CH-18 Bencana

Bu Ellia terkejut dirinya tiba-tiba dibutuhkan oleh bu guru Elizabeth, padahal dirinya hanyalah seorang penjaga perpustakaan yang mengabdi selama lebih dari 8 tahun.

“Apa yang dibutuhkan bu guru Elizabeth dariku? Aku merasa, aku tidak memiliki sesuatu yang berharga.” ucapnya merasa ragu bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan.

“Ikut saja denganku, aku tidak bisa membicarakannya di sini. Dan untuk bocah Shou, kamu sungguh membuatku kerepotan kali ini. Jika saja aku bisa mengeluarkan sihir tingkat ke-8, mungkin saja kau tidak akan bisa sesombong itu. Bersiaplah untuk menerima pembalasan dariku!”

Bu guru Elizabeth menatap Shou tajam, dia benar-benar kesal terhadapnya yang telah membuat bu guru Elizabeth babak belur. Meskipun bu guru bisa menyembuhkan diri sendiri, bukan berarti rasa malu dan direndahkan itu bisa hilang begitu saja.

“Apakah kamu menyesal?” tanya Ririn setelah bu guru Elizabeth pergi bersama bu Ellia.

Shou menggeleng, “Aku cukup puas dengan apa yang aku lakukan terhadapnya, penyesalanku hanyalah tidak bisa mengontrol kekuatan dan malah membuatmu ikut terluka. Kedepannya aku akan belajar cara mengontrol kekuatan, supaya tidak salah sasaran lagi.”

“Iya, harus. Kekuatan yang kamu keluarkan barusan setara dengan sihir tingkat 4 teratas, akan tetapi daya serangnya jauh lebih kuat dan sangat sulit ditahan.” ujar Ririn.

“Bahkan setelah mengeluarkan sihir sebanyak itu, Shou tidak nampak kelelahan. Sepertinya dia memang sangat berbakat, memiliki kapasitas mana yang tinggi.” jelas Violet.

Ririn menghela nafas, “Itu sudah jelas, kita tidak dapat dibandingkan lagi dengannya. Yang setara dengan dia mungkin hanya beberapa murid jenius dari kelas 3, seperti Raizen.”

“Raizen? Bukankah dia yang terhebat dari angkatannya. Apakah kamu tidak terlalu memandang tinggi Shou?” Violet merasa kurang yakin.

Ririn menggeleng, “Coba kamu bayangkan saja orang yang mampu mempelajari dasar sihir dan menguasai sihir tingkat ke-4 dalam satu minggu bagaimana masa depannya?”

“Mungkin akan bisa menjadi kaisar sihir termuda dan menguasai dunia, bukankah itu sudah jelas?” Violet menjawabnya dengan polos.

“Menguasai dunia?” Shou menggaruk kepalanya tak percaya. Kalau perkataannya benar, mungkin dia akan diincar oleh banyak orang.

“Kamu sudah mendengarnya ‘kan Shou? Saat ini kamu tidak boleh terlalu memamerkan kekuatanmu. Jika tidak, masa depan yang suram akan mendatangimu.” jelas Ririn.

Entah berkah atau kutukan, aku memiliki kekuatan sehebat ini. Yang pasti, jika aku memiliki kekuatan lebih pasti akan membantu Lisa untuk menemukan ayahnya yang tersegel. Jika tidak menemukannya hidup-hidup, setidaknya aku harus memiliki kekuatan untuk menolong ibunya.

Di dalam ruangan kepala sekolah, nampak bu guru Elizabeth, bu Ellia, dan kepala sekolah Klovis sedang berdiskusi. Mereka bertiga melihat sebuah peta yang ditandai banyak silang oleh kepala sekolah, wajah mereka nampak begitu serius terutama bu Ellia.

“Bukankah ini seperti ....” wajah bu Ellia mulai berkeringat.

“Apakah kamu mengetahui sesuatu tentang pola penyerangan iblis kali ini?” tanya bu guru Elizabeth.

Bu Ellia menelan salivanya, “ini adalah pola untuk ritual kebangkitan, sepertinya para iblis ini berniat membangkitkan seseorang yang sangat kuat atau memanggil monster yang bisa meratakan sebuah kerajaan seorang diri.”

Kepala sekolah Klovis sepertinya sudah menduga hal itu, jadi dia tidak terlalu terkejut. Sementara itu, bu guru Elizabeth nampak begitu terkejut karena bencana akan segera datang. Tak tahu apa yang akan menanti, pastinya akan menimbulkan banyak korban dan kerugian.