Setelah sarapan bersama di Restoran Hotel ini yang begitu mewah dan nyaman. Sebuah Restoran yang bisa pesan meja di luar atau di dalam ruangan. Dan karena pagi ini cuacanya sangat cerah, mereka memilh untuk pesan meja di luar ruangan saja. Di rooftop Restoran dan Hotel ini sungguh nyaman dan indah. Bisa melihat pemandangan dari atas dengan indah.
"Desain Hotelnya bagus ya, apalagi Restorannya ini" ucap Nara.
Zayyan tersenyum, dia ikut memandang ke arah Nara menatap. Kekasihnya itu sedang menatap pemandangan di bawah sana. "Tentu saja, semua Perusahaan yang bekerja sama dengan Investasi Perusahaan kami, tidak akan mungkin menggunakan proposal tanpa konsep yang jelek"
Nara menoleh pada Zayyan, dia tersenyum. "Memang semuanya selalu sukses besar jika sudah bekerja sama dengan Perusahaan ini"
Nara terdiam saat melihat seseorang yang berjalan ke arah meja mereka. Membuat dia menjadi tidak mood saat melihatnya. Mau apalagi dia kesini? Apa dia benar-benar ingin bertemu denganku. Dasar tidak tahu malu. Gumamnya dalam hati.
"Selamat pagi Tuan Zayyan, maaf jika mengganggu waktu sarapan anda" ucap Andre.
Nara hanya memalingkan wajahnya, menghindari saling bertatap dengan pria itu.
Zayyan langsung menoleh pada Andre, dia ingat kalau semalam Tuan Hadnan yang mengatakan kalau Asistennya akan datang untuk tanda tangan kontrak kerjasama mereka yang baru.
"Ah, sudah datang rupanya. Cepat sekali, padahal ini masih pagi. Duduklah" ucap Zayyan.
Andre mengangguk, dia menarik kursi dan duduk diantara Zayyan dan Nara saat ini. Dia melirik Nara yang sejak tadi hanya diam dan malah memalingkan wajahnya.
"Ah, Sekretaris Nara, apa kabar? Maaf mengganggu waktu sarapan anda" ucap Andre, sengaja menyapa Nara hanya untuk berbasa-basi saja.
Nara menghembuskan nafas berat, sebenarnya dia tidak ingin bertegur sapa dengan pria itu. Tapi saat ini situasinya juga berbeda, ada Zayyan disini dan dia masih belum berani mengatakan yang sebenarnya pada Zayyan. Jika Andre ini adalah mantan suaminya.
"Ah, baik Pak Andre" ucap Nara dengan senyuman yang jelas di buat-buat.
"Mana berkasnya?" ucap Zayyan dingin.
Melihat rekan kerjanya yang menyapa Nara seperti itu saja, sudah membuat Zayyan kesal. Padahal sikap Andre dan Nara juga tidak berlebihan saat ini. Tapi sifat posesifnya seperti sudah menjadi kebiasaan ketika melihat Nara berbicara dengan pria.
"Ini Tuan, semoga anda bisa menyetujui proyek baru kami dan mau berinvestasi di Perusahaan kami lagi. Saya jamin kerja sama kali ini tidak akan pernah gagal" ucap Andre sambil menyerahkan berkas yang di bawanya.
Zayyan mengambil berkas itu dan membukanya, dia membaca berkas itu sekilas. "Saya akan lihat dulu dan pelajari dulu berkas ini. Nanti akan segera di hubungi"
"Baik Tuan, terima kasih. Kami begitu menunggu kabar dari anda" ucap Andre.
"Em, maaf saya permisi ke toilet sebentar" ucap Nara memotong percakapan mereka.
Zayyan mengangguk sambil menatap dengan tersenyum. Interaksi keduanya ini tidak lepas dari pandangan Andre yang berada disana. Membuat dia bertanya-tanya atas hubungan Zayyan dan Nara yang sebenarnya.
Apa mereka mempunyai hubungan spesial selain atasan dan bawahan? Tidak. Mana mungkin seperti itu.
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih karena sudah memberikan kami kesempatan untuk mengajukan proposal pada anda" ucap Andre.
Mereka berdiri dari duduknya dan saling bersalaman sebelum Andre pergi dari sana. Ternyata Andre tidak benar-benar langsung pergi, dia menunggu Nara diluar toilet wanita. Seolah tidak tahu malu dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bisa berbicara berdua dengan Nara.
Saat Nara keluar, dia begitu terkejut ketika melihat Andre yang berada disana. Nara ingin melewatinya dan berpura-pura tidak kenal dengannya, namun Andre langsung menahan tangannya. Membuat Nara langsung menghempaskan pegangan tangan Andre di lengannya.
"Mau apalagi si?!"
"Nar, jangan marah seperti ini. Aku hanya ingin berbicara sebentar saja denganmu" ucap Andre.
Nara menghembuskan nafas kasar, sungguh merasa jengah dengan sikap mantan suaminya ini. "Aku rasa semuanya sudah cukup. Apalagi yang ingin kamu bicarakan denganku? Kau sudah mendapatkan apa yang kamu mau, bukan? Mendapatkan tempat bagus di Perusahaan Tuan Hadnan, sekaligus menjadi calon menantunya. Apalagi yang kamu inginkan?"
Andre menunduk diam, dia menghela nafas pelan sebelum dia mendongak dan memberanikan diri untuk menatap Nara. "Aku tahu kalau aku salah, aku hanya ingin minta maaf padamu Nar. Tolong maafkan aku atas semua kesalahan yang aku lakukan padamu"
Nara menghembuskan nafas kasar, dia tersenyum tipis pada mantan suaminya ini. "Aku sudah lupakan semuanya, jadi kamu juga tidak perlu terus mengingatnya. Lupakan saja semua yang pernah terjadi diantara kita. Tidak perlu membahasnya lagi"
Saat Nara ingin berlalu pergi dari sana, Andre langsung menahan kembali tangannya. Seolah belum rela Nara pergi sekarang. "Ada hubungan apa kamu dengan Tuan Zayyan? Apa kalian mempunyai hubungan lebih dari seorang atasan dan bawahan?"
Nara terdiam sejenak dengan pertanyaan Andre yang dia tidak menyangka kalau mantan suaminya itu akan menanyakan tentang hal itu padanya. Apa mungkin memang sikap mereka berdua terlalu jelas, sampai Andre saja menyadari dengan hubungan mereka ini.
"Itu bukan urusanmu!"
Nara menghempaskan tangan Andre dengan kasar, lalu dia segera berlalu dari sana. Menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk menghilangkan kesal di dadanya.
"Dia itu maunya apa si?" gerutu Nara.
Nara menarik kursi yang tadi dia duduki, lalu dia duduk disana. Zayyan mengerutkan keningnya saat melihat wajah kekasihnya yang kesal.
"Sayang, ada apa?" tanya Zayyan.
Nara menghembuskan nafas kasar, untuk saat ini dia juga belum bisa benar-benar bercerita tentang kehidupannya pada Zayyan. Tentang Andre yang adalah mantan suaminya pun, belum bisa Nara ceritkan. Entahlah, seolah dia belum siap untuk bercerita dan mengungkit kisah lama yang membuatnya terluka itu.
"Tidak papa, aku ketemu tikus pengganggu tadi" ucap Nara.
Zayyan semakin mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan ucapan Nara. Dia meraih tangan Nara dan mengenggamnya. Lalu memberikan kecupan di punggung tangan Nara dengan lembut.
"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini agar tidak bertemu dengan tikus pengganggu lagi" ucap Zayyan.
Nara mengangguk, dia segera berdiri dan mereka pun pergi dari Restoran itu. Hari ini Zayyan memang berniat untuk mengajak Nara berjalan-jalan, mumpung mereka masih berada di Kota ini yang cukup banya wisata yang bisa mereka kunjungi.
Di balik dinding, Andre jelas melihat bagaimana perlakuan Zayyan pada Nara. Apalagi saat dia mengecup punggung tangan Nara, terlihat sangat lembut dan begitu tulus.
"Apa mereka memang benar berpacaran?" Gumamnya pelan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Pujiastuti
kenapa kamu masih kepo sama urusan mantan istrimu Andre urus aja masalah hidupmu sendiri ngak usah mau tahu apa yang mantan istrimu lakukan dasar kamu laki² ngak punya hati udah nyakitin Nara
2024-02-12
0