Bab 3

~Flashback On~

Disya sedikit menggerutu, memaki-maki dokter yang menaugi nya, yang mengatakan bahwa pengobatan wajah nya belum sempurna, darah merah nya terlonjok terasa mendidih.

Padahal Disya merasakan bahwa luka bakar yang menjadi sumber penyakit nya telah menghilang, dan beberapa bagian sudah di oprasi untuk mengembalikan bentuk semula wajah nya.

Hell, Disya mengendarai mobil sedikit ugal-ugalan, menyebalkan sekali mulut dokter itu!

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 7.00 PM, ya memang Disya lebih memilih control di waktu-waktu yang cukup menyenankan bagi nya.

"Uh, aku binggung." Keluh Disya dengan sedikit menambah kecepatan laju mobil nya, entah akan kemana Disya merasa sekarang butuh ketenangan agar jiwa nya tidak merasa gila.

'Club malam' umm tidak salah, frasa itu berjalan memutar di otak nya.

Hingga membuat Disya merasa minat untuk datang ketempat laknat itu. Perasaan ingin tau nya seolah-olah lebih besar, dari pada rasa takut ketika melihat mom dan daddy nya marah besar.

Disya mengambil headphone nya, namun sebelum itu Disya sengaja menepi kan mobil nya di salah satu tempat parkir menuju kearah taman.

Berniat menghubungi seseorang.

"Hello? With me speaking." Seru Disya saat panggilan nya telah terangkat.

Wanita di seberang sana sedikit mendengus, Ia adalah sahabat kecil Disya yang masih mendiami rumah halaman nya di negara X.

"Celia, aku ingin ke club! Tapi aku tidak memiliki teman, sekarang katakan pada ku, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Disya dengan sedikit nada kesal.

Walaupun Disya memiliki teman di negara ini, namun rasa nya Disya tak ingin menggangu waktu mereka.

Bukan tanpa sebab namun teman nya yang berada di negara ini sedang menjalankan sidang akhir semester, sangat tidak elite jika Ia menggangu mereka.

"Club? WHAT THE.. HOW??? Kau ingin pergi ke club?" Tanya Celia di seberang sana dengan sedikit teriakan memekik telinga.

Disya mendengus tak suka, "Hey jangan berteriak, aku masih punya telinga yang wajib aku jaga kesucian nya!" Ketus Disya dengan sinis.

"Hehe, maaf kan aku grils, oke, aku akan memberikan diri mu sebuah tips, tapi aku butuh alasan, tidak biasa nya kau akan pergi ke club, apakah virus ku sudah menyebar?" Tanya Celia ingin tau.

Karena Celia sendiri tau, bawasa nya Disya adalah wanita yang anti pada club malam apalagi minuman beralhokol.

Ayo lah, kenapa Celia banyak bertanya seperti ini?

"Tidak ada, Aku hanya bosan saja. Memang nya tidak boleh? Tips apa yang akan kau berikan?" Jawab Disya dengan intonasi malas. Malas meladeni pertanyaan konyol Celia.

"Oke oke. Aku akan memberikan tips, saat di club gunakan pakaian yang minim itu akan membuat lelaki terpikat pada mu. Dan lagi datang lah bersama salah satu teman mu yang sudah sangat pro dalam hal urusan club, okey?" Saran Celia dengan bijak. Namun tetep saja itu sedikit sesat.

"Come on, apakah harus menggunakan pakaian minim?" Tanya Disya heran.

Apa? Disya hanya ingin menenangkan diri nya, bukan berniat menarik perhatian lelaki!

"Yayaya aku hanya mengatakan jika ingin membuat lelaki jatuh hati pada pesona mu!" Tandas Celia dengan putaran pada bola matanya.

"Bukan pesona ku, namun pesona tubuh ku!" Ketus Disya dengan sedikit sinis.

Disya bukan wanita jalang, jadi untuk apa memamerkan tubuh nya? Memang akan mendapatkan kepuasan, namun Ia dan Celia berbeda!

Decakan kecil terdengar, "Huh terserah pada mu, aku ingin tidur! Perbedaan jam kita 4 jam, di sini sudah larut malam!

Tutt

Tutt

Tutt

Panggilan di matikan sepihak. Hell mati saja Celia ini!

Pada akhir nya, Disya mengendarai mobil nya menuju club, tak mengindahkan ucapan Celia untuk membawa seorang teman.

Toh siapa yang berani menyentuh nya? Disya merasa aman. Tak lupa sebelum itu, Ia mengirim pesan pada mom dan dad karena akan pulang terlambat, dan setelah itu mempower ponsel nya.

Disya mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, melaju secara perlahan namun pasti, membelah kerumunan pusat kota.

Jalanan lumayan padat namun tak terjadi kemacetan, hingga Disya sudah menginjak rem ketika mata nya sudah menangkap bangunan megah nan mewah yang berdiri kuat di hadapan nya.

Sebelum masuk Celia memarkirkan mobil nya, membawa kartu hitam dan meninggalkan headphone nya di dalam mobil.

Saat menginjakan kaki nya pada pijakan, Disya merasa sedikit takut. Mata Disya memutar segera berdiri lalu mengunci mobil nya secara otomatis.

Di liat nya, sekitar parkiran, Disya menangkap beberapa wanita yang hanya menggunakan pakaian dalam, ada pula wanita yang hampir telanjang sedang memasuki mobil mewah milik si tua bangka.

Sangat menjijikan.

Apa yang akan mereka lakukan? Astaga pikiran nya sudah mulai kacau, antara ingin melanjutkan masuk, atau kembali pulang saja?

Huh, Disya menstabilkan perasaan nya, mencoba mengabaikan rasa takut yang menghantui jiwa nya, dengan langkah tegas, Disya berjalan menuju gerbang utama.

Sebelum masuk nyata nya Disya harus menjalani pengecekan terlebih dahulu, dan mendaftarkan diri sebagai salah satu pengunjung salah satu club.

Kurun waktu 5 menit Disya menunggu, hingga pelayan datang menghampiri nya.

"Nona, anda sudah terdaftar menjadi salah satu pungunjung club kami. Silahkan melakukan pembayaran untuk penerimaan kartu." Ujar pelayan dengan senyuman manis.

Pakaian yang cukup minim bahkan Disya bisa melihat belahan dada gadis muda itu. Upss gadis?

Kepala Disya memgangguk, segera saja, Disya melakukan pembayaran menggunakan kartu hitam yang dia genggam.

Tak lama kemudian dia sudah mendapatkan kartu akses keluar-masuk club mewah itu. Dengan segera Disya masuk mengabaikan sapaan sopan pelayan itu.

Langkah Disya maju pantang mundur, music menggelora masuk kedalam indra pendegaran nya, banyak sekali wanita-wanita penggoda, dan lelaki hidung belang yang setia mendampingi bitch itu.

Disya segera melangkah, menatap pelayan yang mengantarkan nya masuk menuju salah satu meja. Terlihat pelayan itu sedikit memelankan langkah nya, berhenti tepat di depan meja bundar yang di lingkari oleh 5 kursi.

"Nona, semoga anda menikmati malam ini! Dan jika membutuhkan sesuatu anda bisa memanggil saya!"

"Ya, terima kasih."

"Nona karena anda pertama kali datang, maka pihak kami akan memberikan wine anggur yang berasal dari negara F!" Seru pelayan itu dengan senyuman yang ramah.

Disya membalas senyuman itu, "Apakah tidak bisa di ganti oleh coklat susu panas?" Tanya Disya dengan wajah polos nya.

Pelayan itu nampak sedang berfikir, "Apakah Nona tidak berniat mencoba wine anggur premium? Kita mendapatkan wine itu dari negara F, negara yang menghasilkan Wine terbaik di dunia."

Seolah-olah pikiran Disya goyah, rasa ingin mencicipi pun Disya rasakan, seperti apa rasa minuman yang bisa membuat orang candu ini, apakah senikmat itu.

"Emh, aku ingin mencoba nya, berapa kadar alcohol nya?"

"Hanya 30% Nona, Itu tidak akan membuat kita mabuk."

"Emh.. Aku tunggu." Done Disya menerima tawaran itu.

Disya menatap pelayan itu yang melakukan bow setengah badan dan meninggalkan diri nya, lantas Ia segera duduk, menikmati alunan music yang lama-lama mulai nyaman terdengar di telinga nya.

Hingga dalam hitungan menit, pelayan tadi tiba dengan membawa satu botol kaca dan satu gelas kecil.

"Selamat menikmati Nona, saya pamit undur diri." Seru pelayan itu dan berlalu meninggalkan Disya pergi.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!