Kedua bibir mereka bertemu, Bryan mengunci pergerakan memberontak Disya dengan kuat, membawa Disya kedalam pelukan nya. Tangan berurat milik Bryan tengah membuka kemeja yang Disya gunakan secara kasar, seolah-olah tak akan ada waktu untuk besok.
"Bre-ng-sek nghhh." Disya menutup mulut nya dengan cepat, mengunci mulut nya dengan rapat di saat Bryan lengah agar tak kembali mencuri ciuman nya.
Senyuman devil muncul di sudut bibir Bryan, menatap penuh obsesi pada Disya yang nampak sedikit ketakutan, apalagi dengan bibir yang di katup membuat jiwa birahi Bryan bangkit.
"Kau tau baby? Hanya diri mu, yang menolak pesona ku, namun kita lihat kedepan nya, siapa yang akan terbuai terlebih dahulu." Bisik Bryan di depan telinga Disya, tentu nya dengan intonasi sensual. Tak segan, Bryan malah mengisap telinga kanan Disya dengan kuat.
Disya terjengit, "Stop sialan!"
Bryan bagai hewan buas, lelaki itu malah menarik rahang Disya kasar, ingin mencium kembali bibir manis tersebut, namun sayang nya, Disya lebih cekaten dengan mengalihkan wajah nya ke arah lain, dan menutup bibir nya kuat-kuat.
Tatapan Bryan berubah dengan sekejap mata, namun tak lama dari itu muncul senyuman miring, "Kau tak suka di bibir hmm? Baik sayang." Ada banyak cara tentu nya yang akan Bryan lakukan, agar mangsa nya terlena hingga jatuh kepada pesona nya.
Dengan bibir yang sedikit membuka, Bryan menghisap kuat leher Disya, seolah-olah tak akan ada hari besok, lelaki itu begitu fokus, memcium, menjilat, hingga menghisap kuat.
"SKAKMAT KAU LELAKI BAJINGAN!" Disya terus memberontak kuat, tak ingin kembali di sentuh dengan tangan jahanam milik lelaki yang terus berkeliaran di tubuh nya.
Bryan mengeram kesal, tangan nya dengan cepat menjepit pipi Disya kuat, "Diam bitch, kau terlalu banyak bicara."
"Apa mau mu, sialan?" Dengan napas yang tertahan, Disya berbicara lantang, memberikan tatapan tak suka.
"Mau ku? Kau lah yang datang sendiri kepada ku, seharusnya kau berpikir menggunakan otak udang mu itu, sebelum datang kemari, untuk memikirkan resiko yang akan kau dapat!" Bryan mendesis tak suka.
Dengan tatapan tajam, Disya berucap,"Aku hanya ingin meminta pertanggungjawaban mu!"
"Apa kau tengah mengandung?" Kening Bryan terangkat, bibir nya tertarik menyunggingkan senyuman remeh.
Kepala Disya menggeleng polos, namun izinkan ia berteriak, bahwa kehilangan sesuatu yang telah di jaga sejak ia di lahirkan, dan di rampas pada saat kesadaran nya hilang itu sungguh menyakitkan!
Bukan lah itu termasuk pemerkosaan tanpa ia sadari?
Bahkan tak pernah Disya bayangkan, bahwa lelaki bajingan ini lah yang menjadi sumber masalah besar bagi hidup nya.
"Sekalipun aku tidak mengandung, tapi kau lah yang pertama merasakan tubuh ku!" Tegas Disya, ia segera mendorong kasar bahu Bryan, berdiri dari pangkuan Bryan dan sedikit menjauhkan tubuh nya.
Helaan napas terdengar begitu kuat, Bryan menatap Disya tak percaya, "Aku akan membayar mu, berapa yang kau mau?" intonasi nya sedikit menurun.
"Kau pikir aku wanita murahan? Uang? Aku tidak butuh uang!" Disya menolak dengan tegas, mata nya melotot sengit.
Seberapa banyak uang yang akan lelaki di hadapan nya ini berikan, ia akan tetap menolak dengan tegas.
Kening Bryan mengerut frustasi, "Lantas jika bukan uang, apa yang kau inginkan?"
"Tidak tau," Disya menjawab dengan tatapan polos.
"Astaga." Bryan mengeram, mengacak-acak rambut nya dengan kesal.
Izinkan Bryan berteriak, ia bisa gila menghadapi wanita yang entah berasal dari mana, yang tiba-tiba membuat kerusuhan pada kantor nya dan mengaku telah mengandung keturunan nya.
Disya menelan ludah kasar, "Aku hanya takut, bagaimana jika kecebong mu berhasil masuk kedalam lalu-"
"Stt, diam."
Secara perlahan Disya duduk pada sofa yang tersedia di sana menatap Bryan yang tengah berjalan kearah nya.
Astaga, demi apapun itu, Disya akui, Bryan memang sungguh tampan dengan pahatan sempurna pada wajahnya.
Apalagi, badan tegap itu? Damn! Pikiran Disya benar-benar kacau. Iman nya goyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments