"TIDAK!" Bryan lelaki yang tengah berdiri menjulang tinggi itu menatap permusuhan pada lelaki tua bangka di depan nya, sudah dapat ia pastikan, sebentar lagi daddy nya itu akan bercampur dengan tanah liat.
Rito Lax Hernandez, lelaki dengan perawakan tinggi besar namun memiliki wajah rupawan bak dewa Yunani itu terkekeh dengan sinis.
"Salah mu sendiri, jangan seolah-olah merasa lupa akan janji mu,"
Bryan mencengkeram gelas berisi wine di tangan nya menyalurkan rasa amarah yang siap meledak begitu saja.
"Bukan kah daddy tau, kelakukan bejat ku masih mendarah daging."
"Lalu?" Daddy Rito mengerutkan kening heran, apa yang salah dengan sikap atau tindakan bejat? Toh itu bisa di ubah, pikir nya.
Helaan napas terdengar, secara perlahan Bryan memijat pelipis pusing, "Aku belum siap menikah!"
Seringai tajam muncul pada bibir Daddy Rito, menatap penuh remeh Bryan lantas berucap,"Itu resiko mu, bercinta dengan wanita mahal seperti putri tunggal Keluarga Leorio."
"DAMN! Aku tidak sampai berpikir bahwa wanita itu berasal dari keluarga konglomerat." Bryan mengigit bibir frustasi.
mengapa ia begitu bodoh karena melakukan sex dengan wanita terhormat bermarga Leorio itu.
"Tidak akan sampai, karena pikiran mu hanya sex dan sex, tidak ada yang lain!" Daddy Rito berucap dengan ketus, ingin marah namun dia juga malu.
Karena sejujurnya, Daddy Rito lah yang menurunkan sifat bejat Bryan. Yeahh, waktu muda dulu mungkin dia lebih parah dari putra pertama nya itu, bukan kah buah jatuh tidak jauh dari pohon nya?
Tak perlu tes DNA, karena Daddy Rito sudah yakin pasti, bahwa Bryan merupakan darah daging nya. Sifat yang sama persis, begitu bajingan dan hyper sex.
Bryan menutup mata sejenak, demi Tuhan, ia tidak pernah berpikir akan menikah secepat kilat, "Aku bisa menyakiti wanita itu." Ujar nya dengan napas yang mulai berat.
"Itu tanggungjawab mu." Daddy Rito menjawab dengan intonasi kesal, dia segera berdiri secara cepat ingin keluar dari ruangan kerja nya, namun sebelum itu berucap.
"Jangan kabur, atau aku akan membunuh mu."
Dengan lunglai Bryan mengangguk, menatap punggung daddy nya yang sudah tidak terlihat lagi, meninggalkan diri nya dengan Max yang berdiri dengan kokoh di belakang nya.
Mengadahkan kepala pusing, Bryan menatap wajah datar milik Max yang membuat ia spontan mengetatkan rahang marah.
"Shit! Masalah ku bertambah karena wajah setan mu itu Max!"
Sedangkan Max yang tidak tau apa kesalahan nya hanya mengerut, binggung sendiri, memang nya apalagi kesalahan yang dia perbuat?
Max hanya berdiri untuk menemani tuan nya yang seperti tengah di sidang itu.
Astaga, Max tau, dia bernapas pun salah, karena kali ini mood tuan nya benar-benar buruk.
"JAWAB! Apa kau tuli heh?" Bryan membentak dengan suara keras bagai tengah menyuarakan bendera perang.
Sungguh entah mengapa, Bryan benar-benar kesal saat melihat wajah datar milik tangan kanan nya itu. Di mata Bryan, Max seperti menertawakan nasib nya, padahal Max sendiri hanya diam seribu bahasa.
"Tidak tuan." Max menjawab dengan seadanya.
Lirikan sinis terlihat, Bryan mengertakan bibir geram ingin memukul wajah Max, "Wajah mu itu Max! Oprasi plastik sana, sudah buruk rupa, datar pula."
Max mengerjabkan mata binggung, padahal wajah nya begitu tampan paripurna, rahang tegas, bibir sexy, dan hidung mancung, itu adalah kesempurnaan, enak saja Tuan nya itu mengatakan buruk rupa.
"Wajah saya selalu tampan, mungkin indra penglihatan anda sedikit-" Sebelum Max melanjutkan ucapan nya terdengar Bryan lebih dahulu berceletuk dengan napas yang menggebu-gebu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments