Disya mendesis kecil, entah mengapa tangan nya dengan spontan mengelus perut rata yang bahkan tidak menonjol sedikit pun dengan perlahan, sorot mata mulai berubah memanas, dengan senyuman manis Disya tujukan pada resepsionis
Resepsionis tersebut menatap Disya dengan tatapan penuh arti, "Tapi Nona." Mungkin ada sedikit keraguan pada hati sang resepsionis.
"Aku akan pergi jika begitu, permisi, Terima kasih." Disya mengalah, sebelum memutar tubuh, helaan napas terdengar begitu keras menderu hingga resepsionis itu mampu mendengar nya.
Namun, tak lama kemudian, terdengar resepsionis itu mulai kembali berbicara, "Nona biar saya bantu, sebenarnya sekarang president mempunyai waktu luang, jika anda berkenan menunggu, saya akan mengubungi president dan akan segera membuat janji pertemuan dengan anda."
Mata Disya membelak, tersenyum puas dengan aksi nya yang mampu membuat resepsionis itu merasa kasian, masa bodo dengan sikap nya yang mungkin mengharapkan rasa kasian orang lain, namun masalah kali ini begitu penting, Disya sudah tak memiki waktu lagi untuk memikirkan harga diri nya.
Dengan perlahan, Disya membalikan tubuh nya, "Aku ingin membuat surprise untuk Mr. Bryan." Seru nya dengan nada di buat lembut.
Astaga tidak tau diri memang, namun apakah Disya pikirkan? Tentu saja tidak. Sudah berbaik hati Resepsionis ingin membuat janji pertemuan, namun Disya malah meminta hal lebih. Lancang.
"Nona, saya tidak bisa berbuat sejauh itu." Ujar resepsionis dengan pandangan menunduk, rasa nya ingin membantu, namun Disya yakin resepsionis tersebut merasa bimbang, apalagi dengan hak wewenang nya yang tidak lebih hanya pekerja biasa.
Dengan napas teratur, Disya mengangguk, "Baik lah, jika begitu."
Astaga, resepsionis tersebut terlihat begitu binggung di buktikan dengan tampikan sorot mata nya yang tengah merasa bersalah,"Mohon maaf nona, saya tidak bisa membantu lebih lagi." Seru nya, dia mundur beberapa langkah, lalu melakukan bow setengah badan sebagai tanda permintaan maaf.
Sial gagal!
"Never," Disya segera memutar tubuh nya kembali, akan tetapi sebelum ia melangkah kan kaki nya pergi menjauh, terdengar suara bariton memanggil nya.
"Disya!" Lelaki itu berlari, menghampiri Disya yang sekarang telah menatap si sumber suara. Lantas Disya menarik bibir nya dalam, tersenyum dengan penuh arti.
Dia adalah, Frankly Oktrovio, merupakan kepala divisi bidang pemasaran muda yang di kenalkan oleh Steven untuk menjadi teman kencan nya, namun mereka malah akrab hingga menjadi layak nya teman. Oh god senyuman terus terpancar di bibir Disya, bersyukur kali ini Disya bertemu dengan Frank, lelaki yang bisa Disya manfaatkan keberadaan nya.
"Frank." Disya masih tersenyum, terkekeh dengan pelan.
Terlihat Frank berkedip beberapa kali dengan heran, "Ada apa Disya? Kenapa kau ada di sini?" Tanya Frank dengan sorot mata ingin tau. Selepas dia berada di hadapan Disya, kepala Frank sedikit menunduk dengan kening yang mengerut.
"Aku ingin menemui, Mr. Bryan." Seru Disya dengan intonasi bicara yang mulai di buat lemah, dengan tatapan yang amat sendu, tatapan yang membuat rasa keingintahuan Frank semakin tinggi.
Frank memegang pundak Disya pelan, "Hey? What wrong honey? Tell me." Seru Frank dengan senyuman tulus, kini tangan nya beralih mengelus rambut Disya yang di gerai, tentu saja dari segi intonasi bicara Frank tau, Disya sedang merasa sedih.
"Aku hamil." Tiba-tiba seruan kalimat itu meluncur pada bibir mungil Disya. OH HELL SIALAN ADA APA DENGAN MULUT NYA INI? HAMIL ASTAGA! Bahkan tak terbesit sedikit pun jika alasan yang akan Disya lontorkan adalah hamil!? Demi dewa-dewi bibir nya seolah-olah berbicara tanpa perintah nya.
Frank mulai mundur selangkah, mata nya membelak terkejut sorot mata nya seolah-olah memudar secara perlahan, tangan yang menggengam bahu kini telah beralih terjatuh dengan mudah nya, memperlihatkan bahwa tangan itu tak di resapi oleh energi.
Menunduk dengan kuat, Disya memaki diri nya sendiri atas hal bodoh, apa lagi ini!? "Frank, " Disya memanggil Frank dengan pelan, kepala nya menggeleng, shitt kenapa mata ku panas!?
Tatapan Frank terlihat mengeras, dengan rahang yang mulai diketatkan, "Siapa Disya?" Tanya Frank dengan nada rendah, namun entah mengapa Disya merasa bergidik ngiri sesaat setelah suara tersebut menembus indra pendengaran.
"Mr. Bryan." Satu kata yang membuat jantung Disya memompa darah dengan cepat, semoga tidak ada yang mendengar jika dia mengandung anak dari President! Bisa gawat jika ada yang mendengar. Mungkin nama nya akan tercemar dengan cepat.
Kini tatapan Frank mengelap, kepala nya menggeleng dengan kening yang mengurut, tunggu tunggu, Mr. Bryan CEO nya!? Gila, bahkan Frank terasa tak mampu mengatakan satu kata. Kini bibir nya bungkam seolah-olah keterkejutan masih mendiami hati nya.
"Bantu aku, aku ingin menemui Mr. Bryan." Pinta Disya dengan mata menatap sendu, memberikan tatapan penuh harap pada lelaki tampan yang berada di hadapan nya.
Frank melengos, tangan nya menarik Disya secara pelan, membawa nya masuk lebih dalam, keperusahaan dengan 35 tingkatan itu, membawa nya menuju kelift membiarkan tatapan para pekerja yang menatap mereka heran.
Bibir Disya tersenyum kepuasan, berbeda dengan mata nya yang masih menyorot penuh kesedihan, rencana nya berhasil, Disya berjanji jika mereka bertemu, Disya akan melayangkan tinju pada bibir Bryan.
Tanpa sadar lift sudah berhenti dengan gedung posisi paling atas, di sini lah Mr Bryan berkerja, hanya Mr Bryan dan sekertaris pribadi nya tak ada pegawai yang berani nekat untuk menduduki tempat ini. Interior terlihat mewah dari rungan yang di lain, desain khusus.
"Selesaikan masalah mu, jika Mr. Bryan tidak ingin bertanggung- jawab, aku yang akan menikahi mu." Celetuk Frank pelan, dia menoleh menatap kearah Disya dengan tatapan dalam, tersenyum kecil, dan segera berbalik setelah dia mengatarkan Disya kedepan pintu bercat putih namun di lapisi oleh kaca.
Disya membalas senyuman Frank, "Aku berjanji, secepat mungkin, masalah ini akan aku tundukan. Terima kasih Frank telah membawa ku masuk kesini, good bye and say bye." Jawab Disya menatap tubuh Frank yang sudah berada di dalam lift, untuk kembali kepekerjaan nya.
"Take care, anything you looking it, god wish you Disya, bye and love u." Ujar Frank dengan lift yang mulai secara perlahan menutup dan membawa Frank kembali kebawah.
Bibir Disya masih mengantungkan senyuman manis, kini dia berbalik, spontan mata nya tertutup rapat dengan diiringi oleh helaan napas kasar, Disya tau ini sangat beresiko, namun ini lah takdir.
Dengan langkah tegas Disya memegang knop pintu, namun mata nya sedikit melirik kearah samping, ternyata adalah ruang an selertaris pribadi Bryan, namun tak ada kehidupan di ruangan itu, Disya pikir dia sedang pergi.
Kening Disya mengerut, saat terasa knop pintu mudah untuk di dorong, tangan nya berhenti sejenak, tidak di kunci oh god seperti nya Tuhan benar-benar memberkati nya, hingga liat lah semua half yang dia lakukan di sini, di permudah.
Tersenyum penuh Arti, Disya segera membuka pintu dengan pelan, indra penglihatan nya memutar dan menelisik, namun di detik kemudian jantung nya berpacu dengan cepat dengan mata yang membelak terkejut. Tunggu... Tunggu....
SIAPA WANITA ITU? LANCANG!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Rike
up date bnyk2 Thor seru
2024-02-04
0
Yuli a
waduh... siapa tuh...
si play boy ni kok bs sm si disya temn celia..
2024-02-04
0