Saat para bandit itu sibuk menjarah, mereka dikejutkan oleh sekelompok orang yang tiba-tiba menyerang mereka.
Satu persatu bandit itu tumbang, bahkan mati akibat tebasan maupun sihir api yang membara membakar tubuh mereka.
Bandit yang sedang berada di dekat Shou pun panik dan menjadikan Shou sebagai sandera.
“Jika kalian berani mendekat, aku akan membunuhnya!” ucap bandit itu sambil menempelkan goloknya di leher Shou.
Seorang petualang berzirah lengkap dengan pedang dua tangan itu berhenti, begitu pula dengan seorang dengan zirah ringan yang membawa pedang satu tangan.
Shou saat itu mengingat masa lalunya yang kelam, di mana secara tak sengaja ia membunuh seorang penjahat yang menyanderanya sebagai tindakan pertahanan.
“Lepaskan dia!” ujar si pria berzirah lengkap.
“Diam, jangan kemari! Jika kalian maju satu langkah pun, maka anak ini akan mati!”
Dalam seketika, Shou memegang lengan bandit dengan cukup keras dan memutar balikan bandit tersebut hingga tersungkur di tanah. Sorot mata Shou saat itu begitu dingin dan tampak mengerikan, bahkan sampai membuat 2 petualang tadi yang hendak menolongnya agak merinding.
“Manusia lemah sepertimu takkan mampu membunuhku.” Shou menginjak kepala bandit tersebut seperti keset. Bandit tersebut sudah tak sadarkan diri, jadi dia tidak dapat melakukan perlawanan ataupun meminta ampun.
Kedua petualang tadi menghampiri Shou dan menanyakan apakah dia baik-baik saja.
“Iya, sepertinya aku tidak terluka sama sekali.” Shou melihat tangan dan kakinya.
“Baguslah kalau seperti itu. Bagaimana dengan paman yang ada di dalam kereta?” tanya pria berzirah lengkap.
“Ah, aku baik-baik saja. Dia tidak menyentuhku sama sekali.” ungkap paman Gin.
Tak lama berlalu, dua petualang lainnya datang.
“Semuanya beres, tak ada satu pun yang berhasil kabur.” ungkap lelaki berpakaian seperti ninja dengan senjata utama kunai.
“Tapi kau malah membunuh semuanya, jadi kita tidak memiliki orang yang bisa diinterogasi.” Timpal perempuan berjubah dengan sebuah tongkat panjang di tangannya. Di atas tongkat tersebut terdapat terdapat sebuah kristal berwarna merah zamrud yang menarik perhatian Shou.
“Kristal apa itu?” tanya Shou yang langsung mendekat ke arah gadis penyihir.
“Eh?” si gadis penyihir itu terheran dan menanyakan namanya.
“Namanya Shou, dia berhasil menumbangkan satu bandit tanpa membunuhnya tadi.” jelas pria berzirah lengkap sambil mengikat bandit yang masih hidup.
“Wah, terimakasih banyak. Berkatmu kami jadi memiliki orang untuk diinterogasi.” Gadis penyihir itu melirik ke arah Shou yang saat ini begitu terpesona dengan kristal sihir di tongkatnya.
“Sama-sama.” timpal Shou singkat.
Si gadis penyihir yang merasa dihiraukan itu merapalkan sebuah sihir untuk membakar jasad para bandit yang tersisa.
Kristal itu tak bercahaya sama sekali, apakah hanya hiasan saja? tanya Shou dalam hati.
Si gadis penyihir tampak kesal dengan ekspresi Shou yang nampak biasa-biasa saja setelah melihat sihir apinya.
“Missel nampaknya kesal dengan pemuda itu, apakah dia tidak akan membakarnya?” gumam pria berzirah ringan.
Shou yang mendengar ucapan tersebut langsung meminta maaf kepada gadis penyihir itu, “aku hanya ingin mempelajari lebih tentang sihir saja.” ungkapnya.
“Kenapa tidak belajar di akademi sihir saja?” tanya gadis penyihir yang dipanggil Missel itu.
“Akademi sihir?” Shou baru tahu bahwa ada semacam itu di dunia baru ini.
Kenapa Lisa tidak memberitahuku ya?
“Tapi biayanya cukup mahal, kebanyakan hanya kaum bangsawan saja yang mendaftarkan diri ke akademi sihir. Dan pakaian mu tidak terlihat seperti bangsawan sama sekali.”
Saat mendengar itu Shou langsung menghela nafas, karena memang pakaian yang dipakainya saat ini adalah milik ayahnya Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Baju sma mu mana? bagus baju sma soalnya
2023-03-31
1
Arief Nurohman
👣👌👍😄
2021-09-24
0
Arief Nurohman
👣👌👍😄
2021-09-24
0