Di sebuah pangkuan hangat, Shou membuka matanya. Dia melihat sosok gadis cantik dengan mata merah yang sedang menatapnya juga.
“Dia sudah bangun!” liriknya pada gadis lain yang duduk di sebelahnya.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Lukanya cukup parah, seperti habis dibanting ke sana kemari.” ucapnya sambil mengusap peluh keringat di dahi.
“Siapa kalian?” Shou membulatkan matanya karena rasa sakit di sekujur tubuhnya sudah hilang. Mungkin masih tersisa sedikit, tapi itu bukan masalah besar baginya.
Kedua gadis itu saling bertatapan, kemudian mereka mulai memperkenalkan diri.
“Namaku Ririn, kelas 1-A. Elemen sihirku adalah api, keahlian terkuatku adalah sihir penghancur jarak menengah.” ucap si gadis berambut hitam.
Kedengarannya mengerikan.
“Kalau namaku kau bisa panggil Violet, kelas 1-A juga. Elemen sihirku adalah tanah, tapi keahlianku di bidang sihir penguat atau penyembuh yang bisa berpengaruh bagi orang di sekitar.”
Pasti dialah yang mengobatiku.
“Anu ..., terimakasih ya Violet karena telah menolongku tadi, Ririn juga. Jika tidak ada kalian, mungkin aku akan menderita lebih lama lagi di sana.”
“Tak apa-apa, aku senang membantu.” Violet tersenyum manis.
“Iya, jangan sungkan. Jika kamu ada masalah, katakan saja pada kami. Apa yang membuatmu sampai terluka begitu parah? Siapa pelakunya?”
“Iblis angin, awalnya dia hanya melemparku sejauh belasan meter ke hamparan rumput. Dan dia malah melambungkanku lagi hingga ketinggian 20 meter dan harus menghantam ke jalanan yang begitu kokoh serta keras itu. Meski aku bisa meminimalisir dampaknya, tapi kalian tahu sendiri hasil yang kudapatkan.” Shou menghela nafas.
“Iblis?” Violet merasa terkejut, begitu pula dengan Ririn.
“Apakah kamu benar-benar bertemu dengan iblis? Kita harus memberitahu guru!” Ririn kelihatan gundah.
Melihat kedua gadis itu nampak begitu gelisah, Shou merasa bersalah. Dia kemudian menjelaskan bahwa semua itu tidak benar.
“Jadi, kamu dibuat babak belur sampai seperti itu gara-gara bu guru Elizabeth?” tanya Ririn memastikan.
Shou mengangguk.
“Kasihan sekali, dia memang suka kejam terhadap semua murid yang dia ajar. Bagaimana pun dia berasal dari keluarga bangsawan militer.” Violet meneruskan.
Dari sekian banyak guru di akademi ini, kenapa aku malah harus bertemu dengannya? Gerutu Shou dalam hati. Dia merasa keberuntungannya sudah habis, dan nasib baik di awal cerita hanyalah pemanis.
Di sisi lain, bu guru Elizabeth ternyata sedang memberikan laporan kepada kepala sekolah yang tampaknya masih berusia 26 tahunan. Kepala sekolah itu meminum teh hitamnya sambil membaca lembar demi lembar laporan yang diberikan bu guru Elizabeth.
“Ketahanan fisik 8, ketahanan sihir 0, kelincahan 5, regenerasi 4, insting dan pola pikir 6, refleks 10. Semua ini bisa dibilang cukup bagus, apalagi refleksnya. Apakah kamu yakin memberikan nilai sempurna untuk refleks anak itu?” Kepala sekolah melirik bu guru Elizabeth sambil menaikkan alisnya.
“Iya, dia berhasil meminimalisir dampak dari seranganku yang kulancarkan beberapa kali. Meskipun beberapa tulangnya patah, seharusnya dia bisa bertahan dan pulih besok pagi.”
Kepala sekolah itu menggelengkan kepala, “Kau memang kejam seperti biasanya, tapi tak kusangka kau akan sekejam itu kepada murid yang mungkin bisa mengubah dunia.”
“Dia sekarang adalah sampah, tak perlu dikasihani. Aku memang kagum dengan bakat awalnya sebagai penyihir, tapi jika dia tidak bisa menggunakannya maka akan percuma.”
Kepala sekolah tak bisa berkata apa-apa lagi, yang pasti dia juga harus mengawasi perkembangan murid barunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Ohh, Aku ingat sikap cewe kek gini...
2023-03-31
1
Arief Nurohman
tinggalkan 👣
2021-09-24
0
Ya Fi
ceritanya santai, itu yg enak
2021-05-06
0