatinya seolah mudah sekali luluh dengan semua perlakuan lembut Zayyan.
Aku tidak boleh terperangkap lagi oleh pria seperti ini. Nara, jangan sampai jatuh cinta lagi.
Begitulah Nara menyadarkan dirinya sendiri agar tidak terjebak lagi dengan pria yang membuatnya sakit hati dan terluka. Nara sudah cukup mendapatkan pengkhianatan selama pernikahannya ini. Jadi, dia tidak ingin dirinya kembali terjebak dengan itu.
"Em, saya bisa urus diri saya sendiri Pak" ucap Nara yang langsung menyingkirkan tangan Zayyan dari kepalanya. Dia tidak mau jantungnya terus berdebar kencang seperti ini.
*
Saat pesawat sudah mendarat di kota tujuan mereka. Nara dan Zayyan keluar dari kawasan Bandara dengan menarik koper masing-masing. Mereka menemui seorang pria yang memang sengaja menjemput mereka untuk acara ini. Namun Nara langsung terdiam saat melihat pria yang menjemput mereka itu.
Tidak! Ini bukan mimpi. Kenapa harus dia Ya Tuhan?
Pria itu juga terlihat tertegun melihatnya, dia baru saja berpindah ke cabang di Perusahaan di Luar Kota ini dan belum begitu kenal dengan semua rekan kerja Bosnya. Sampai dia bertemu dengan mantan istrinya.
"Hallo Tuan Zayyan, saya Andre Asisten Tuan Handan yang baru" ucap Andre.
Zayyan mengangguk saja, sungguh dia benar-benar menunjukan sisi dinginnya ketika bertemu dengan orang asing. Tapi entah kenapa ketika di depan Nara, dia seolah mempunyai kepribadian yang berbeda.
"Mari silahkan masuk Tuan"
Andre membukakan pintu untuk Zayyan di kursi belakang mobilnya. Sementara Nara memilih untuk memasukan kopernya dan milik Zayyan ke bagasi mobil. Padahal sudah ada Pak sopir yang akan melakukan tugas ini. Tapi Nara tetap saja melakukannya.
"Sudah biarkan Pak Sopir saja"
Deg,, Gerakan tangan Nara langsung terhenti saat mendengar suara Andre barusan. Dia menoleh pada Andre, namun hanya sekilas dan tidak berbicara apapun lagi. Dia langsung berlalu dan masuk ke dalam mobil.
"Ada apa?" tanya Zayyan saat melihat raut wajah Nara yang tidak seperti biasanya.
Nara menggeleng pelan, dia juga tidak mungkin menceritakan apa yang sekarang dia rasakan. "Tidak papa Pak, tapi kenapa kita bertemu dengan Tuan Hadnan, bukannya kerjasama kita sudah selesai ya?"
"Tadi malam Tuan Hadnan menghubungiku, dia ingin mengajukan sebuah proyek baru untuk bekerjasama lagi dengan Perusahaan kita" ucap Zayyan.
Nara hanya mengangguk saja, jelas dia tidak akan bisa mencampurkan urusan pribadi dan pekerjaan. Tetap profesional. Saat Andre dan Pak Sopir masuk ke dalam mobil, Nara langsung terdiam. Dia tidak lagi banyak berbicara dengan Zayyan.
Mereka pergi ke Perusahaan Tuan Hadnan itu, untuk membahas kerjasama ini sebelum besok pagi ada sebuah peresmian hotel. Pertemuan kali ini cukup serius, karena Nara yang juga ikut hadir dan yang membuat dia sedikit malas, karena yang menjadi asisten Tuan Hadnan adalah Andre. Tidak seperti saat kerjasama yang dulu terjadi bersama Pak Edgar, karena Asisten Tuan Hadnan bukanlah Andre.
"Nara, kamu masih begitu setia dengan Perusahaan Tuan Edgar ya. Kamu memang hebat, tidak seperti Jeslyn yang sekarang malah memilih untuk terjun di dunia entertainer" ucap Tuan Hadnan.
Nara hanya tersenyum saja, terlihat jelas jika sampai saat ini Tuan Hadnan tidak tahu jika Andre adalah mantan suami Nara, sebagai teman dari anaknya sejak kuliah.
"Baiklah, kalau begitu kami pamit pulang dulu, Tuan Hadnan. Karena kami juga baru sampai dan langsung menyempatkan datang kesini, kami ingin istirahat sejenak" ucap Nara yang melihat Bosnya juga sudah mulai tidak betah dengan pembicaraan yang sudah bukan lagi tentang pekerjaan.
"Ah, baiklah. Terima kasih banyak Tuan Zayyan, karena sudah mau mampir kesini dan membicarakan tentang kerjasama ini.Tolong di pikirkan lagi tentang pengajuan kami itu" ucap Tuan Hadnan.
Zayyan berdiri dari duduknya, begitu pun Tuan Hadnan. Mereka saling bersalaman, sebelum berpisah, begitu pun dengan Andre sebagai Asistennya. Namun, Nara hanya berselaman begitu sekilas pada Andre, hanya untuk profesional kerja saja.
Saat berada di dalam mobil, Zayyan melihat Nara yang hanya menatap keluar jendela tanpa mengatakan apapun. Membuat Zayyan merasa ada yang aneh dengan Nara. Dia kembali mengelus kepala Nara, seolah sudah terbiasa saja dengan apa yang dia lakukan saat ini.
"Ada apa?" tanyanya begitu lembut.
Tidak bisa berbohong jika Nara juga sering tersentuh dengan suara lembut Zayyan ketika berbicara dengannya. Tapi terkadang Zayyan juga akan berubah menjadi tegas dan arogan. Memang disini Zayyan menjadi pria yang mempunyai kepribadian berbeda saat bersama Nara dan saat berada di depan orang lain.
"Tidak papa, hanya mengantuk saja"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Pujiastuti
tetap semangat ya kak
2024-02-10
0