Suasana menjadi canggung saat Lisa mulai menangis tersedu-sedu, Shou menjadi khawatir dan berusaha menenangkannya. Dia takut disalahkan oleh ibunya Lisa atau orang lain yang mendengarkan suara tangisannya, dan dengan usaha yang seadanya itu dia akhirnya bisa membuat Lisa berhenti menangis.
“Maafkan aku, tolong biarkan aku seperti ini untuk sementara waktu.” ucap Lisa yang kemudian mendekap Shou secara tiba-tiba. Jika dalam keadaan berbeda, mungkin Shou akan melepaskan pelukan Lisa dari dirinya.
Karena tak punya pilihan lain, Shou membiarkan Lisa mendekapnya untuk sementara waktu. Dia juga mengelus rambut Lisa yang begitu halus supaya gadis tersebut lebih tenang. Shou tidak ingin Lisa menangis kembali, selain takut disalahkan dia juga merasa tidak tega padanya.
Malam hari pun tiba, pamannya Lisa berkunjung ke rumahnya Lisa dan sedikit terkejut melihat Shou masih ada di rumah itu.
“Kenapa kamu masih ada di sini?” tanyanya.
Lisa kemudian datang sambil membawa makanan yang telah ia masak, “Ternyata paman sudah sudah datang. Aku ingin meminta sesuatu pada paman, silakan duduk. Mari kita makan bersama!” ungkapnya sambil menaruh beberapa mangkuk sayuran itu ke atas meja.
Pamannya Lisa yang bernama Gin itu kemudian duduk di samping Shou, dia mengamati Shou dari atas sampai bawah.
“Kamu tidak melakukan macam-macam kepada keponakanku ‘kan?” sorot mata paman Gin nampak begitu tajam.
“Macam-macam? Eh, tidak mungkin. Aku tidak berani berani melakukannya. Aku bersumpah!” Shou kelihatan begitu tegang dan menelan salivanya, dia takut bahwa hidupnya akan berakhir di sini pada saat dirinya baru saja mendapatkan kehidupan baru.
Paman Gin menepuk pundak Shou cukup keras, dia tertawa lantang melihat keluguan Shou.
“Aku percaya padamu, kamu tidak mungkin berani macam-macam dengannya.” ucapnya sambil tersenyum lebar.
Shou menghela nafas lega, dia bersyukur telah diselamatkan dari maut.
“Permisi sebentar!” ucap Lisa saat tiba di ruang makan, dia menaruh beberapa mangkuk sayuran lagi dan sebakul nasi ke atas meja.
Setelah semuanya siap, mereka bertiga pun mulai makan dengan santai. Kemudian pembahasan mengenai Shou yang ingin mempelajari sihir pun di mulai.
“Oh, seperti itu. Tapi bagaimana dengan rombongan mu?” tanya paman Gin.
Shou menggaruk kepalanya, “Ah, soal itu, mereka kembali duluan. Jadi tidak apa-apa.”
“Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Kamu harus memberitahu mereka jika kamu ingin menjadi seorang petualang.” Paman Gin mengingatkan.
Shou menghela nafas, dia berusaha untuk tersenyum dan bilang tidak apa-apa kepada paman Gin.
“Karena orang tua ku tidak ada di dunia ini.”
Paman Gin tersontak, “Maaf, aku tidak tahu.”
Lisa juga merasa iba. Dibandingkan dengan dirinya yang hanya kehilangan sosok ayah, setidaknya sampai saat ini dia masih bisa mengabdi pada ibunya.
“Tak apa-apa, lagi pula itu sudah berlangsung cukup lama juga.”
Paman Gin bergegas dari tempat duduknya, “Aku harus tidur lebih awal karena besok akan pergi ke ibukota. Shou, kamu ingin tidur di sini atau di rumahku saja?”
“Eh, soal itu ....” Shou melirik ke arah Lisa, meminta keputusannya.
“Biarkan dia menginap di sini saja paman, aku ingin bersamanya sedikit lebih lama karena besok dia harus segera pergi.” jelas Lisa.
Shou mengutuk dirinya yang pengecut seperti ini, padahal dia juga merasakan hal yang sama dengan Lisa. Perempuan itu adalah teman keduanya yang ia miliki, dan orang pertama yang ia kenali di dunia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Kaisar Naga
jarang jarang di isekai ada nasi
2024-03-06
0
Kaisar Naga
tukar posisi
2024-03-06
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Hmm mc kau harus jadi cowo yang berani mengunggkapkan tekad mu
2023-03-31
1