"Katakan, bagaimana cara ku menghamili mu dalam 3 hari, hmm?" Tautan di kening menyorot mata.
Sungguh hal itu sudah sangat memperjelas jika lelaki yang menghadang tubuh Disya tengah kepalang kesal dan rasa ingin tau yang memenuhi seisi kepala pintar nya.
Disya mengotak-atik pikiran nya, katakan dia harus memberikan alasan apa!?
Bahkan terasa otak nya sudah tak mampu untuk berfikir, karena sudah merasa lelah setelah melakukan sandiwara yang cukup panjang.
"Aku----itu, emhh hanya?" Bibir nya tertarik, sengaja Disya menggigit bibir nya karena binggung harus mengeluarkan kata apa dari dalam mulut nya.
"Shh." Terdengar Bryan mendesis pelan menatap wajah wanita yang telah mengaku mengandung dari benih nya.
"Look at me baby, kemana keberanian mu tadi, " Senyuman sinis muncul dari sudut bibir Bryan.
Bertanya-tanya, kemana keberanian Disya? Tentu saja menghilang di telan rasa kebinggungkan.
Apa lagi di hadapkan dengan lelaki yang cukup tampan, katakan apa yang harus Disya lakukan sekarang!?
Dengan napas memburu Disya malah menutup mata nya, tak mengindahkan ucapan Bryan, lelaki mesum itu.
Oh hell, Bryan manarik tangan kanan nya dengan cepat, lantas menarik dagu Disya kasar.
"Penganggu, katakan hukuman apa yang pantas untuk mu?" Tanya Bryan dengan mata yang memincing, menampilkan ekspresi datar, namun bisa di artikan Bryan sedikit tak suka akan kehadiran wanita itu, yang layak nya seperti kuyang.
Mampus! Disya hanya mampu berkomat-kamit ingin menangis, menatap wajah garang Bryan yang sial nya menambah ketampanan milik lelaki itu, kenapa bibir nya seolah-olah terkunci dengan sendiri nya!
Tak bisa di pungkiri Disya ingin berteriak, namun bibir nya bahkan tak singkron dengan jalan otak nya.
"Kau tuli, apa bisu? Cih, menyusahkan," Bryan terus berucap, namun perlu di garisbawahi bahkan ucapan yang keluar dari bibir Bryan menyentil hati, Disya akui!
Mata Disya membulat sempurna, lantas kepala nya menggeleng.
"Jika aku tuli dan bisu, sebuah hal mustahil saat aku mengusir wanita monyet itu!" Ketus Disya dengan intonasi sinis.
Merasa tak terima di saat Bryan mengatakan bahwa diri nya ini bisu serta tuli, uhh jika di pikir menggunakan logika, tentu saja itu tidak masuk akal!
Bryan tersenyum devil, dia tanpa pikir panjang menjepit paksa dagu Disya secara kasar.
"Hmm? Katakan, anak siapa yang kau kandung ini bitch, aku bahkan baru menyentuh mu 3 hari, kau pikir aku bodoh?" Bryan bertanya dengan nada rendah, namun cukup mematikan untuk di dengar.
Dengan keberanian yang entah di dapat dari mana, Disya mendorong tubuh Bryan, mata nya menatap angkuh lelaki itu.
"Lantas, apa kau pikir, aku tengah mengandung sesungguhan?" Tanya Disya meremehkan, dia juga dengan santai nya berjalan kearah sofa, mendudukan tubuh nya di sana.
Terlihat, raut wajah Bryan berubah mengeras, kali ini dia merasa tak memiliki harga diri!
Bryan mengatur napas nya memcoba membuang rasa ingin mencincang habis tubuh Disya, kini ekspresi wajah nya kian membaik, dengan segera Bryan lagkahkan kaki nya menuju ke kursi kebanggaan nya.
"Kau ingin uang? Aku ku berikan, lalu enyah lah dari pandangan ku!" Usir Bryan dengan santai, dia menyilangkan kaki nya dengan alis yang terangkat dan tangan yang berada di atas perut saling bertautan.
"Berapa banyak uang, yang kau ingin kan?"
Brakkk
Disya memukul meja dengan keras, hingga menimbulkan dentuman yang saling bersautan pada ruangan, bisa di liat Ekspresi Bryan kian mulai memanas kembali.
Bukan tanpa sebab, namun Disya merasa di rendahkan atas perkataan Bryan. Bukan untuk uang! Disya datang untuk meminta pertanggungjawaban.
Dengan langkah kaki tegas, Disya berjalan mendekati Bryan, tanpa aba-aba pula tangan nya sudah menarik dasi Bryan secara kasar.
"Kau pikir aku jalang mu, sir?!" Tanya Disya dengan kata penekanan yang cukup kuat, menatap wajah Bryan dengan pandangan yang memburam marah.
Sedangkan Bryan hanya terkekeh, "Lalu, jika kau bukan jalang, menjelma apakah diri mu ini hmm?" Jawab Bryan tak kalah.
Bryan mendorong tubuh Disya secara kasar, namun dengan cepat sebelum Disya terjatuh, lelaki itu menarik tubuh Disya, hingga kini ringkih itu sudah terduduk manis di atas pangkuan Bryan.
"Lepakan brengsek!" Disya memberontak dengan segala kekuatan yang dia miliki.
Jijik? Tentu saja, Disya tak ingin di sentuh oleh lelaki bermulut mematikan itu, yang baru saja mengatai nya, 'jalang'
Bryan memeluk erat pinggang Disya dengan erat, sangat erat, seolah-olah enggan membiarkan wanita yang berada di pangkuan beranjak, terkekeh dengan sarkas, Bryan menarik dagu Disya dengan kasar.
"Jangan berkata kasar bitch."
Jantung Disya berpacu, bibir nya terbungkam. Sial! Tangan nya bersiap ingin menerjang, namun sungguh Dewi keberuntungan tak berpihak pada nya, Bryan sudah bersiaga dengan memasang tangan yang siap memborgol pergerakan tubuh Disya.
"Ingin melawan?" Tanya Bryan dengan senyuman jenaka milik nya, yang membuat bulu kuduk Disya berdiri secara sensual, lantas lelaki itu menarik bibir nya hingga sunggingan muncul membentuk senyuman devil.
Memutar bola mata dengan pelan, Disya mencoba mengalihkan perhatian nya.
"Minggir." Disya berseru dengan intonasi perlahan, terduduk di pangkuan dari seorang Mr.Bryan membuat nya berpikir, bahwa bisa kapan saja, lelaki itu menyergap nya.
"Tidak, Seorang Bryan tidak akan menuruti siapapun." Tegas Bryan dengan nada sombong. Siapa gadis kuyang ini?
Yang berani menggatur nya, perlu kalian ingat tidak ada yang bisa membuat titah agar seorang Bryan melakukan sesuatu hal.
Dengan napas yang memburu, Disya menarik dasi Bryan, menatap manik mata lawan bicara nya dengan tatapan tajam.
"Ku pikir, kau mempunyai potensi untuk memahami kalimat ku." Disya berkata dengan sinis, dan dengan kasar, Disya mendorong bahu Bryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments