Menikah?

"Pernikahan kalian? Kapan kalian menikah? Kenapa tidak memberi tahu saudara ataupun keluarga besar, sungguh ini di luar BMKG, apa jangan-jangan kalian?"

"Jangan berpikir negatif, aku memang tidak ingin menunda sesuatu yang baik, apalagi dia juga butuh perlindungan dariku, ternyata rivalku masih saja tidak mau kalah."

"Maksudmu si Argo? Mau apa lagi dia? Butuh bantuan untuk membantai pria hidung belang seperti dia?" tawar Fany dengan senyum liciknya.

"Kalau aku butuh bantuan kamu, akan aku hubungi kamu lagi, yang sekarang adalah keselamatan dia lebih dulu, dia aman kalau ada di antara jangkauanku, lagian aku sudah menaruh hati pada Arsyila saat menyamar sebagai karyawan magang Dad, hanya bisa godain saja tapi tidak berani bicara serius, karena kurang sopan juga 'kan?"

"Dasar bucin, tapi kalau kayak gitu kejadiannya, aku akui sepupuku ini terbilang keren dan juga gercep," puji Fany pada sepupunya.

"Sudahlah, kamu ke belakang sana, nanti kita samperin, mau ganti baju dulu, aku juga sudah gerah dari tadi,"

"Iya-iya bawel."

Fany dan Bi Marning akhirnya keluar dari kamar tersebut, Dirgham mendekat kepada istrinya yang tampak salah tingkah, "Jangan lagi sakit, jaga kesehatan kamu, Ai aku hampir saja frustasi karena kamu sakit lagi, kayak aku gak bisa jagain istri dengen baik," ujar pemuda itu dengan lirih.

"Maaf ini juga kesalahanku, aku lupa makan dan minum vitamin, maaf buat kamu khawatir."

Dirgham menatap lurus iris coklat gadis cantik di depannya, hembusan napasnya semakin dekat dengan wajah Arsyila, saat itu gadis cantik yang tadinya canggung mulai berinisiatif menutup matanya hingga kedua bibir mereka bersentuhan.

Di halaman belakang, Fany tampak heboh, biasanya kalau sudah ada di mansion sepupunya itu bawaannya marah dan juga kesal, namun saat ini dia tampak bahagia dan juga ikut merasakan cinta dari Dirgham untuk istrinya.

"Bagaimana ya kalau semua temanku tahu kalau sepupu kulkasku itu sudah menikah, apa mereka akan main dukun?" monolog Fany yang kini menikmati hidangan di depannya, sebuah puding buah yang tampak enak.

Hingga smua orang mulai melihat ke arah dua orang yang berjalan dengan anggun dan wibawa.

"Wah mereka sangat serasi, seperti bidadari dan dewa yang sedang menuju ke sini," seloroh salah satu ART yang sangat antusias tersebut.

"Jangan di tanya lagi, mereka memang cocok yang satu cantik dan satunya lagi tampan, entah mereka dari bibit premium seperti apa," lanjut salah satu ART manambahi.

"Bibit mereka pasti juga premium nantinya."

"Kalian bahas premium terus, kenapa tidak pakai VIP sekalian," sahut Fany dengan tatapan lucunya.

"Habisnya mereka serasi, Non."

"Aku juga cantik, baik, dan tidak sombong kayak kakak Arsyila," sahut Fany tidak terima.

"Iya kamu juga cantik, kok."

Arsyila mendekat dan duduk di dekat Fany.

"Kakak ipar begitu cantik, pantas saja kulkas dua pintu ini konslet kalau dekat sama kakak, pasti nih fans kak Dirgham akan patah hati," tutur Fany dengan senyum mengembang.

"Jangan bahas wanita ulat bulu itu, teman-temanmu gak ada akhlak semua, pengen mikat orang bajunya ketar, tubuhnya lemak semua mana ada seorang Dirgham harus kencan buta sama tante-tante," ketus pemuda itu dengan bersedekap dada.

"Bukan salahku, aku hanya menjalankan perintah saja, karena kakak gak laku."

"Awas saja kamu Fany, nanti aku bongkar rahasiamu pada Paman dan Bibi," ancam Dirgham dengan senyum menyeringai.

Selesai dengan acara syukuran kecil-kecilan di rumah megahnya, pemuda tampan itu kini duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.

Dirgham memandang langit malam itu dengan beribu kebahagiaan. Arsyila mendekat saat mengetahui suaminya duduk sendirian di sana.

"Boleh aku ikutan gabung?" tanya ramah Arsyila saat mendekat pada suaminya yang begitu sempurna.

"Iya, Ai kemarilah! "

Arsyila menurut, dia mendekati suaminya dan mulai berbincang ringan.

"Besok kita sudah masuk kerja, bagaimana kita...."

Dirgham menatap wajah cantik istrinya, "Aku akan tetap menjadi karyawan magang, Ai bagaimanapun juga ini demi perusahaan Dad juga, yang nantinya akan aku ambil alih saat waktunya sudah siap," terang Dirgham kala melihat Arsyila agak canggung.

"Kalau kamu masih sakit esok hari jangan ke kantor, karena bagaimana pun juga kesehatan kamu lebih penting, Ai."

Dirgham tersenyum lembut, membuat wajah Arsyila tersipu malu.

"Aku sudah baikan, Ai tadi juga sudah dikasih vitamin sama Fany, jadi badanku sudah sangat fit dan segar lagi," jelas Arsyila dengan nada lembut.

"Syukurlah, ini sudah malam, istirahatlah dulu, aku yakin kamu pasti lelah, aku akan ke tempat kerjaku untuk meneruskan pekerjaanku dulu," ujar Dirgham yang ingin beranjak dari duduknya.

"Ai, apakah kamu mau menghindariku?" tanya gadis cantik itu dengan menundukkan wajahnya, terasa panas saat ingin membahas sesuatu berbau 21+.

Dirgham tampak Menyerngit bingung lalu tersenyum, "Aku tidak akan memaksamu, Ai karena aku tahu sesuatu yang dimulai dari paksaan itu tidak baik, aku hanya ingin membuat kamu nyaman ada di sisiku, tetapi jika kamu izinkan kita memulai lembaran baru yang lebih serius, aku tidak menolak dan akan bertanggungjawab penuh dengan semua hal yang ada padamu dan semua kesulitan kamu, Ai," jelas pemuda tampan itu panjang lebar.

Arsyila melihat wajah bercahaya suaminya, "Tuhan tidak pernah salah menakdirkan kita bersama, Ai, aku...."

"Aku kenapa, Ai? Apa sakit lagi?" tanya Dirgham melembut.

"A-Aku siap untuk memberikan hakmu malam ini, Ai."

Kata-kata itu meluncur lancar dari bibir Arsyila, sebenarnya hati Dirgham senang mendengar ucapan istrinya, namun dia jahil dan menggoda Arsyila, "Ai yakin mau memberikan hakku malam ini, besok bakalan gak kerja loh, Ai."

Arsyila tahu tapi memang hal itu wajar dan dia mengangguk mantap sambil memegang erat tangan Dirgham.

"Aku tahu, dan...."

Arsyila berdebar tak karuan, "Dan apa?"

Dirgham menatap wajah cantik istrinya dengan begitu dekat, "Dan mohon pelan karena..."

Dirgham yang gemas dengan ucapan Arsyila yang malu tapi mau tersebut, segera menggendong istrinya dan meletakkan gadis cantik itu dengan lembut di atas ranjang.

"Kita sama-sama pemula, Ai aku juga baru pertama, jadi gak bakal sampai ranjang diterpa angin ribut juga," canda Dirgham membuat Arsyila rileks.

Arsyila sudah menutup matanya, namun Dirgham malah berbisik lembut, "Ai kita sholat sunnah dua rakaat dulu sebelum bercampur, kamu mau 'kan?"

Arsyila yang mau segera berlari ke arah kran khusus untuk berwudhu, dia mulai bersuci dari hadast kecil yang menempel di tubuhnya.

Setelah selesai gantian Dirgham yang mulai mensucikan diri dengen air wudhu. Mereka sama-sama melakukan sholat sunnah dua rakaat sebelum melakukan hubungan suami istri.

Selesai sholat, Dirgham meletakkan telapak tangannya dan mulai berdoa.

"Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa".

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

Arsyila dan Dirgham kini mulai menjalankan ibadahnya setelah selesai berdoa, keduanya sama-sama lelah setelah selesai beribadah di bawah selimut.

Dirgham menuntun Arsyila berdoa sesudah melakukan hubungan suami istri, "Alhamdu lillaahi dzdzii khalaqa minal maa i basyaraa".

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).

"Terimakasih, Ai sudah menjaga kehormatan kamu untukku, sebelum tidur ada baiknya kita bersuci dulu."

"Bersuci?"

Dirgham mengangguk.

"Setelah berdoa, melanjutkan diri melakukan mandi wajib, yakni kegiatan mandi untuk membersihkan diri dari hadas besar akibat telah keluar air mani dari kemaluan disertai nafsu.

"..... Dan jika kamu junub, maka bersucilah (mandilah) Kamu” (QS. Al-Maidah : 6)

"Dari ‘Aisyah ra. Katanya : “Rasulullah apabila hendak (makan atau) tidur, sedang beliau dalam keadaan junub, maka terlebih dahulu beliau membersihkan farji dan berwudhu seperti sholat.” (HR. Bukhari, Muslim)

"Dari ‘Ammar bin Yasir ra. Rasulullah bersabda : “ Tiga hal yang tidak didekati malaikat ialah : mayat orang kafir, orang yang berlebih-lebihan menggunakan minyak wangi dan orang yang junub kecuali setelah wudhu”

Arsyila tersenyjm mendengar penjelasan dari suaminya, "Aku bersyukur mempunyai imam yang bisa membuatku menjadi lebih baik, terimakasih, Ai."

Gadis cantik itu mengecup singkat kening suaminya, lalu memunguti bajunya yang ada di lantai, dirinya segera mandi wajib setelah berhubungan, meskipun agak kesulitan tapi dia tetap berjalan hingga masuk ke dalam kamar mandi, sementara Dirgham memilih untuk melilitkan handuk dan mengganti seprai dan selimut yang sudah tidak bersih lagi.

Selesai Arsyila mandi, Dirgham langsung masuk dan melihat bagaimana Arsyila memperlakukan dirinya, ada rasa bahagia dengan perlakuan kecil istri cantiknya tersebut.

Arsyila dengen sengaja menyiapkan air hangat untuk mandi suaminya setelah dia selesai mandi. Tidak lupa untuk memberikan esensial oil pada air Dirgham agar tubuh suaminya rileks.

Beberapa jam setelah pemuda itu selesai mandi, Dirgham melihat istrinya sudah terlelap di alam mimpi dengan wajah tenangnya.

"Terimakasih untuk semuanya, Ai," bisik Dirgham sambil mengecup singkat kening Arsyila, akhirnya pemuda itupun ikut terlelap dalam mimpi akibat kelelahan.

Esokpun tiba, sebelum adzan subuh Dirgham sudah siap dengan baju koko dan menggelar sajadah, pemuda itu mulai melakukan sholat sunnah fajar sebelum subuh, ditambah lagi dengan membaca ayat suci Al-Quran dengan nada yang begitu indah, membuat Arsyila mengerjapkan mata dan melihat imamnya sedang beribadah.

Ya Tuhan, Engkau memberikan aku makhluk yang begitu sempurna, membuatku malu jika melalaikan tugas-tugas kewajibanku, batin Arsyila yang segera beranjak dari ranjang dan membersihkan diri serta ikut membaca Al-Quran sambil menunggu sholat subuh.

Dirgham yang merasa ada yang mendekati dirinya, menoleh kepada wanita cantik yang sudah memakai mukena.

"Ai terganggu karena aku, ya! Maaf jika aku mengganggu tidurmu, padahal aku nanti ingin membangunkan kamu saat sholat subuh, agar bisa sholat berjamaah," terang Dirgham pada istrinya.

"Aku yang ingin ikut membaca ayat suci, Ai, karena di rumah dulu gak ada yang bisa aku ajak saling tukar baca, aku takut jika bacaanku salah," sahut Arsyila menunduk malu.

"Tidak apa, Ai sekarang kita belajar bareng ya, dan jika aku salah tolong dibenarkan."

Keduanya tampak serius membaca hingga adzan subuh berkumandang.

Dirgham mengimami Arsyila dengan khusuk, keduanya saling meminta kepada Yang Maha Esa agar pasangan mereka tetap setia dan juga seperti ini.

Ketika Dirgham dan Arsyila salaman, ponsel Dirgham berbunyi.

"Aku angkat telepon dulu ya?"

"Iya, Ai."

"Siapa yang telepon? Kenapa wajah suamiku mendadak tegang?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!