Dirgham tampak tenang, sementara lawannya membawa dua teman yang sok berani.
"Kenapa kamu bawa pengawal? Takut terluka? Kalau iya balik saja ke rumah dan cuci kaki, lanjut minum susu, dan terakhir bobo manis, sebelum wajah kamu dan dua teman kamu itu tidak lagi terbentuk," ucap pemuda tampan itu dengan santai.
"Sombong sekali anak magang ini, apa lo tidak bercermin sebelumnya," sahut Dito geram.
"Kenapa jadi aku yang salah, bukannya kalian yang sok jadi langit dan paling tinggi di atas, padahal gak ada apa-apanya sama sekali," sahut Dirgham dengan tenang tanpa rasa takut.
"Kalau begitu kita duel satu lawan tiga," tantang Dito bangga.
Dirgham tertawa keras, nyali lawannya begitu kecil hingga bawa orang lain bersama dirinya.
"Boleh saja, kalau kalah kalian harus keluar dari perusahaan Black Star dan jangan pernah meminta ampunan dariku, apalagi kesempatan, karena kalian sangat tidak ada gunanya, hanya beban perusahaan saja," jelas Dirgham panjang lebar.
Dito CS menyerang Dirgham dengen keroyokan, namun pemuda tampan itu malah menikmati perkelahian kecil dengan menendang dan menghindar, hingga lima buah mobil hitam mewah berhenti tepat di belakang Dirgham.
Sepuluh orang berpakaian hitam turun bersama-sama.
"Maaf Tuan Muda kami terlambat," ucap salah satu orang yang berpenampilan garang tersebut pada Dirgham dan menunduk hormat.
"Kalian ke mana saja? Bukankah sedari tadi aku sudah menghubungi kalian?" tegas Dirgham dengan memasukkan tangannya ke kantong celana.
"Maaf Tuan Muda, kami terlambat."
"Ya sudah kalau begitu, urus sisanya dan bawa motor maticku kembali ke mansion," terang Dirgham dingin, lalu dirinya segera masuk ke dalam mobil dan melakukan kendaraan roda empat itu menjauh dari tempat perkelahian Dirgham dan Dito.
"Siapa kalian, kenapa mengeroyok kami?"
Terdengar nada panik Dito dan dua temannya yang mundur perlahan.
"Kalian sudah mengusik ketenangan Tuan Muda kami, anak semata wayang dari pemilik perusahaan Black Star Corporation," terang bodyguard tersebut dengan aura yang hitam.
"T-Tidak mungkin, dia hanya karyawan magang di perusahaan itu, kalian salah."
Salah satu bodyguard mendekati Dito dan memegang kerah bajunya, "Jangan menyimpulkan seseorang hanya karena menaiki motor matic biasa, Tuan Muda kami memang tidak suka identitas aslinya terbuka, kecuali hanya kepada orang yang dia percayai, jadi terimalah kesalahan fatal kalian."
Setelah mendengar penjelasan bodyguard tersebut Dito CS dikeroyok hingga babak belur, dua orang temannya begitu kecewa dengan sikap yang diambil oleh Dito, mereka bahkan memaki Dito yang sok berkuasa serta sombong, hingga mereka mendapatkan apa yang tidak mereka inginkan.
Dito ditinggal begitu saja oleh temannya karena masalah tadi, mereka berniat untuk meminta maaf pada anak magang yang sebenarnya adalah putra semata wayang perusahaan terkemuka dan juga terbesar di kota tersebut.
Sesampainya di rumah, Dito segera ditampar oleh kedua orang tuanya, mereka kecewa dengan tindakan Dito yang sangat merugikan keluarga.
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan, hah? Kami sudah memberikan apa yang kamu inginkan hingga berhutang tapi apa balasan kamu seperti ini," bentak pria paruh baya yang merupakan ayah dari Dito.
Pemuda yang babak belur itu tidak menjawab, dia hanya diam dan mendengarkan bentakan dan omelan dari orang tuanya. Hingga sebuah tas besar di lempar ke luar dari rumah.
"Pergi kamu dari sini, belajarlah lebih baik di luar sana, jangan pernah kembali kalau belum mengerti kesalahanmu sendiri."
Wajah merah padang orang tuanya tergambar begitu jelas. Ada rasa kecewa di hati mereka saat mengetahui jika anaknya berjalan terlalu jauh hingga masuk ke dalam lubang kesalahan yang besar.
Dito pergi meninggalkan kediaman kedua orang tuanya dengen wajah yang begitu sedih, dia merutuki kebodohannya sendiri hingga menghilang jauh dari rumah kedua orang tuanya.
Wajah sedih dua paruh baya itu masih tergambar jelas di mata Dito. Saat pemuda yang sombong tersebut sudah tidak terlihat lagi, seseorang mulai muncul dari balik pintu.
"Bagus sekali kalian, aku akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan kalian agar tidak bangkrut, ini sebagai balasjst kalian tegas pada anak kalian yang bersalah, namun jika anak kalian nanti pulang dengen keadaan yang berbeda dan sudah berubah terimalah dia dan jangan lupa berikan kasih sayang yang cukup untuk dirinya," jelas Dirgham yang ternyata tidak pulang ke rumah.
"Baik, Nak terima kasih untuk kebaikanmu, kami akan mendidik Dito untuk menjadi pribadi yang lebih baik nantinya."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi untuk pulang."
"Sekali lagu terimakasih untuk bantuannya Nak."
Dirgham tersenyum ramah lalu berjalan hingga tepat di bawah pohon besar, pemuda itu masuk ke dalam mobil dan melaju menuju mansion miliknya.
Sesampainya di mansion megah, Dirgham segera disambut hangat oleh dua orang tuanya.
"Dari mana saja kamu?" ketus Pak Agung menatap tajam putranya.
"Jalan-jalan ketemu sama karyawan Dad yang merugikan perusahaan, ya sudah aku pakai cara tampan dong, main halus tapi bawa bodyguard sekalian, kesal. juga lama-lama ladenin orang sok tinggi padahal cuma tinggi semampai doang," ketus Dirgham yang duduk di sebelah Sukma.
"Semampai?" ulang wanita paruh baya itu dengan kebingungan.
"Semampai, semeter gak sampai," jelas pemuda tampan itu tanpa dosa.
Pak Agung langsung menyemburkan kopinya saat mendengar lawakan sang putra.
"Hati-hati, Dad lihat itu kumisnya ikut terbang," lanjut Dirgham menggoda ayahnya.
"Untuk anak sendiri, sudah tampan, pinter, tapi tengil, dulu Mom ngidam apa sih waktu anak kita masih di dalam perut," keluh pria paruh baya itu pada istrinya.
"Bukannya Dad yang ngidam main bola bekel sama mom, ya begini jadinya anak kita, kayak bola wajahnya, bulet tapi tampan seperti aktor korea yang pemain True Beauty," sahut Sukma dengan berbinar.
"Siapa? Yang jadi ayah pengangguran itu?"
"Hish bukan, yang jadi pemuda yang berantem sama sahabatnya lalu berteman kembali karena menyukai wanita yang sama," terang Sukma dengan bahagia.
"Kalian sibuk sama drakor, sedangkan anaknya disiksa di perusahaan sendiri sebagai anak magang, mana banyak perempuan yang pakaiannya gak lengkap lagi."
"Maksud kamu gimana?" selidik Sukma pada anaknya.
"Ya begitu, Mom, ada yang pakai rok di atas lutut, ada yang pakai baju seksi tapi lemaknya kelihatan semua, ada yang juga pakai riasan yang berlebihan, sepertinya perusahaan Dad cocoknya berubah nama jadi the wonder women deh, karena kagenjenan semua kalau lihat pemuda tampan lewat," jelas Dirgham membuat Sukma melongo.
Detik berikutnya wanita paruh baya itu tertawa keras, lalu menatap tajam suaminya.
"Bereskan karyawan Dad yang bajunya kurang bahan, atau aku sendiri yang akan membereskan mereka semua dengan mengganti pakaian kerja dengan daster," ancam Sukma pada suaminya.
"I-Iya Mom, besok Dad bakal bereskan semua."
Tatapan tajam pria paruh baya itu tidak membuat Dirgham takut malah seakan mengejek.
"Lihat saja besok."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Lina Herlina
hadeeh, dsruh pecat yg gk brpkaian lenkp🤦♀️
2024-03-26
2